Rabu, 18 Agustus 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 30 Kenangan Yang Indah Tapi, Menyakitkan



Dua tahun berlalu, sejak kepulangan ku yang terakhir-kali. Sekarang cita-cita yang aku inginkan telah tercapai, namun … memang benar jodoh, maut, dan rezeki sudah ditentukan oleh yang mahakuasa. 


Tak pernah sekalipun terbayangkan oleh ku. Kedua orang-tua ku pergi untuk selamanya, dalam sebuah kecelakaan. 


Mobil yang kami tumpangi saat itu, menabrak pembatas jalan saat akan mengantar kepulangan ku ke Jakarta. Aku, Alif, dan adik ku selamat dalam kecelakaan tersebut. 


Tetapi, naas kedua orang-tua ku tak terselamatkan, mereka meninggal dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.


Aku menangis.


Tapi, tak lantas membuat ku meratapi kejadian yang sudah di surat kan oleh takdir. Kalau ada yang bertanya 'apakah aku bersedih?' tentu, aku sangat bersedih. 


Sedih … mengapa mereka berpulang dengan cara yang begitu tragis seperti itu?


Sedih … karena merasa mereka terlalu cepat meninggalkan ku dan adik ku.


Sedih ... karena aku belum sempat membahagiakan mereka semasa hidup.


Tapi, pesan yang mereka tinggalkan begitu berkesan di sanubari ini. 


Mereka berpesan … agar aku selalu ikhlas apapun masalah yang akan datang menghampiri ku kelak. 


Karena mereka tak akan selamanya bersama dengan ku. Bertumpu, berkeluh-kesah lah pada Allah, dan jangan pernah menyekutukan-Nya.

Do'a Ibu dan Bapak;

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa

Artinya: "Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil"

🌹🌹🌹


"Assalamu'alaikum, Mbak." 


"Wa'alaikumussalam, kenapa Lin?"


"Klien yang membuat janji dengan kita, sudah datang Mbak. Mereka sudah menunggu di ruang sebelah."


"Oh, ya sudah mari kita menemui mereka." 


Hari ini, aku mulai bekerja lagi seperti biasa setelah libur selama dua hari. Aku bekerja di butik, yang ku kelola sendiri dan tentunya butik ini pemberian dari orang-tua angkat ku. 


Mereka melihat tekad ku yang kuat, mereka juga sudah tau dengan kemampuan ku dalam merancang pakaian.


Tentu aku juga sudah punya pengalaman kerja yang lumayan lama, di salah satu perusahaan fashion, sewaktu masa kuliah dulu.


*Kriet ...


Suara pintu kubuka, kini dihadapan ku sudah ada sepasang kekasih yang akan melakukan fitting baju pengantin.


Mereka langsung berdiri saat melihat kedatangan ku, aku tersenyum ramah pada mereka dan mempersilahkan mereka untuk duduk kembali.


"Konsep apa yang kalian inginkan, untuk gaun pernikahan nya?" tanya ku memulai pembicaraan.


"Kami menginginkan gaun yang sederhana tapi, tetap terlihat elegan Mbak," ungkap calon mempelai wanita. "Acaranya juga bertema garden party. Jadi gaunnya yang nyaman dipakai dan tidak panas," sambungnya lagi.


"Oke, jadi untuk calon mempelai laki-laki apakah ada permintaan khusus?" tanyaku sambil terus mencatat semua permintaan yang mereka ucapkan tadi.


"Kalau untuk saya, saya ingin pakai-an adat Melayu ... tapi, sesuai dipakai dalam tema garden party. Apa bisa seperti itu?" tanya-nya untuk memastikan, aku tersenyum menanggapinya. Walau begitu aku sudah terbayang akan konsep yang pas untuk gaun pengantin mereka.


"Iya bisa," jawabku "mari kita ukur dulu, mas bisa diukur oleh asisten saya dan mbak nya saya yang akan mengukurnya langsung.


Fitting pun berjalan lancar, dua sejoli yang sebentar lagi akan melaksanakan janji suci itu telah pulang. 


Sekarang, aku sudah bisa dibilang sukses. Tapi, sayang kesuksesan ku terasa ada yang kurang karena tanpa kehadiran kedua orang-tua ku. 


Tak terasa dua tahun sudah mereka meninggalkan ku, kecelakaan tragis itu telah merenggut mereka. Kini penyesalan hanya tinggal penyesalan, harapan yang dulu diukir bersama rencana indah kini berubah menjadi angan semata. Benar kita hanya bisa berencana tapi, semuanya hanya Allah yang menentukan.


🌹🌹🌹


Ketika ada pagi, pasti malam sudah menanti. Ketika malam tiba, pagi yang indah akan menyingsing. Begitulah hidup ada terang dan ada gelap. Seolah dengan ciptaan-Nya Allah menunjukkan, kalau semua itu saling berkesinambungan atas seizin-Nya.



Senin, 12 Juli 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 29 Teman Lama

Satu hari sudah Fatimah berada di kampung halamannya. Saat ini dia sedang keluar bersama keluarga nya dan tak sengaja dia bertemu dengan teman lama nya yang sempat mengagumi nya saat dulu.

“Assalamu'alaikum, Fatimah kan?” Tanya seseorang yang memanggil nya.

“Wa'alaikumussalam, iya saya Fatimah.” Jawab Fatimah.

“Kamu masih ingat gak sama aku, yang dulu pernah kamu tolak?!” Kata seseorang itu sambil cengengesan.

Fatimah hanya tersenyum bukan tidak ingat, tapi dia hanya tidak habis pikir kenapa bisa ketemu lagi dengan teman masa remaja nya dulu.

*Ya ini lah takdir Allah karena di dunia ini tak ada yang nama nya kebetulan. Karena setiap pertemuan akan ada perpisahan dan itu lah jalan nya. Saat kita bertemu kembali dengan seseorang di masa lalu itu juga takdir yang sudah ditentukan dalam garis hidup kita.

“Kamu sama siapa ke sini, sendiri aja ya?!” Tanya seseorang itu, tapi di jawab sendiri oleh nya.

“Tidak, aku sama kedua orang tua ku dan juga anak ku, tapi mereka lagi main di Timezone. Aku ijin ingin keliling tadi.” Jawab Fatimah. menjelaskan pada seseorang tersebut.

“Oh ku kira tadi kamu sendiri.”

“Tidak kok.” Jawab Fatimah sambil tersenyum.

“Gimana kalo kita makan bareng, sebagai perayaan pertemuan kita ini.” Tawar seseorang itu.

“Oke, tapi aku mau ngabarin orang tua ku dulu. Supaya setelah main mereka bisa menyusul.” Ucap Fatimah pada teman nya itu.

“Oh ya kata nya waktu itu kamu mau menikah?” Tanya Fatimah. “Mana istri mu?” Tanya Fatimah lagi.

“Aku batal menikah dan sampai saat ini aku masih sendiri.” Kata seseorang itu dengan sedikit murung, tapi dia berusaha supaya tidak terlihat sedih di hadapan Fatimah.

“Oh, maaf kalau pertanyaan ku tadi lancang dan membuat kamu kembali sedih.” Ucap Fatimah menyesal.

“Tak apa, aku cuma takut untuk memulai kembali, aku merasa sudah kalah. Tapi di dalam hati aku cuma bisa berharap suatu saat nanti ada seseorang yang bisa membenahi hidup ku, udah itu aja.” Kata Ihsan sambil tersenyum kecut. Ya seseorang tersebut adalah Ihsan orang yang pernah jatuh hati pada Fatimah, tapi hanya dalam diam. Karena menurut nya dia akan ikut bahagia kalau orang yang dia kagumi bahagia. Walaupun bahagia itu tak semudah mengucapkan nya.

“Semoga harapan yang di iringi dengan do'a yang tulus akan terkabul kan, Aamiin.” Ucap Fatimah tulus. 

“Aamiin.” Kata Ihsan mengamini ucapan Fatimah.

“Untuk saat ini, ku biarkan diri ku kotor-sekotor nya.” Kata Ihsan sambil tertunduk menahan rasa perih yang tiba-tiba menghampiri.

“Ya, semoga pada saat nya nanti ku do'a kan, akan ada titik balik yang lebih indah tuk diri mu.” Ucap Fatimah berusaha menguatkan perasaan taman nya itu.

“Terima kasih.” Ucap nya senduh.

“Sama-sama.” Ucap Fatimah. “Penyesalan itu tak akan pernah datang di awal, itu juga bukan sekedar kata-kata, tapi mempunyai makna yang mendalam.” Sambung Fatimah menjelaskan.

Ihsan hanya tersenyum getir mengigat nasib nya yang menurut nya kurang beruntung.

“Ku ikhlas kan hidup ku tertiup angin.” Kata Ihsan sambil mendogak ke atas dan mengusap wajah nya. Fatimah tersenyum sebelum menanggapi ucapan Ikhsan.

“Aku juga tak sebaik dan sebijak yang orang-orang sangkah.” Ucapan Fatimah jujur. Ikhsan pun tersenyum samar sebelum menanggapi ucapan Fatimah.

“Aku biarkan diri ku, sampai ku tak sadar bahwa diri ku sudah tertiup ke arah yang kumuh.” Lanjut Ihsan seakan mensyairkan kisah hidup nya dalam sebuah kata kiasan.

“Aku juga berlumur dosa, setiap orang pasti pernah berbuat dosa dan terjebak dalam hal dosa.”Ucap Fatimah.

“Dan aku masih terjebak di kubangan dosa.” Kata Ihsan menjawab perkataan Fatimah sambil tertunduk.

“Perlahan tuntunlah hati untuk menuju jalan yang lebih baik.”Ucap Fatimah bijak. “Pasti ada masa nya kita akan bahagia, terus lah bersyukur atas nikmat yang kau terima selama ini.” Sambung Fatimah menasehati teman nya itu.

“Terima kasih Fatimah, kamu telah mau mendengar kan keluh kesah ku, orang bilang aku hebat dan aku mempunyai kemampuan, tapi orang tak pernah tahu betapa hancur nya hati ku saat itu, sekarang pun aku masih merasa lemah terhadap masa lalu ku.” Kata Ihsan.

“Tenangkan dirimu, tuntun lah hati mu supaya kau tidak kembali terjerumus lagi pada hal-hal yang merugikan kan.“ Ucap Fatimah.

“Hem... Insyaallah aku akan berusaha untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi.” Ucap Ihsan.

“Insyaallah aamiin.” Jawab Fatimah.

🌹🌹🌹

Satu minggu berlalu dari terakhir Fatimah bertemu dengan Ihsan. Dan hari ini Fatimah dan keluarga merayakan hari kemenangan umat islam. Ya hari raya idul fitri, yang di lalui Fatimah dengan penuh suka cita. Bagaimana tidak ini adalah lebaran pertama Fatimah yang di lalui nya tanpa seorang suami. Walau begitu dia sudah sangat bahagia karena masih bisa berlebaran bersama keluarga nya.

🌹🌹🌹

*Allah SWT memberi pahala umat Muslim lewat berbagai pintu, termasuk amalan-amalan yang sunnah. Begitu pula dalam Sunnah Idul Fitri.

Berikut Sunnah Idul Fitri yang bernilai ibadah menurut Ustadz M Mubasysyaryum Bih.
Sholat Idul Fitri
*Mandi
*Menghidupi malam Idul Fitri dengan ibadah
*Memperbanyak bacaan takbir
*Makan sebelum berangkat Sholat Idul Fitri
*Berjalan kaki menuju tempat sholat
*Membedakan rute pergi dan pulang tempat Sholat Idul Fitri.
*Berhias
Tahniah atau memberi ucapan selamat

*Hari Raya Idul Fitri: Sejarah, Keutamaan, dan Maknanya dalam Islam.

*Pertama, awal mula dilaksanakannya hari raya Idul Fitri pada tahun ke-2 Hijriah. Saat itu bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin dalam perang badar. Kemenangan itu menjadi sejarah bahwa di balik perayaan Idul Fitri ada histeria dan perjuangan para sahabat untuk meraih kemenangan dan menjayakan Islam. Oleh karenanya, setelah kemenangan diraih umat Islam, secara tidak langsung mereka merayakan dua kemenangan, yaitu kemenangan atas dirinya yang telah berhasil berpuasa selama satu bulan, dan kemenangan dalam perang badar.

*Kedua, sebelum Islam datang, kaum Arab jahiliyah mempunyai dua hari raya yang dirayakan dengan sangat meriah. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa asal-usul disyariatkannya hari raya ini tidak lepas dari tradisi orang jahiliyah yang mempunyai kebiasaan khusus untuk bermain dalam dua hari, yang kemudian dua hari itu oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diganti menjadi hari yang lebih baik, dan perayaan yang lebih baik pula, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Rasulullah ﷺ bersabda: عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى Artinya, “Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad ﷺ datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha” (HR Abu Dawud & an-Nasa'i)

🌹🌹🌹

Rabu, 07 Juli 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 28 Pulang Kampung Part. 2

“Eh abang belum tua loh kamu juga kan masih muda. Ya walau pun status kita sudah bukan remaja lagi.” Jawab Ardhan sambil tersenyum ke arah Fatimah.

“Ya udah ayo kita beli gembok nya dulu.” Ajak Fatimah.

Ardhan hanya tersenyum dan mengikuti langkah Fatimah. Dia merasa begitu senang karna Fatimah ingin menuruti kemauan nya.

🌹🌹🌹

“Ah akhirnya sampai juga kita ke rumah.” Kata Lisna sambil rebahan di kamar Fatimah. Ya sekarang Lisna sedang berada di apartemen Fatimah karna tadi meraka pulang bersama Ardhan.

“Eh, oh ya gimana tadi? Kayak nya kalian masang gembok cinta ya?” Tanya Lisna beruntun.

“Iya tapi hanya buat senang-senang aja, aku juga tidak percaya sama yang gituan.” Kata Fatimah menjawab pertanyaan Lisna.

“Tapi tadi kayak nya ada seorang wanita yang memperhatikan kalian dengan raut wajah yang tak bersahabat gitu.” Kata Lisna kembali duduk sambil menopang dagu menghadap Fatimah yang duduk di depaneja rias nya.

“Ah hanya perasaan mu saja itu.” Kata Fatimah mengelak dan tersenyum supaya Lisna berhenti kepo.
“Tapi tadi..” Belum selesai Lisna bicara udah dipotong oleh Fatimah.

“Emang kamu lihat dia nyamperin atau berinteraksi dengan kami gitu?” Tanya Fatimah lagi.

“Ya gak sih, tapi arah pandangan nya tu ke kalian.” Kata Lisna setengah bergumam tapi masih bisa terdengar oleh Fatimah.

“Udah ah yuk kita bersih-bersih dulu.” Ajak Fatimah.

🌹🌹🌹

Hari ini adalah hari senin, di hari ini Fatimah, mama Ratih, papa Wijaya dan Ardhan berkumpul untuk persiapan puasa ramadhan hari pertama di besok pagi. Mereka melakukan aktivasi masing-masing, Fatimah dan Ardhan kebagian tugas belanja. Mereka membeli kebutuhan yang akan di perlukan saat puasa esok hari.

“Nak, kamu belanja ya biar di temanin abang mu!” Perintah mama Ratih. “Dan ini daftar belanjaan yang harus di beli ya sayang.” Tambah mama Ratih sambil menyodorkan nota belanjaan.

“Iya ma, tapi bang Ardhan mana ma?” Tanya Fatimah yang tidak melihat Ardhan.

“Oh di kamar nya mungkin, sebentar mama panggil kan dulu.” Ucap mama Rianti sambil berlalu pergi.

Mama Rianti turun bersama Ardhan dan langsung menghampiri Fatimah yang masih berdiri di tempat nya semula.

🌹🌹🌹

Fatimah selesai berbelanja dan mereka sedang menuju pulang ke rumah, tapi sebelum pulang Ardhan mengajak nya mempir ke salah satu restoran dan sekaligus melaksanakan shalat di musola yang ada di restoran tersebut.

“Fatimah kita mampir makan siang dulu ya sekalian melaksanakan shalat dzuhur.” Ajak Ardhan kepada Fatimah yang hanya di jawab angguan oleh nya.

Mereka sampai di restoran yang dintuju. Sebelum makan mereka melaksanakan ibadah sholat dzuhur terlebih dahulu karna sudah masuk waktu dzuhur. Selesai melaksanakan ibadah sholat dzuhur mereka langsung menuju meja yang sudah mereka pesan sebelum melakukan shalat tadi.

Mareka selesai menyantap hidangan yang berada di hadapan mereka tanpa melakukan banyak pembicaraan, mereka hanya berbicara setelah makan itu pun cuma ajakan untuk pulang.

Sekarang mereka sudah sampai di halaman rumah orang tua Ardhan. Ardhan langsung menurun kan barang-barang yang sudah meraka beli tadi. Di bantu oleh Fatimah dan asisten rumah tangga orang tua Ardhan.

“Assalamu'alaikum” Ucap mereka bersamaan saat berada di depan pintu.

“Wa'alaikumussalam, kalian sudah pulang? Gimana belanja nya ada semua kan yang mama catet tadi? ” Tanya mama Ratih.

“Sudah mama tenang saja, semua nya ada kok. Kan Fatimah yang belanja pasti ada semua lah.” Jawab Ardhan yang di tanggapi senyuman yang manis dari Fatihah.

“Ya mama yakin kok, kalau nyuruh Fatimah yang belanja pasti beres deh.” Kata mama Ratih sambil mengacungkan jempol nya kepada Fatimah.

“Ma, Ardhan ke kamar dulu ya, mau mandi gerah abis dari luar tadi.” Kata Ardhan dan berlalu pergi.

“Iya sayang. ” Kata mama Ratih menjawab perkataan Ardhan!.??

🌹🌹🌹
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan begitu lah yang telah terjadi. Tak terasa bulan Ramadhan yang mereka lalui telah sampai di awal penghujung bulan.

Fatimah masih terus melanjutkan aktifitas nya seperti biasa sedang kan Ardhan sudah berada di Negara orang untuk menyelesaikan tugas di perusahaan baru nya.

Hari ini Fatimah berniat pulang ke kampung halaman nya. Tak lupa pula dia mengajak Alif anak nya untuk pulang bersama nya.

Sedangkan Fahril dan Humaira memilih merayakan lebaran mereka di rumah mereka sendiri.

Fatimah dan Alif sudah sampai di bandara di antar oleh papa Wijaya dan mama Ratih.

“Hati-hati di jalan ya nak, semoga perjalanan kalian lancar sampai ke tujuan. Titip salam tu ibu dan bapak mu. Eh bapak atau abah nak, mama lupa.” Ucap mama Ratih sembari bertanya.

“Sebenarnya sih abah, ma. Tapi berhubung adek ku sering salah sebut abah menjadi bapak ya jadi dua-duanya di pakai sampai saat ini.” Ucap Fatimah menjelaskan.

“Oalah jadi gitu toh nak, mama kira mama aja yang gagal fokus.” Ucap mama Ratih sambil tersenyum.

“Alif hati-hati ya sayang, titip salam buat kakek dan nenek mu disana.” Ucap papa Wijaya sambil mengusap kepala Alif, yang di balas anggukan oleh Alif.

Fatimah dan Alif berangkat ke bandara tanpa di antar oleh Fahril ataupun Humaira di karna kan anak mereka yang lagi kurang enak badan.

Tak terasa sudah dua jam perjalanan akhir nya meraka sampai di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Mereka sudah di tunggu oleh kedua orang tua Fatimah di sana.

“Assalamu'alaikum nak” Kata abah.

Wa'alaikumussalam abah” Jawab Fatimah sambil sungkem pada kedua orang tua nya.

“Alif sini sayang sama nenek, nenek kangen sama Alif, Alif kangen tidak sama nenek?” Tanya Ibu Fatimah.

“Kangen lah nek, kan nenek wanita tercantik ke dua setelah ammi.” Kata Alif polos sambil tersenyum girang.

“Aduh cucu ku sudah besar ternyata dan sekarang bisa ngegombalin nenek juga ternyata. Awas nenek punya nya kakek loh jangan di embat.” Ucap abah sembari tersenyum bangga pada cucu nya.

“Ih apaan si abah, jangan ngomong gitu sama cucu yang masih kecil tidak baik.” Tegur ibu Fatimah yang hanya di balas senyuman oleh abah.

Fatimah sangat bahagia, hal-hal yang kecil seperti ini pun mampu membuat nya tersenyum bahagia. Karna menurut nya kebahagiaan itu tak harus dengan barang-barang mewah dan berharga.

“Ayo nak kita pulang sekarang, kamu pasti capek abis perjalanan jauh dan Alif juga kayak nya sudah ngantuk tu.” Kata ibu mengajak mereka semua untuk pulang.

🌹🌹🌹

Hai para reader's makasih banyak sudah mampir. Makasih juga untuk dukungan kalian selama ini.
Apalah arti nya diri ku sebagian seorang penulis tanpa kalian yang membaca. Aku cuma menyalurkan hobi ku saja kalian senang alhamdulillah, tapi kalau tidak aku tak kan memaksa kalian untuk suka. Semat kan lah like kalian walau kalian tak ingin membaca nya. Satu like sangat berharga bagi saya seorang penulis amatir ini.

Sekali lagi saya ucap kan terima kasih 😘💕🙏
makasih banyak banyak.

Jodohku Milik Orang Bab. 27 Gembok Cinta

“Eh jangan gandeng-gandeng udah kayak truk gandeng aja hehehe.” Kata Lisna yang masih terus menggoda Fatimah.

“Ya sudah kalau tidak mau, aku mau pergi sendiri saja.” Kata Fatimah sambil melepas gandengan nya dan pergi menjauh.

“Lah dia ngambek beneran, maaf deh aku kan cuma becanda.” Kata Lisna sambil mengejar Fatimah dan langsung merangkul bahu Fatimah.

🌹🌹🌹

Hari yang mereka janjikan telah tiba. Mereka pergi ke salah satu tempat wisata yang tak terlalu jauh dari ibu kota. Mereka bersenang-senang dan Lisna tetap dengan tingkah nyeleneh nya.

“Uh akhirnya sampai juga, kita mau ke mana dulu ni?” Tanya Lisna pada Fatimah.

“Ya ampun Lisna, yang ngajak ke sini kan kamu, tapi malah kamu balik nanya ke aku, ya aku mana tau lah mau ke mana. Yang sering ke sini kan kamu bukan aku.” Kata Fatimah yang merasa sedikit heran pada sahabatnya yang satu ini.

“Ya kali aja kamu mau ke mana gitu hehehe.” Kata Lisna sambil cengegesan.

“Ya aku nurut kamu aja lah.” Jawab Fatimah.

“Bener nih mau nurut?” Goda Lisna.

“Iya Lisna, asal jangan yang aneh-aneh aja.” Jawab Fatimah cepat.

“Oh ya kamu tahu gak sekarang kita berada dimana?” Tanya Lisna pada Fatimah.

“Tahu sih, kalo tidak salah ini nama nya pulau tidung ya?!” Jawab Fatimah sedikit ragu karna dia tidak pernah datang ke sini. Ini kali pertama dia datang ke pulau ini.

“Ya tepat banget sekarang kita lagi berada di pulau tidung, pulau ini banyak spot menarik loh, terus memang kekinian dan instagramable banget.” Kata Lisna penuh dengan semagat.

Ya, mereka sekarang lagi berada di pulau tidung kepulauan seribu yang terletak di wilayah kepulauan seribu selatan, yang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam perjalanan dari pelabuhan kaliadem muara angke jakarta dan 1 jam perjalanan dari pelabuhan marina ancol, punya tempat-tempat wisata yang keren dan kekinian. Pastinya cocok banget buat anda yang hobi berswafoto.

“Lisna kamu sering ya datang ke sini? Sama siapa kalau datang ke sini?” Tanya Fatimah secara beruntun.

“Kamu ini nanya udah kayak mau nodong kata-kata aja.” Jawab Lisna dengan wajah kesal yang di buat-buat.

“Alah tidak usah pasang muka kayak gitu, tak akan mempan sama aku. Yang mempan kau gituin yang belum kenal sama kau Lisna.” Kata Fatimah yang tak terlalu menanggapi tingkah Lisna. “Udah cepat jawab pertanyaan ku tadi!” Sambung Fatimah sambil memerintah Lisna untuk bicara.

“Hehehe memang kau yang paling mengenal ku setelah orang tua ku.” Jawab Lisna sambil cengegesan. “Ya aku udah tiga kali ke sini sama teman laki-laki ku alias mantan pacar ku.” Kata Lisna memberi tahu Fatimah. “Puas kan dengan jawaban ku, udah jangan nanya lagi yuk kita cari spot yang paling menarik.” Kata Lisna sambil menarik tangan Fatimah.

Mereka pun berkeliling dan tak lupa mereka juga berswafoto. Secara tak sengaja Fatimah memandang seorang lelaki yang dia kenal sedang berdua dan laki-laki itu bersama seorang wanita yang kelihatan akrab.

Fatimah tidak menyahut saat Lisna memanggilnya, karna terlalu fokus memandang laki-laki dan perempuan tersebut.

“Eh lihat apa si Fatimah, kayak nya serius amat.” Kata Lisna sambil menepuk punggung Fatimah dengan lembut.

“Em itu.” Tunjuk Fatimah pada seorang laki-laki yang dari tadi di lihat nya. Lisna pun mengarahkan pandangan nya ke arah yang di tunjuk Fatimah.

“Emang siapa dia, kayak nya kamu kenal banget sama si laki-laki nya.” Tanya Lisna yang mulai jiwa kepo nya bangkit.

“Dia itu bang Ardhan, abang angkat ku. Anak dari orang tua angkat ku.” Jelas Fatimah ke pada Lisna.

“Udah, yuk kita samperin. Dari pada mati penasaran mending mati dengan tahu segala nya.” Ucap Lisna asal.

“Ih kamu ya, kok ngomong nya ngasal gitu sih ucapan itu adalah doa loh, jadi bicara lah yang baik, tapi kalau tidak bisa lebih naik kau diam.”
Kata Fatimah menasehati Lisna.

“Udah ah jangan banyak bicara, ayo kita samperin kayak nya Abang, mu itu tidak nyaman sama wanita itu.” Ajak Lisna dan lagi-lagi tangan Fatimah dia tarik dengan sesuka hati nya.

“Lisna tangan ku jangan di tarik-ulur kenapa!?”
Kata Fatimah yang membuat Lisna tak mengerti atas ucapan apa yang di maksud tarik ulur.

“Kayak hati aja neng di tarik ulur, seperti hati mu ya yang tak dapat kepastian oleh Abang ganteng itu.” Kata Lisna sambil melepas kan cekalan tangan nya pada Fatimah.

“Apa sih Lisna, ayo kita lanjut jalan.” Kata Fatimah yang tak ingin menanggapi ucapan Lisna.

“Ya udah ayok, tapi kalau ketemu Abang gimana ni?” Goda Lisna pada Fatimah. Sedangkan Fatimah hanya cuek.

Mereka berjalan-jalan menyusuri setiap spot yang ada di antara nya yang mereka kunjungi adalah, jembatan cinta, dermaga cinta, gembok cinta, mahligai cinta, taman cinta dan yang terakhir saung sunset.

“Kenapa nama nya cinta-cintaan semua sih, jiwa jomblo ku kan jadi meronta-ronta.” Ucap Lisna yang terkesan lebay.

“Ya mana ku tahu, datang aja baru kali ini. Kau yang sering datang aja tidak tahu apalagi aku.” Jawab Fatimah menanggapi ucapan Lisna.

Saat mereka sedang di gembok cinta, Fatimah bertemu Ardhan tapi sekarang Ardhan sudah sendirian.

“Assalamu'alaikum Fatimah.” Sapa Ardhan kepada Fatimah.

“Wa'alaikumussalam Bang, kok sendiri Bang, wanita yang bersama Abang tadi mana?” Kata Fatimah sambil celingak celinguk mencari seseorang.

“Cari siapa Fatimah?” Tanya Ardhan ke pada Fatimah.

“Abang ngpain ke sini?” Tanya Fatimah balik.

Bukan nya menjawab Fatimah malah balik bertanya.

“Ngurusi kerjaan tadi setelah selesai ada teman ngajakin ke sini jadi Abang ikut aja, sekalian penasaran juga sama pulau tidung ini. Siapa tau nanti Abang terinspirasi jadi ingin buat tempat wisata juga kan.” Jawab Ardhan.

“Fatimah, aku ke toilet bentar ya kebelet nih.” Kata Lisna yang sengaja memberikan waktu untuk mereka berdua.

“Iya, jangan lama-lama ya!” Kata Fatimah mengizinkan.

Lisna pun pergi menjauh dari mereka berdua sambil senyum-senyum tak jelas.

“Fatimah, kita kan sudah di sini gimana kalau kita ikut seru-seruan. Kita beli gembok yuk sekalian kalau kita beli gembok di sini akan membantu para warga juga. Ya bukan percaya sama istilah gembok cinta cuma abang ingin membuat kenangan saja di pulau ini kan mumpung udah di sini walau kita tidak pergi bersama.” Kata Ardhan panjang lebar, sebenarnya Ardhan bisa bicara panjang lebar begini hanya ke pada orang tua nya dan Fatimah kalau kepada orang lain dia lebih banyak diam.

“Udah kayak muda mudi aja Bang.” Jawab Fatimah sambil tersenyum.

“Eh Abang belum tua loh kamu juga kan masih muda. Ya walau pun status kita sudah bukan remaja lagi.” Jawab Ardhan sambil tersenyum ke arah Fatimah.

“Ya udah ayo kita beli gembok nya dulu.” Ajak Fatimah.

Ardhan hanya tersenyum dan mengikuti langkah Fatimah. Dia merasa begitu senang karna Fatimah ingin menuruti kemauan nya.

🌹🌹🌹

*Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَا تَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
qul ing kungtum tuhibbuunalloha fattabi'uunii yuhbibkumullohu wa yaghfir lakum zunuubakum, wallohu ghofuurur rohiim

"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 31)

*Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَّخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَا جًا 
wa kholaqnaakum azwaajaa

"Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan,"
(QS. An-Naba' 78: Ayat 8)

Rabu, 30 Juni 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 26 Kebahagiaan yang tertunda

'Ternyata mamang benar kata orang, bahwa bahagia itu tak perlu dengan hal-hal yang mewah. Bahkan kebersamaan seperti ini pun sudah sangat mampu membuatku bahagia. Terimakasih ya Allah atas nikmat mu yang tak henti-henti nya kau curah kan kepada ku, bimbing lah aku dan sertai aku dalam setiap langkahku, lindungi aku dari sifat iri, dengki dan penyakit hati lain nya.' Do'a Fatimah di dalam hati, saat memperhatikan satu per satu orang-orang yang sedang bersama nya.

“Nak kapan kamu kembali ke perusahaan mu yang di sini?” Tanya Mama kepada Ardhan.

“Tidak tau pasti nya kapan Ma, soal nya perusahaan yang di sana belum stabil.” Kata Ardhan menjelaskan. “Tapi Insya Allah secepatnya Ardhan akan menetap di sini lagi, setelah urusan di sana selesai dan bisa Ardhan pantau dari jauh.“ Lanjut Ardhan menjelaskan kepada Mama.

“Kalau perusahaan terus yang diurus bagaimana dan kapan kamu bisa menikah, Mama pengen nimang cucu Ardhan.” Kata Mama sedikit sedih.

“Mama jangan bilang gitu dong, Ardhan juga ngurus perusahaan untuk menghidupi calon mantu Mama dan calon cucu Mama kelak, supaya mereka tidak hidup dengan kekurangan.” Kata Ardhan menjelaskan kepada Mama nya secara lembut sambil memegang tangan Mama nya.

“Iya Mama tahu nak, rumah tangga itu bukan hanya butuh materi saja tapi juga perlu kasih sayang. Percuma banyak harta tapi, tidak ada kehangatan di dalam sebuah keluarga.” Ucap Mama menjelaskan kepada Ardhan sambil mengusap lembut pipi anak nya.

“Iya Ma, insya Allah Ardhan bisa ngasi semuanya, tapi tetap sebatas kemampuan Ardhan, Ma.”

Fatimah dari tadi hanya diam memperhatikan interaksi antara Mama angkat nya dan putra kandung nya. Sedangkan Papa juga hanya diam sambil terus tersenyum bahagia.

Bahagia karna memiliki keluarga yang menurut nya sudah cukup sempurna. Ya cukup ... Karna menurut nya akan terasa lebih sempurna lagi jika Ardhan sudah menikah dan bisa memberi nya seorang cucu atau bahkan lebih dari satu orang cucu.

“Ya Allah tak banyak yang hamba mu ini ingin kan, persatukan lah Ardhan dan Fatimah sebagai pasangan yang halal. Mereka sama-sama perna mengalami kegagalan walau dalam kasus yang berbeda. Ridhoi lah hubungan mereka.” Ucap Papa di dalam hati sambil terus memperhatikan Ardhan dan Fatimah dalam diam nya.

“Nak kapan kau akan kembali ke perusahaan mu yang ada di luar negri?” Tanya Papa pada Ardhan.

“Insyaallah minggu depan Pa, kenapa Pa?” Jawab Ardhan sembari balik bertanya pada Papa nya.

“Berarti masih bisa menyambut bulan ramadhan bersama ya.” Jawab Papa pada Ardhan.

“Insyaallah bisa Pa, kan masih tiga hari lagi menyambut bulan ramadhan.” Kata Ardhan.

Papa hanya tersenyum menanggapi jawaban dari Ardhan.

“Kamu gimana nak?” Tanya Mama pada Fatimah. “Menyambut bulan ramadhan di sini atau pulang ke Palembang?” Tanya Mama lagi kepada Fatimah.

“Fatimah tidak bisa pulang ke Palembang Ma, soal nya masih banyak urusan yang tidak mungkin Fatimah tinggal kan di sini.” Jawab Fatimah.

Fatimah merasa sedih lantaran tidak bisa menyambut bulan ramadhan bersama kedua orang tua nya di kampung halaman, tapi dia tetap tersenyum dengan manis karna dia tidak ingin kesedihan nya tampak di wajah nya.

“Kalau begitu sambut ramadhan nya bersama kita saja ya nak!” Ajak Mama pada Fatimah.

Fatimah tersenyum lalu mengangguk.

“Ya Allah ingin rasa nya aku jadi egois, igin rasa nya aku memiliki semua kebahagiaan ini untuk diri ku. Hilang kan lah rasa takut ku ini ya Allah, rasa takut untuk memulai sebelum mencoba. Ini terlihat sangat manis tapi aku takut ya Allah, aku takut kehilangan di masa lalu akan terulang.” Pikir Fatimah di dalam hati.

“Sekrang sudah di putus kan kalau kita semua akan mengawali ramadhan ini bersama-sama, semoga seterusnya kita akan selalu bersama ya.” Ucap Mama sembari berdo'a.

“Aamiin” Ucap mereka bersamaan.

🌹🌹🌹

“Fatimah akhir pekan ini mau ke mana? Ada acara gak?” Tanya Lisna pada Fatimah yang lagi bersama nya.

“Kayak nya gak kemana-mana deh, soal nya Alif juga lagi liburan sama umi nya. Ada apa emang nya?” Jawab Fatimah sekaligus bertanya kembali pada Lisna.

“Kalau gitu kita jalan-jalan yuk, sekalian kita refresing otak. Udah mumet nih otak gara-gara skripsi!” Kata Lisna sambil memijit tengkuk lehernya yang kata nya pusing.

“Iya boleh, lagipula aku juga tidak ada kegiatan akhir pekan ini.” Jawab Fatimah.

“Oke, nanti kita senang-senang ya. Mau cuci mata sama cowok-cowok ganteng gitu.” Kata Lisna dengan gaya centil yang di buat-buat.

“Emang mau ke mana, kok pake bawa-bawa cowok ganteng. Terus kalau mau cuci mata itu pakai instato bukan cowok ganteng yang kata mu itu.” Tanya Fatimah sambil terus mengingatkan Lisna.

“Iya kalau itu untuk sakit mata, kalau ini mah untuk refresing otak cuma bilang nya cuci mata. Kan tidak lucu liat cowok ganteng tapi bilang nya cuci otak hehehe.” Kata Lisna sambil cengegesan.

“Apa kata mu lah, yang penting jangan ngajak aku nyasar ke hal tidak benar aja.” Kata Fatimah pura-pura kesal pada Lisna.

“Ya jangan ngambek dong, nanti cantik nya hilang loh. Nanti bang Ardhan mu itu tidak mau lagi loh sama kamu.” Goda Lisna sambil mencolek dagu Fatimah.

“Ish apa sih pakai colek-colek segala. Siapa bilang aku ngambek, emang aku bilang aku ngambek?” Tanya Fatimah yang masih memasang muka jutek nya.

“Iya ya kamu menang deh, kamu gak ngambek, kamu yang paling cantik, paling manis dan paling-paling dah.” Kata Lisna sambil terus tersenyum.

“Kamu itu ya mau bujuk atau mau mengejekku?!” Kata Fatimah sambil tersenyum dan menggandeng tangan Lisna.

“Eh jangan gandeng-gandeng udah kayak truk gandeng aja hehehe.” Kata Lisna yang masih terus menggoda Fatimah.

“Ya udah kalau tidak mau, aku mau pergi sendiri saja.” Kata Fatimah sambil melepas gandengan nya dan pergi menjauh.

“Lah dia ngambek beneran, maaf deh aku kan cuma becanda.” Kata Lisna sambil mengejar Fatimah dan langsung merangkul bahu Fatimah.

🌹🌹🌹

*Amal saleh itu akan berbuah kebahagiaan hidup.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَا لِحًـا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَـنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً ۚ وَلَـنَجْزِيَـنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

Man 'amila shooliham ming zakarin au ungsaa wa huwa mu-minung fa lanuhyiyannahuu hayaatang thoyyibah, wa lanajziyannahum ajrohum bi-ahsani maa kaanuu ya'maluun.

“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. An-Nahl 16: Ayat 97)

Jodohku Milik Orang Bab. 25 Kebahagiaan tak terduga

“Iya Fatimah, abang mengerti. Jika itu keinginan mu akan abang turuti.” Kata Ardhan memaklumi keinginan Fatimah. “Oh ya InsyaAllah minggu depan abang akan pergi lagi ke perusaan abang yang ada di luar negri karna perusaan abang yang di sana belum benar-benar stabil.” Lanjut Ardhan lagi.

“Kalau abang pergi lagi, terus perusahaan abang yang di sini bagaimana?” Tanya Fatimah kepada Ardhan.

“Kalau masalah perusahaan sudah di urus papa dan asisten pribadi aku” jelas Ardhan kepada Fatimah.

“Oh, berarti aman dong bakal tidak terlalu kepikiran sama yang ada di sini.” Ucap Fatimah yang terdengar ambigu bagi yang mendengar, tapi berbeda dengan Fatimah sendiri. Dia hanya membicarakan tentang perusahaan yang akan di tinggal kan Ardhan.

“Eh kata siapa bakal tidak kepikiran yang ada di sini.” Kata Ardhan kepada Fatimah.

“Lah bukan nya tadi... Abang bilang perusahaan udah di urus oleh papa dan asisten nya abang ya?!” Kata Fatimah yang binggung dengan ucapan Ardhan.

“Ya kalau masalah itu memang sudah di urus tapi yang di hati abang kan belum!” Kata Ardhan sambil tersenyum ke arah Fatimah dan kembali fokus ke arah jalan yang mereka lalui.

“Hati abang? Memang nya hati abang sakit ya, kalau gitu ayo kita periksa ke dokter?!” Kata Fatimah yang terlihat binggung sekaligus cemas dengan keadaan Ardhan.

“Siapa bilang abang sakit?!”

“Terus abang bilang masalah hati tadi apa?”

“Tapi kan abang tidak bilang kalau hati abang sakit.”

“Iya sih.” Ucap Fatimah pelan, dia merasa malu atas prasangka nya tadi.

Ardhan melirik ke arah Fatimah lalu tersenyum tanpa di ketahui oleh Fatimah.

“Maksud abang yang di hati abang itu ya kamu Fatimah, abang khawatir saat abang pergi akan ada laki-laki lain yang berhasil mendapatkan hati kamu.” Ardhan menghembuskan nafas pelan. “Sedangkan abang tidak bisa berbuat apa-apa karna keadaan yang memisahkan kita.”

“Yakin lah atas kehendak Allah bang. Kalau kita berjodoh insyaallah kita akan di persatu kan dalam ikatan pernikahan, tapi jika kita tidak berjodoh mau sekeras atau sekuat apapun keinginan kita untuk bersatu pasti tak kan berakhir indah Bang.” Fatimah tersenyum kepada Ardhan. “Karna tak ada apapun yang bisa melawan kehendak Allah bang. Berserah diri lah kepada Nya dan berdoa hanya ke pada Nya.” Ucap Fatimah tulus dan serius.

Fatimah hanya berdo'a di dalam hati supaya dia dan Ardhan bisa mendapatkan jodoh yang terbaik. Yang bisa menua bersama, melalui suka, duka dan terus berlanjut sampai ke surga nya Allah.

Sedangkan Ardhan dia selalu berdo'a supaya bisa berjodoh dengan Fatimah. Walaupun tidak berjodoh dia berharap mereka bisa bahagia dengan pasangan masing-masing kelak.

Tidak terasa mereka sudah sampai di rumah orang tua Ardhan.

“Kamu tunggu dulu ya, jangan turun dulu biar abang yang buka kan pintu nya.” Perintah Ardhan kepada Fatimah yang hanya di tanggapi dengan senyuman manis nya.

Ya Allah bang jangan terlalu begini juga, aku memang berharap kau adalah jodoh ku kelak, tapi aku takut untuk bahagia karna keadaan ku di masa lalu. Ku berharap kau bisa mendapatkan jodoh yang terbaik.” Fatimah berkata di dalam hati sambil terus memperhatikan Ardhan yang sedang mengitari mobil untuk membuka kan nya pintu mobil.

“Ayo silahkan turun my princess.” Ucap Ardhan menggoda Fatimah.

Fatimah tersenyum mendengar ucapan Ardhan tapi tetap tidak membuat nya membawa perasaan mendengar itu semua.

“Bukan princess nya abang, tapi princess nya orang tua Fatimah, bang.” Jawab Fatimah sambil tersenyum.

“Ya sekarang masih milik orang tua kamu, tapi insyaallah nanti akan menjadi milik abang.” Ucap Ardhan lembut.

Lagi-lagi Fatimah hanya tersenyum. Dia tidak ingin menjawab atau pun melanjutkan pembicaraan ini.

Mereka berdua sudah sampai di depan pintu rumah orang tua Ardhan.

Tok... tok... tok...

Cklek...

Suara pintu terbuka, ternyata yang membuka pintu adalah sang Mama.

“Assalamu'alaikum Ma.” Ucap Fatimah dan Ardhan berbarengan.

“Wa'alaikumusalam, eh kalian udah sampai. Ayo kita masuk kebetulan Mama lagi masak.” Ucap Mama kepada mereka berdua.

Mereka masuk ke dalam beriringan. Fatimah ikut Mama ke dapur sedang kan Ardhan langsung pergi ke ruang kerja nya untuk menemui sang Papa.

“Papa di mana Ma?” Tanya Ardhan kepada Mama nya.

“Papa mu lagi di ruang kerja, lagi memeriksa berkas-berkas yang di bawahnya dari kantor tadi.” Kata Mama menjelaskan kepada Ardhan.

“Oh ya sudah Ardhan mau lihat papa dulu ya ma, abang tinggal dulu ya Fatimah.” Ardhan pun berlalu pergi ke ruang kerja.

“Fatimah bantuin Mama aja yuk, kan jarang-jarang kita bisa berduaan gini.”

“Ok siap Ma laksanakan.” Ucap Fatimah sambil mengangkat tangan seperti prajurit yang sedang hormat.

“Kamu ini, Mama kan bukan komandan militer pake hormat gituan.” Ucap Mama sambil mencubit hidung Fatimah.

“Aduh Mama nanti hidung ku pesek loh.” Kata Fatimah mendramatisir keadaan sambil mengusap hidung nya yang di cubit tadi.

“Alah tidak usah terlalu mendramatisir, yang ada hidung kamu tambah mancung bukan nya pesek.” Ucap Mama tersenyum menanggapi ucapan Fatimah.

Sedangkan yang di jahili cuma bisa tersenyum.

“Sudah ah, yuk kita lanjut masak kalau gini terus yang ada nanti tidak jadi masak, malahan jadi delivery kita.” Kata Mama sambil tersenyum dan mengambil beberapa bahan yang akan mereka masak.

🌹🌹🌹

Mereka makan malam bersama dalam diam, karna begitu lah peraturan yang mereka terapkan. Tidak ada yang bicara saat sedang makan, saat setelah makan mereka baru berbicara walau masih di meja makan.

Dengan begitu suasana akan menjadi tambah hangat dan akrab. Selesai makan mereka berbincang-bincang sebentar dan beralih ke ruang keluarga.

Fatimah duduk di samping Mama sambil terus berbincang-bincang. Sedang kan Ardhan sekali-kali memperhatikan interaksi antara Mama nya dan Fatimah yang kelihatan seperti ibu dan anak kandung.

Fatimah, seandainya aku dan kamu bisa bersatu maka kebahagiaan itu bukan cuma milik kita berdua melainkan milik orang-orang yang juga menyayangi kita. Aku selalu berdo'a pada Allah supaya kita berjodoh, tapi seandainya tidak berjodoh ku harap ku bisa merelakan mu dengan yang lain. Pikir Ardhan sambil terus memerhatikan Fatimah dan mama nya.

“Ternyata mamang benar kata orang, bahwa bahagia itu tak perlu dengan hal-hal yang mewah. Bahkan kebersamaan seperti ini pun sudah sangat mampu membuat ku bahagia. Terimakasih ya Allah atas nikmat mu yang tak henti-henti nya kau curah kan kepada ku. Terus bimbing lah aku dan sertai aku dalam setiap langkahku, lindungi aku dari sifat iri, dengki dan penyakit hati lain nya.”  Do'a Fatimah di dalam hati, saat memperhatikan satu per satu orang-orang yang sedang bersama nya.

🌹🌹🌹

*Bersyukur setiap saat

Happiness will never come to those who fail to appreciate what they already have. Say Alhamdulillah in every moment of life.

Kebahagiaan tidak akan pernah mendatangi mereka yang tidak bisa menghargai apa yang sudah mereka miliki. Ucapkanlah syukur Alhamdulillah setiap saat.

*Amalan paling dicintai

The best of all deeds is that you bring happiness to your Muslim brother, pay off his debt or feed him bread. – Hadits.

Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membahagiakan saudara sesama muslim, mengangkat kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. – Hadis.

*Tiga hal

Happiness is attained by three things: 1) being patient when tested, 2) being thankful when receiving a blessing, and 3) being repentant upon sinning. – Ibnu Qayyim.

Kebahagiaan bisa dicapai dengan tiga hal: 1) sabar saat diuji, 2) bersyukur saat mendapat nikmat, dan 3) bertaubat saat berbuat dosa. – Ibnu Qayyim

*Ingin bahagia

A boy said to a man: “I want happiness.” The man said: “Remove ‘I’, that is your ego. Remove ‘want’, that is your desire. And what remains is happiness.” – Yasmin Mogahed

Seorang anak lelaki berkata kepada seorang pria: “Aku ingin bahagia.” Orang itu berkata: ” Hapus kata ‘aku’, karena itu adalah egomu. Hapus kata ‘ingin’, karena itu adalah keinginanmu. Maka yang tersisa adalah bahagia.” – Yasmin Mogahed

🌹🌹🌹

Jodohku Milik Orang Bab. 24 Pertemuan Kembali

“Tapi, dia itu orang yang baik loh.”

“Aku tau, tapi dia bukan orang yang di kirim kan Allah untuk ku. Aku yakin atas hal itu, kalau pun kami berjodoh yakin lah Allah pasti akan mempersatukan kami dengan cara apa pun, tapi kalau kami tidak berjodoh maka Allah juga akan menjauh kan kami dengan cara yang di kehendaki-Nya.”

Dret... dret... dret... HP Fatimah berbunyi

📱“Halo assalamu'alaikum Ma.”

📲 “Wa'alaikumussalam, nak hari ini kamu pulang ke rumah ya!”

📱“Ada apa Ma?”

📲 “Soal nya hari ini abang mu pulang, sekalian kita makan malam bersama.”

📱“Ya ma, Insya Allah Fatimah pulang.”

📲 “Kamu pulang pukul berapa nak?”

📱“Pukul empat sore Ma, nanti sepulang kuliah Fatimah akan langsung pulang ke rumah Mama.”

📲 “Ya, nanti abang mu yang akan jemput kamu”

📱“Eh... tidak usah Ma, bang Ardhan pasti capek baru pulang dari perjalanan jauh kok udah disuruh jemput Fatimah.”

📲 “Ya tidak apa lah nak, kan jemput calon istri pasti semagat dia.”

📱“Ah Mama apaan sih, becanda nya tidak lucu.”

📲 “Eh nih anak, Mama itu tidak bercanda. Kamu dan Ardhan kan tidak ada hubungan darah, ya jadi bisa lah kalian berdua menikah.”

📱“Kita bahas nanti aja ya Ma, soal nya Fatimah ada mata kuliah lagi. Habis mata kuliah ini Fatimah akan langsung pulang.”

📲 “Ya udah, pulang nya nanti hati-hati ya sayang”

📱“Kan Fatimah pulang di jemput bang Ardhan.”

📲 “Cie anak Mama ngarep ni ya?”

📱“Em bukan gitu Ma, eh udah dulu ya Ma assalamu'alaikum.”

📲 “Wa'alaikumusalam.”

Telpon pun terputus, Fatimah masih merasa malu dengan perkataan-nya barusan tapi, berbeda dengan lawan bicara nya. Yang merasa sangat bahagia karena mendengar ucapan Fatimah barusan, ia merasa lucu mendangar Fatimah yang malu-malu pada-nya.

“Siapa yang telpon?” Tanya Lisna kepada Fatimah.

“Orang tua angkat ku.” Jawab Fatimah cepat.

“Ekhem orang tua angkat atau calon mertua ...,” Goda Lisna kepada Fatimah.

“Apaan sih,” Kata Fatimah acuh.

“Sudah tidak usah malu, kalo seandainya kalian memang berjodoh gimana? Aku tidak keberatan kok kalau kalian nikah toh kalian udah saling kenalkan dan lagi kedua orangtua kalian juga sudah saling bertemu.” Kata Lisna panjang lebar. 

“Ya walau pun aku masih jomblo aku tidak akan iri. Tapi, tetap sih jiwa kepo ku harus diberi makan he-he-he.”

“Dasar tukang kepo, tapi kalau seandainya aku dan bang Ardhan berjodoh aku juga tidak akan menolak. Karena aku akan menerima takdir yang sudah ditentukan oleh Allah untuk ku.”

“Cie ... ada yang ngarap nih.” Goda Lisna lagi ke pada Fatimah.

“Sekali-kali ngarap juga tidak apa-apa kali.”

“Beneran loh ngarap gitu supaya bisa nikah sama bang Ardhan loh itu?!”

'Aduh kenapa sih harus ngomong kayak gitu tadi. Udah tau nih orang yang paling kepo, dasar nih mulut kadang susah di kondisi kan.' Kata Fatimah dalam hati sambil mengusap-ngusap kening nya yang mendadak gatal.

“Lah kok diam, tuh kan tidak bisa jawab berarti bener nih ngarap jadi istri abang Ardhan mu itu.”

'Iyain aja deh biar diam ni anak.' Kata Fatimah di dalam hati.

“Iya— ngarap banget malahan. Udah yuk kita masuk jam istirahat nya udah habis nih," ajak Fatimah sambil menarik tangan Lisna.

“Iya ibu ustazah yang cantik.”

'Nah kalo nurut gini kan enak, tapi kalo jiwa kepo nya bangkit ya Allah ... rasa nya ingin ku jahit nih mulut orang kalo tidak ingat dosa.' Kata Fatimah di dalam hati.

Ya akhir-akhir ini Fatimah sering bicara dalam hati saat di dekat Lisna. Kalo tidak begitu bisa gawat pikir nya secara Lisna kan kepo banget orang nya.

🌹🌹🌹

Saat ini Fatimah dan Lisna sudah selesai dengan mata kuliah mereka. Tanpa Fatimah sadari ternyata Ardhan sudah menunggu nya di depan gerbang kampus.

“Fatimah mau bareng gak, sekalian nanti ku antar kau pulang?”

“Tidak, hari ini aku tidak pulang ke apartemen.” Tolak Fatimah kepada Lisna.

“Oh iya ya, kamu kan pulang ke rumah calon mertua he-he-he.”

“Iya ya sesuka hatimu saja lah.” Jawab Fatimah malas

“He-he-he udah jangan ngambek, aku duluan ya kamu hati-hati di jalan. Kalau ada apa-apa hubungi aku ya!"

“Peduli juga ternyata.” Jawab Fatimah sambil tersenyum.

“Iya dong kita kan sahabat.”

“Iya sahabat ku yang super kepo, kamu juga hati-hati jangan ngebut.”

“Siap ustazah.” Kata Lisna sambil mengangkat tangan seperti prajurit yang sedang hormat.

Fatimah berjalan menuju gerbang kampus, tapi dia terkejut saat melihat sosok laki-laki yang di kenal nya. Hati nya tiba-tiba merasa aneh, ada perasaan senang tapi tidak bisa mengungkapkan nya.

Sedangkan orang yang di lihat Fatimah tadi sudah tersenyum saat melihat Fatimah sedang berjalan ke arah nya. Dia merasa senang karna bisa melihat Fatimah setelah beberapa tahun tidak berjumpa. Bukan karna dia pergi menjauh dari Fatimah, tapi karna ada salah satu perusahaan nya di luar negri yang baru berdiri dan perlu penanganan khusus dari nya.

“Assalamu'alaikum Fatimah.”

“Wa'alaikumusalam, abang sudah lama nungguin di sini? Tanya Fatimah ke pada Ardhan.

“Baru kok, baru juga lima belas menit. Mau selama apa pun juga insyaallah akan abang tunggu, apa lagi kalau Fatimah mau abang jadikan istri.” Kata Ardhan seperti menggoda tapi kenyataan nya dia menyuarakan isi hati nya.

Sedangkan Fatimah yang mendengar ucapan Ardhan, perasaan nya menjadi tidak menentu. Antara berharap akan kebahagiaan tapi takut akan kegagalan yang perna dia rasakan.

Dia mencoba ikhlas dengan apa yang terjadi, tapi ikhlas bukan sekedar kata-kata yang hanya gampang untuk di ucap kan. Melaikan prasaan yang sulit untuk di terap kan.

“Sudah yuk bang, kita berangkat saja sekarang.” Kata Fatimah mengalihkan pembicaraan karna dia merasa canggung dengan topik pembicaraan yang di angkat Ardhan.

“Ya sudah, silahkan masuk calon istri.” Kata Ardhan sambil membukakan pintu mobil nya.

“Apaan sih bang, bercanda nya tidak lucu.” Kata Fatimah merasa malu mendengar ucapan Ardhan.

“Siapa yang bercanda, abang serius ini. Cuma kamu nya aja yang belum bisa membuka hati.” Kata Ardhan sambil menutup kembali pintu mobil nya dan dia mengitari mobil nya untuk masuk ke dalam mobil.

“Abang tu serius ingin menjadi kan kamu istri abang. Abang sudah lama memikirkan ini, sudah dua tahun sejak terakhir kita bertemu.” Lanjut Ardhan sungguh-sunghuh sambil melajukan mobil nya.

“Jadi cerita nya abang ngelamar Fatimah nih, tidak romantis nih si abang masak ngelamar di dalam mobil gini.”Jawab Fatimah berusaha menutupi rasa gugup dan malu nya.

“Jadi ingin di lamar secara romantis nih, kalau abang sudah melakukan lamaran romantis satu minggu setelah lamaran kita langsung nikah loh.” Kata Ardhan jadi tambah serius.

“Tidak gitu juga si bang, Fatimah belum siap untuk memulai hubungan serius. Fatimah masih ingin menjalani kesendirian ini, ingin menikmati waktu seperti ini dulu.” Kata Fatimah sambil tertunduk lesu. “Maaf kalau kata-kata Fatimah menyakiti hati abang, tapi Fatimah sungguh-sungguh.”Sambung Fatimah lagi.

“Apa kamu tidak ingin menikah dan memulai membina keluarga baru lagi?” Kata Ardhan kepada Fatimah.

“Aku masih ingin menikah bang dan masih ingin membina hubungan serius seperti keluarga pada umum nya, tapi hanya belum siap saja untuk memulai hubungan tersebut. Beri Fatimah waktu bang, InsyaAllah jika berjodoh kita pasti akan di mempersatukan oleh Nya, tapi jika kita tidak berjodoh sekuat apa pun keinginan kita ingin bersatu, pasti akan terpisah juga karna belum berjodoh.” Kata Fatimah berusaha memberi pengertian ke pada Ardhan.

“Iya Fatimah, abang mengerti. Jika itu keinginan mu akan abang turuti.” Kata Ardhan memaklumi keinginan Fatimah. “Oh ya InsyaAllah minggu depan abang akan pergi lagi ke perusaan abang yang ada di luar negri karna perusaan abang yang di sana belum benar-benar stabil.” Lanjut Ardhan lagi.

“Kalau abang pergi lagi, terus perusahaan abang yang di sini bagaimana?” Tanya Fatimah kepada Ardhan.

🌹🌹🌹