Rabu, 30 Juni 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 26 Kebahagiaan yang tertunda

'Ternyata mamang benar kata orang, bahwa bahagia itu tak perlu dengan hal-hal yang mewah. Bahkan kebersamaan seperti ini pun sudah sangat mampu membuatku bahagia. Terimakasih ya Allah atas nikmat mu yang tak henti-henti nya kau curah kan kepada ku, bimbing lah aku dan sertai aku dalam setiap langkahku, lindungi aku dari sifat iri, dengki dan penyakit hati lain nya.' Do'a Fatimah di dalam hati, saat memperhatikan satu per satu orang-orang yang sedang bersama nya.

“Nak kapan kamu kembali ke perusahaan mu yang di sini?” Tanya Mama kepada Ardhan.

“Tidak tau pasti nya kapan Ma, soal nya perusahaan yang di sana belum stabil.” Kata Ardhan menjelaskan. “Tapi Insya Allah secepatnya Ardhan akan menetap di sini lagi, setelah urusan di sana selesai dan bisa Ardhan pantau dari jauh.“ Lanjut Ardhan menjelaskan kepada Mama.

“Kalau perusahaan terus yang diurus bagaimana dan kapan kamu bisa menikah, Mama pengen nimang cucu Ardhan.” Kata Mama sedikit sedih.

“Mama jangan bilang gitu dong, Ardhan juga ngurus perusahaan untuk menghidupi calon mantu Mama dan calon cucu Mama kelak, supaya mereka tidak hidup dengan kekurangan.” Kata Ardhan menjelaskan kepada Mama nya secara lembut sambil memegang tangan Mama nya.

“Iya Mama tahu nak, rumah tangga itu bukan hanya butuh materi saja tapi juga perlu kasih sayang. Percuma banyak harta tapi, tidak ada kehangatan di dalam sebuah keluarga.” Ucap Mama menjelaskan kepada Ardhan sambil mengusap lembut pipi anak nya.

“Iya Ma, insya Allah Ardhan bisa ngasi semuanya, tapi tetap sebatas kemampuan Ardhan, Ma.”

Fatimah dari tadi hanya diam memperhatikan interaksi antara Mama angkat nya dan putra kandung nya. Sedangkan Papa juga hanya diam sambil terus tersenyum bahagia.

Bahagia karna memiliki keluarga yang menurut nya sudah cukup sempurna. Ya cukup ... Karna menurut nya akan terasa lebih sempurna lagi jika Ardhan sudah menikah dan bisa memberi nya seorang cucu atau bahkan lebih dari satu orang cucu.

“Ya Allah tak banyak yang hamba mu ini ingin kan, persatukan lah Ardhan dan Fatimah sebagai pasangan yang halal. Mereka sama-sama perna mengalami kegagalan walau dalam kasus yang berbeda. Ridhoi lah hubungan mereka.” Ucap Papa di dalam hati sambil terus memperhatikan Ardhan dan Fatimah dalam diam nya.

“Nak kapan kau akan kembali ke perusahaan mu yang ada di luar negri?” Tanya Papa pada Ardhan.

“Insyaallah minggu depan Pa, kenapa Pa?” Jawab Ardhan sembari balik bertanya pada Papa nya.

“Berarti masih bisa menyambut bulan ramadhan bersama ya.” Jawab Papa pada Ardhan.

“Insyaallah bisa Pa, kan masih tiga hari lagi menyambut bulan ramadhan.” Kata Ardhan.

Papa hanya tersenyum menanggapi jawaban dari Ardhan.

“Kamu gimana nak?” Tanya Mama pada Fatimah. “Menyambut bulan ramadhan di sini atau pulang ke Palembang?” Tanya Mama lagi kepada Fatimah.

“Fatimah tidak bisa pulang ke Palembang Ma, soal nya masih banyak urusan yang tidak mungkin Fatimah tinggal kan di sini.” Jawab Fatimah.

Fatimah merasa sedih lantaran tidak bisa menyambut bulan ramadhan bersama kedua orang tua nya di kampung halaman, tapi dia tetap tersenyum dengan manis karna dia tidak ingin kesedihan nya tampak di wajah nya.

“Kalau begitu sambut ramadhan nya bersama kita saja ya nak!” Ajak Mama pada Fatimah.

Fatimah tersenyum lalu mengangguk.

“Ya Allah ingin rasa nya aku jadi egois, igin rasa nya aku memiliki semua kebahagiaan ini untuk diri ku. Hilang kan lah rasa takut ku ini ya Allah, rasa takut untuk memulai sebelum mencoba. Ini terlihat sangat manis tapi aku takut ya Allah, aku takut kehilangan di masa lalu akan terulang.” Pikir Fatimah di dalam hati.

“Sekrang sudah di putus kan kalau kita semua akan mengawali ramadhan ini bersama-sama, semoga seterusnya kita akan selalu bersama ya.” Ucap Mama sembari berdo'a.

“Aamiin” Ucap mereka bersamaan.

🌹🌹🌹

“Fatimah akhir pekan ini mau ke mana? Ada acara gak?” Tanya Lisna pada Fatimah yang lagi bersama nya.

“Kayak nya gak kemana-mana deh, soal nya Alif juga lagi liburan sama umi nya. Ada apa emang nya?” Jawab Fatimah sekaligus bertanya kembali pada Lisna.

“Kalau gitu kita jalan-jalan yuk, sekalian kita refresing otak. Udah mumet nih otak gara-gara skripsi!” Kata Lisna sambil memijit tengkuk lehernya yang kata nya pusing.

“Iya boleh, lagipula aku juga tidak ada kegiatan akhir pekan ini.” Jawab Fatimah.

“Oke, nanti kita senang-senang ya. Mau cuci mata sama cowok-cowok ganteng gitu.” Kata Lisna dengan gaya centil yang di buat-buat.

“Emang mau ke mana, kok pake bawa-bawa cowok ganteng. Terus kalau mau cuci mata itu pakai instato bukan cowok ganteng yang kata mu itu.” Tanya Fatimah sambil terus mengingatkan Lisna.

“Iya kalau itu untuk sakit mata, kalau ini mah untuk refresing otak cuma bilang nya cuci mata. Kan tidak lucu liat cowok ganteng tapi bilang nya cuci otak hehehe.” Kata Lisna sambil cengegesan.

“Apa kata mu lah, yang penting jangan ngajak aku nyasar ke hal tidak benar aja.” Kata Fatimah pura-pura kesal pada Lisna.

“Ya jangan ngambek dong, nanti cantik nya hilang loh. Nanti bang Ardhan mu itu tidak mau lagi loh sama kamu.” Goda Lisna sambil mencolek dagu Fatimah.

“Ish apa sih pakai colek-colek segala. Siapa bilang aku ngambek, emang aku bilang aku ngambek?” Tanya Fatimah yang masih memasang muka jutek nya.

“Iya ya kamu menang deh, kamu gak ngambek, kamu yang paling cantik, paling manis dan paling-paling dah.” Kata Lisna sambil terus tersenyum.

“Kamu itu ya mau bujuk atau mau mengejekku?!” Kata Fatimah sambil tersenyum dan menggandeng tangan Lisna.

“Eh jangan gandeng-gandeng udah kayak truk gandeng aja hehehe.” Kata Lisna yang masih terus menggoda Fatimah.

“Ya udah kalau tidak mau, aku mau pergi sendiri saja.” Kata Fatimah sambil melepas gandengan nya dan pergi menjauh.

“Lah dia ngambek beneran, maaf deh aku kan cuma becanda.” Kata Lisna sambil mengejar Fatimah dan langsung merangkul bahu Fatimah.

🌹🌹🌹

*Amal saleh itu akan berbuah kebahagiaan hidup.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَا لِحًـا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَـنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً ۚ وَلَـنَجْزِيَـنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

Man 'amila shooliham ming zakarin au ungsaa wa huwa mu-minung fa lanuhyiyannahuu hayaatang thoyyibah, wa lanajziyannahum ajrohum bi-ahsani maa kaanuu ya'maluun.

“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. An-Nahl 16: Ayat 97)

Bab Berikutnya
Bab Sebelumnya

0 komentar: