Rabu, 18 Agustus 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 30 Kenangan Yang Indah Tapi, Menyakitkan



Dua tahun berlalu, sejak kepulangan ku yang terakhir-kali. Sekarang cita-cita yang aku inginkan telah tercapai, namun … memang benar jodoh, maut, dan rezeki sudah ditentukan oleh yang mahakuasa. 


Tak pernah sekalipun terbayangkan oleh ku. Kedua orang-tua ku pergi untuk selamanya, dalam sebuah kecelakaan. 


Mobil yang kami tumpangi saat itu, menabrak pembatas jalan saat akan mengantar kepulangan ku ke Jakarta. Aku, Alif, dan adik ku selamat dalam kecelakaan tersebut. 


Tetapi, naas kedua orang-tua ku tak terselamatkan, mereka meninggal dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.


Aku menangis.


Tapi, tak lantas membuat ku meratapi kejadian yang sudah di surat kan oleh takdir. Kalau ada yang bertanya 'apakah aku bersedih?' tentu, aku sangat bersedih. 


Sedih … mengapa mereka berpulang dengan cara yang begitu tragis seperti itu?


Sedih … karena merasa mereka terlalu cepat meninggalkan ku dan adik ku.


Sedih ... karena aku belum sempat membahagiakan mereka semasa hidup.


Tapi, pesan yang mereka tinggalkan begitu berkesan di sanubari ini. 


Mereka berpesan … agar aku selalu ikhlas apapun masalah yang akan datang menghampiri ku kelak. 


Karena mereka tak akan selamanya bersama dengan ku. Bertumpu, berkeluh-kesah lah pada Allah, dan jangan pernah menyekutukan-Nya.

Do'a Ibu dan Bapak;

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa

Artinya: "Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil"

🌹🌹🌹


"Assalamu'alaikum, Mbak." 


"Wa'alaikumussalam, kenapa Lin?"


"Klien yang membuat janji dengan kita, sudah datang Mbak. Mereka sudah menunggu di ruang sebelah."


"Oh, ya sudah mari kita menemui mereka." 


Hari ini, aku mulai bekerja lagi seperti biasa setelah libur selama dua hari. Aku bekerja di butik, yang ku kelola sendiri dan tentunya butik ini pemberian dari orang-tua angkat ku. 


Mereka melihat tekad ku yang kuat, mereka juga sudah tau dengan kemampuan ku dalam merancang pakaian.


Tentu aku juga sudah punya pengalaman kerja yang lumayan lama, di salah satu perusahaan fashion, sewaktu masa kuliah dulu.


*Kriet ...


Suara pintu kubuka, kini dihadapan ku sudah ada sepasang kekasih yang akan melakukan fitting baju pengantin.


Mereka langsung berdiri saat melihat kedatangan ku, aku tersenyum ramah pada mereka dan mempersilahkan mereka untuk duduk kembali.


"Konsep apa yang kalian inginkan, untuk gaun pernikahan nya?" tanya ku memulai pembicaraan.


"Kami menginginkan gaun yang sederhana tapi, tetap terlihat elegan Mbak," ungkap calon mempelai wanita. "Acaranya juga bertema garden party. Jadi gaunnya yang nyaman dipakai dan tidak panas," sambungnya lagi.


"Oke, jadi untuk calon mempelai laki-laki apakah ada permintaan khusus?" tanyaku sambil terus mencatat semua permintaan yang mereka ucapkan tadi.


"Kalau untuk saya, saya ingin pakai-an adat Melayu ... tapi, sesuai dipakai dalam tema garden party. Apa bisa seperti itu?" tanya-nya untuk memastikan, aku tersenyum menanggapinya. Walau begitu aku sudah terbayang akan konsep yang pas untuk gaun pengantin mereka.


"Iya bisa," jawabku "mari kita ukur dulu, mas bisa diukur oleh asisten saya dan mbak nya saya yang akan mengukurnya langsung.


Fitting pun berjalan lancar, dua sejoli yang sebentar lagi akan melaksanakan janji suci itu telah pulang. 


Sekarang, aku sudah bisa dibilang sukses. Tapi, sayang kesuksesan ku terasa ada yang kurang karena tanpa kehadiran kedua orang-tua ku. 


Tak terasa dua tahun sudah mereka meninggalkan ku, kecelakaan tragis itu telah merenggut mereka. Kini penyesalan hanya tinggal penyesalan, harapan yang dulu diukir bersama rencana indah kini berubah menjadi angan semata. Benar kita hanya bisa berencana tapi, semuanya hanya Allah yang menentukan.


🌹🌹🌹


Ketika ada pagi, pasti malam sudah menanti. Ketika malam tiba, pagi yang indah akan menyingsing. Begitulah hidup ada terang dan ada gelap. Seolah dengan ciptaan-Nya Allah menunjukkan, kalau semua itu saling berkesinambungan atas seizin-Nya.



Senin, 12 Juli 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 29 Teman Lama

Satu hari sudah Fatimah berada di kampung halamannya. Saat ini dia sedang keluar bersama keluarga nya dan tak sengaja dia bertemu dengan teman lama nya yang sempat mengagumi nya saat dulu.

“Assalamu'alaikum, Fatimah kan?” Tanya seseorang yang memanggil nya.

“Wa'alaikumussalam, iya saya Fatimah.” Jawab Fatimah.

“Kamu masih ingat gak sama aku, yang dulu pernah kamu tolak?!” Kata seseorang itu sambil cengengesan.

Fatimah hanya tersenyum bukan tidak ingat, tapi dia hanya tidak habis pikir kenapa bisa ketemu lagi dengan teman masa remaja nya dulu.

*Ya ini lah takdir Allah karena di dunia ini tak ada yang nama nya kebetulan. Karena setiap pertemuan akan ada perpisahan dan itu lah jalan nya. Saat kita bertemu kembali dengan seseorang di masa lalu itu juga takdir yang sudah ditentukan dalam garis hidup kita.

“Kamu sama siapa ke sini, sendiri aja ya?!” Tanya seseorang itu, tapi di jawab sendiri oleh nya.

“Tidak, aku sama kedua orang tua ku dan juga anak ku, tapi mereka lagi main di Timezone. Aku ijin ingin keliling tadi.” Jawab Fatimah. menjelaskan pada seseorang tersebut.

“Oh ku kira tadi kamu sendiri.”

“Tidak kok.” Jawab Fatimah sambil tersenyum.

“Gimana kalo kita makan bareng, sebagai perayaan pertemuan kita ini.” Tawar seseorang itu.

“Oke, tapi aku mau ngabarin orang tua ku dulu. Supaya setelah main mereka bisa menyusul.” Ucap Fatimah pada teman nya itu.

“Oh ya kata nya waktu itu kamu mau menikah?” Tanya Fatimah. “Mana istri mu?” Tanya Fatimah lagi.

“Aku batal menikah dan sampai saat ini aku masih sendiri.” Kata seseorang itu dengan sedikit murung, tapi dia berusaha supaya tidak terlihat sedih di hadapan Fatimah.

“Oh, maaf kalau pertanyaan ku tadi lancang dan membuat kamu kembali sedih.” Ucap Fatimah menyesal.

“Tak apa, aku cuma takut untuk memulai kembali, aku merasa sudah kalah. Tapi di dalam hati aku cuma bisa berharap suatu saat nanti ada seseorang yang bisa membenahi hidup ku, udah itu aja.” Kata Ihsan sambil tersenyum kecut. Ya seseorang tersebut adalah Ihsan orang yang pernah jatuh hati pada Fatimah, tapi hanya dalam diam. Karena menurut nya dia akan ikut bahagia kalau orang yang dia kagumi bahagia. Walaupun bahagia itu tak semudah mengucapkan nya.

“Semoga harapan yang di iringi dengan do'a yang tulus akan terkabul kan, Aamiin.” Ucap Fatimah tulus. 

“Aamiin.” Kata Ihsan mengamini ucapan Fatimah.

“Untuk saat ini, ku biarkan diri ku kotor-sekotor nya.” Kata Ihsan sambil tertunduk menahan rasa perih yang tiba-tiba menghampiri.

“Ya, semoga pada saat nya nanti ku do'a kan, akan ada titik balik yang lebih indah tuk diri mu.” Ucap Fatimah berusaha menguatkan perasaan taman nya itu.

“Terima kasih.” Ucap nya senduh.

“Sama-sama.” Ucap Fatimah. “Penyesalan itu tak akan pernah datang di awal, itu juga bukan sekedar kata-kata, tapi mempunyai makna yang mendalam.” Sambung Fatimah menjelaskan.

Ihsan hanya tersenyum getir mengigat nasib nya yang menurut nya kurang beruntung.

“Ku ikhlas kan hidup ku tertiup angin.” Kata Ihsan sambil mendogak ke atas dan mengusap wajah nya. Fatimah tersenyum sebelum menanggapi ucapan Ikhsan.

“Aku juga tak sebaik dan sebijak yang orang-orang sangkah.” Ucapan Fatimah jujur. Ikhsan pun tersenyum samar sebelum menanggapi ucapan Fatimah.

“Aku biarkan diri ku, sampai ku tak sadar bahwa diri ku sudah tertiup ke arah yang kumuh.” Lanjut Ihsan seakan mensyairkan kisah hidup nya dalam sebuah kata kiasan.

“Aku juga berlumur dosa, setiap orang pasti pernah berbuat dosa dan terjebak dalam hal dosa.”Ucap Fatimah.

“Dan aku masih terjebak di kubangan dosa.” Kata Ihsan menjawab perkataan Fatimah sambil tertunduk.

“Perlahan tuntunlah hati untuk menuju jalan yang lebih baik.”Ucap Fatimah bijak. “Pasti ada masa nya kita akan bahagia, terus lah bersyukur atas nikmat yang kau terima selama ini.” Sambung Fatimah menasehati teman nya itu.

“Terima kasih Fatimah, kamu telah mau mendengar kan keluh kesah ku, orang bilang aku hebat dan aku mempunyai kemampuan, tapi orang tak pernah tahu betapa hancur nya hati ku saat itu, sekarang pun aku masih merasa lemah terhadap masa lalu ku.” Kata Ihsan.

“Tenangkan dirimu, tuntun lah hati mu supaya kau tidak kembali terjerumus lagi pada hal-hal yang merugikan kan.“ Ucap Fatimah.

“Hem... Insyaallah aku akan berusaha untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi.” Ucap Ihsan.

“Insyaallah aamiin.” Jawab Fatimah.

🌹🌹🌹

Satu minggu berlalu dari terakhir Fatimah bertemu dengan Ihsan. Dan hari ini Fatimah dan keluarga merayakan hari kemenangan umat islam. Ya hari raya idul fitri, yang di lalui Fatimah dengan penuh suka cita. Bagaimana tidak ini adalah lebaran pertama Fatimah yang di lalui nya tanpa seorang suami. Walau begitu dia sudah sangat bahagia karena masih bisa berlebaran bersama keluarga nya.

🌹🌹🌹

*Allah SWT memberi pahala umat Muslim lewat berbagai pintu, termasuk amalan-amalan yang sunnah. Begitu pula dalam Sunnah Idul Fitri.

Berikut Sunnah Idul Fitri yang bernilai ibadah menurut Ustadz M Mubasysyaryum Bih.
Sholat Idul Fitri
*Mandi
*Menghidupi malam Idul Fitri dengan ibadah
*Memperbanyak bacaan takbir
*Makan sebelum berangkat Sholat Idul Fitri
*Berjalan kaki menuju tempat sholat
*Membedakan rute pergi dan pulang tempat Sholat Idul Fitri.
*Berhias
Tahniah atau memberi ucapan selamat

*Hari Raya Idul Fitri: Sejarah, Keutamaan, dan Maknanya dalam Islam.

*Pertama, awal mula dilaksanakannya hari raya Idul Fitri pada tahun ke-2 Hijriah. Saat itu bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin dalam perang badar. Kemenangan itu menjadi sejarah bahwa di balik perayaan Idul Fitri ada histeria dan perjuangan para sahabat untuk meraih kemenangan dan menjayakan Islam. Oleh karenanya, setelah kemenangan diraih umat Islam, secara tidak langsung mereka merayakan dua kemenangan, yaitu kemenangan atas dirinya yang telah berhasil berpuasa selama satu bulan, dan kemenangan dalam perang badar.

*Kedua, sebelum Islam datang, kaum Arab jahiliyah mempunyai dua hari raya yang dirayakan dengan sangat meriah. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa asal-usul disyariatkannya hari raya ini tidak lepas dari tradisi orang jahiliyah yang mempunyai kebiasaan khusus untuk bermain dalam dua hari, yang kemudian dua hari itu oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diganti menjadi hari yang lebih baik, dan perayaan yang lebih baik pula, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Rasulullah ﷺ bersabda: عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى Artinya, “Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad ﷺ datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha” (HR Abu Dawud & an-Nasa'i)

🌹🌹🌹

Rabu, 07 Juli 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 28 Pulang Kampung Part. 2

“Eh abang belum tua loh kamu juga kan masih muda. Ya walau pun status kita sudah bukan remaja lagi.” Jawab Ardhan sambil tersenyum ke arah Fatimah.

“Ya udah ayo kita beli gembok nya dulu.” Ajak Fatimah.

Ardhan hanya tersenyum dan mengikuti langkah Fatimah. Dia merasa begitu senang karna Fatimah ingin menuruti kemauan nya.

🌹🌹🌹

“Ah akhirnya sampai juga kita ke rumah.” Kata Lisna sambil rebahan di kamar Fatimah. Ya sekarang Lisna sedang berada di apartemen Fatimah karna tadi meraka pulang bersama Ardhan.

“Eh, oh ya gimana tadi? Kayak nya kalian masang gembok cinta ya?” Tanya Lisna beruntun.

“Iya tapi hanya buat senang-senang aja, aku juga tidak percaya sama yang gituan.” Kata Fatimah menjawab pertanyaan Lisna.

“Tapi tadi kayak nya ada seorang wanita yang memperhatikan kalian dengan raut wajah yang tak bersahabat gitu.” Kata Lisna kembali duduk sambil menopang dagu menghadap Fatimah yang duduk di depaneja rias nya.

“Ah hanya perasaan mu saja itu.” Kata Fatimah mengelak dan tersenyum supaya Lisna berhenti kepo.
“Tapi tadi..” Belum selesai Lisna bicara udah dipotong oleh Fatimah.

“Emang kamu lihat dia nyamperin atau berinteraksi dengan kami gitu?” Tanya Fatimah lagi.

“Ya gak sih, tapi arah pandangan nya tu ke kalian.” Kata Lisna setengah bergumam tapi masih bisa terdengar oleh Fatimah.

“Udah ah yuk kita bersih-bersih dulu.” Ajak Fatimah.

🌹🌹🌹

Hari ini adalah hari senin, di hari ini Fatimah, mama Ratih, papa Wijaya dan Ardhan berkumpul untuk persiapan puasa ramadhan hari pertama di besok pagi. Mereka melakukan aktivasi masing-masing, Fatimah dan Ardhan kebagian tugas belanja. Mereka membeli kebutuhan yang akan di perlukan saat puasa esok hari.

“Nak, kamu belanja ya biar di temanin abang mu!” Perintah mama Ratih. “Dan ini daftar belanjaan yang harus di beli ya sayang.” Tambah mama Ratih sambil menyodorkan nota belanjaan.

“Iya ma, tapi bang Ardhan mana ma?” Tanya Fatimah yang tidak melihat Ardhan.

“Oh di kamar nya mungkin, sebentar mama panggil kan dulu.” Ucap mama Rianti sambil berlalu pergi.

Mama Rianti turun bersama Ardhan dan langsung menghampiri Fatimah yang masih berdiri di tempat nya semula.

🌹🌹🌹

Fatimah selesai berbelanja dan mereka sedang menuju pulang ke rumah, tapi sebelum pulang Ardhan mengajak nya mempir ke salah satu restoran dan sekaligus melaksanakan shalat di musola yang ada di restoran tersebut.

“Fatimah kita mampir makan siang dulu ya sekalian melaksanakan shalat dzuhur.” Ajak Ardhan kepada Fatimah yang hanya di jawab angguan oleh nya.

Mereka sampai di restoran yang dintuju. Sebelum makan mereka melaksanakan ibadah sholat dzuhur terlebih dahulu karna sudah masuk waktu dzuhur. Selesai melaksanakan ibadah sholat dzuhur mereka langsung menuju meja yang sudah mereka pesan sebelum melakukan shalat tadi.

Mareka selesai menyantap hidangan yang berada di hadapan mereka tanpa melakukan banyak pembicaraan, mereka hanya berbicara setelah makan itu pun cuma ajakan untuk pulang.

Sekarang mereka sudah sampai di halaman rumah orang tua Ardhan. Ardhan langsung menurun kan barang-barang yang sudah meraka beli tadi. Di bantu oleh Fatimah dan asisten rumah tangga orang tua Ardhan.

“Assalamu'alaikum” Ucap mereka bersamaan saat berada di depan pintu.

“Wa'alaikumussalam, kalian sudah pulang? Gimana belanja nya ada semua kan yang mama catet tadi? ” Tanya mama Ratih.

“Sudah mama tenang saja, semua nya ada kok. Kan Fatimah yang belanja pasti ada semua lah.” Jawab Ardhan yang di tanggapi senyuman yang manis dari Fatihah.

“Ya mama yakin kok, kalau nyuruh Fatimah yang belanja pasti beres deh.” Kata mama Ratih sambil mengacungkan jempol nya kepada Fatimah.

“Ma, Ardhan ke kamar dulu ya, mau mandi gerah abis dari luar tadi.” Kata Ardhan dan berlalu pergi.

“Iya sayang. ” Kata mama Ratih menjawab perkataan Ardhan!.??

🌹🌹🌹
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan begitu lah yang telah terjadi. Tak terasa bulan Ramadhan yang mereka lalui telah sampai di awal penghujung bulan.

Fatimah masih terus melanjutkan aktifitas nya seperti biasa sedang kan Ardhan sudah berada di Negara orang untuk menyelesaikan tugas di perusahaan baru nya.

Hari ini Fatimah berniat pulang ke kampung halaman nya. Tak lupa pula dia mengajak Alif anak nya untuk pulang bersama nya.

Sedangkan Fahril dan Humaira memilih merayakan lebaran mereka di rumah mereka sendiri.

Fatimah dan Alif sudah sampai di bandara di antar oleh papa Wijaya dan mama Ratih.

“Hati-hati di jalan ya nak, semoga perjalanan kalian lancar sampai ke tujuan. Titip salam tu ibu dan bapak mu. Eh bapak atau abah nak, mama lupa.” Ucap mama Ratih sembari bertanya.

“Sebenarnya sih abah, ma. Tapi berhubung adek ku sering salah sebut abah menjadi bapak ya jadi dua-duanya di pakai sampai saat ini.” Ucap Fatimah menjelaskan.

“Oalah jadi gitu toh nak, mama kira mama aja yang gagal fokus.” Ucap mama Ratih sambil tersenyum.

“Alif hati-hati ya sayang, titip salam buat kakek dan nenek mu disana.” Ucap papa Wijaya sambil mengusap kepala Alif, yang di balas anggukan oleh Alif.

Fatimah dan Alif berangkat ke bandara tanpa di antar oleh Fahril ataupun Humaira di karna kan anak mereka yang lagi kurang enak badan.

Tak terasa sudah dua jam perjalanan akhir nya meraka sampai di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Mereka sudah di tunggu oleh kedua orang tua Fatimah di sana.

“Assalamu'alaikum nak” Kata abah.

Wa'alaikumussalam abah” Jawab Fatimah sambil sungkem pada kedua orang tua nya.

“Alif sini sayang sama nenek, nenek kangen sama Alif, Alif kangen tidak sama nenek?” Tanya Ibu Fatimah.

“Kangen lah nek, kan nenek wanita tercantik ke dua setelah ammi.” Kata Alif polos sambil tersenyum girang.

“Aduh cucu ku sudah besar ternyata dan sekarang bisa ngegombalin nenek juga ternyata. Awas nenek punya nya kakek loh jangan di embat.” Ucap abah sembari tersenyum bangga pada cucu nya.

“Ih apaan si abah, jangan ngomong gitu sama cucu yang masih kecil tidak baik.” Tegur ibu Fatimah yang hanya di balas senyuman oleh abah.

Fatimah sangat bahagia, hal-hal yang kecil seperti ini pun mampu membuat nya tersenyum bahagia. Karna menurut nya kebahagiaan itu tak harus dengan barang-barang mewah dan berharga.

“Ayo nak kita pulang sekarang, kamu pasti capek abis perjalanan jauh dan Alif juga kayak nya sudah ngantuk tu.” Kata ibu mengajak mereka semua untuk pulang.

🌹🌹🌹

Hai para reader's makasih banyak sudah mampir. Makasih juga untuk dukungan kalian selama ini.
Apalah arti nya diri ku sebagian seorang penulis tanpa kalian yang membaca. Aku cuma menyalurkan hobi ku saja kalian senang alhamdulillah, tapi kalau tidak aku tak kan memaksa kalian untuk suka. Semat kan lah like kalian walau kalian tak ingin membaca nya. Satu like sangat berharga bagi saya seorang penulis amatir ini.

Sekali lagi saya ucap kan terima kasih 😘💕🙏
makasih banyak banyak.

Jodohku Milik Orang Bab. 27 Gembok Cinta

“Eh jangan gandeng-gandeng udah kayak truk gandeng aja hehehe.” Kata Lisna yang masih terus menggoda Fatimah.

“Ya sudah kalau tidak mau, aku mau pergi sendiri saja.” Kata Fatimah sambil melepas gandengan nya dan pergi menjauh.

“Lah dia ngambek beneran, maaf deh aku kan cuma becanda.” Kata Lisna sambil mengejar Fatimah dan langsung merangkul bahu Fatimah.

🌹🌹🌹

Hari yang mereka janjikan telah tiba. Mereka pergi ke salah satu tempat wisata yang tak terlalu jauh dari ibu kota. Mereka bersenang-senang dan Lisna tetap dengan tingkah nyeleneh nya.

“Uh akhirnya sampai juga, kita mau ke mana dulu ni?” Tanya Lisna pada Fatimah.

“Ya ampun Lisna, yang ngajak ke sini kan kamu, tapi malah kamu balik nanya ke aku, ya aku mana tau lah mau ke mana. Yang sering ke sini kan kamu bukan aku.” Kata Fatimah yang merasa sedikit heran pada sahabatnya yang satu ini.

“Ya kali aja kamu mau ke mana gitu hehehe.” Kata Lisna sambil cengegesan.

“Ya aku nurut kamu aja lah.” Jawab Fatimah.

“Bener nih mau nurut?” Goda Lisna.

“Iya Lisna, asal jangan yang aneh-aneh aja.” Jawab Fatimah cepat.

“Oh ya kamu tahu gak sekarang kita berada dimana?” Tanya Lisna pada Fatimah.

“Tahu sih, kalo tidak salah ini nama nya pulau tidung ya?!” Jawab Fatimah sedikit ragu karna dia tidak pernah datang ke sini. Ini kali pertama dia datang ke pulau ini.

“Ya tepat banget sekarang kita lagi berada di pulau tidung, pulau ini banyak spot menarik loh, terus memang kekinian dan instagramable banget.” Kata Lisna penuh dengan semagat.

Ya, mereka sekarang lagi berada di pulau tidung kepulauan seribu yang terletak di wilayah kepulauan seribu selatan, yang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam perjalanan dari pelabuhan kaliadem muara angke jakarta dan 1 jam perjalanan dari pelabuhan marina ancol, punya tempat-tempat wisata yang keren dan kekinian. Pastinya cocok banget buat anda yang hobi berswafoto.

“Lisna kamu sering ya datang ke sini? Sama siapa kalau datang ke sini?” Tanya Fatimah secara beruntun.

“Kamu ini nanya udah kayak mau nodong kata-kata aja.” Jawab Lisna dengan wajah kesal yang di buat-buat.

“Alah tidak usah pasang muka kayak gitu, tak akan mempan sama aku. Yang mempan kau gituin yang belum kenal sama kau Lisna.” Kata Fatimah yang tak terlalu menanggapi tingkah Lisna. “Udah cepat jawab pertanyaan ku tadi!” Sambung Fatimah sambil memerintah Lisna untuk bicara.

“Hehehe memang kau yang paling mengenal ku setelah orang tua ku.” Jawab Lisna sambil cengegesan. “Ya aku udah tiga kali ke sini sama teman laki-laki ku alias mantan pacar ku.” Kata Lisna memberi tahu Fatimah. “Puas kan dengan jawaban ku, udah jangan nanya lagi yuk kita cari spot yang paling menarik.” Kata Lisna sambil menarik tangan Fatimah.

Mereka pun berkeliling dan tak lupa mereka juga berswafoto. Secara tak sengaja Fatimah memandang seorang lelaki yang dia kenal sedang berdua dan laki-laki itu bersama seorang wanita yang kelihatan akrab.

Fatimah tidak menyahut saat Lisna memanggilnya, karna terlalu fokus memandang laki-laki dan perempuan tersebut.

“Eh lihat apa si Fatimah, kayak nya serius amat.” Kata Lisna sambil menepuk punggung Fatimah dengan lembut.

“Em itu.” Tunjuk Fatimah pada seorang laki-laki yang dari tadi di lihat nya. Lisna pun mengarahkan pandangan nya ke arah yang di tunjuk Fatimah.

“Emang siapa dia, kayak nya kamu kenal banget sama si laki-laki nya.” Tanya Lisna yang mulai jiwa kepo nya bangkit.

“Dia itu bang Ardhan, abang angkat ku. Anak dari orang tua angkat ku.” Jelas Fatimah ke pada Lisna.

“Udah, yuk kita samperin. Dari pada mati penasaran mending mati dengan tahu segala nya.” Ucap Lisna asal.

“Ih kamu ya, kok ngomong nya ngasal gitu sih ucapan itu adalah doa loh, jadi bicara lah yang baik, tapi kalau tidak bisa lebih naik kau diam.”
Kata Fatimah menasehati Lisna.

“Udah ah jangan banyak bicara, ayo kita samperin kayak nya Abang, mu itu tidak nyaman sama wanita itu.” Ajak Lisna dan lagi-lagi tangan Fatimah dia tarik dengan sesuka hati nya.

“Lisna tangan ku jangan di tarik-ulur kenapa!?”
Kata Fatimah yang membuat Lisna tak mengerti atas ucapan apa yang di maksud tarik ulur.

“Kayak hati aja neng di tarik ulur, seperti hati mu ya yang tak dapat kepastian oleh Abang ganteng itu.” Kata Lisna sambil melepas kan cekalan tangan nya pada Fatimah.

“Apa sih Lisna, ayo kita lanjut jalan.” Kata Fatimah yang tak ingin menanggapi ucapan Lisna.

“Ya udah ayok, tapi kalau ketemu Abang gimana ni?” Goda Lisna pada Fatimah. Sedangkan Fatimah hanya cuek.

Mereka berjalan-jalan menyusuri setiap spot yang ada di antara nya yang mereka kunjungi adalah, jembatan cinta, dermaga cinta, gembok cinta, mahligai cinta, taman cinta dan yang terakhir saung sunset.

“Kenapa nama nya cinta-cintaan semua sih, jiwa jomblo ku kan jadi meronta-ronta.” Ucap Lisna yang terkesan lebay.

“Ya mana ku tahu, datang aja baru kali ini. Kau yang sering datang aja tidak tahu apalagi aku.” Jawab Fatimah menanggapi ucapan Lisna.

Saat mereka sedang di gembok cinta, Fatimah bertemu Ardhan tapi sekarang Ardhan sudah sendirian.

“Assalamu'alaikum Fatimah.” Sapa Ardhan kepada Fatimah.

“Wa'alaikumussalam Bang, kok sendiri Bang, wanita yang bersama Abang tadi mana?” Kata Fatimah sambil celingak celinguk mencari seseorang.

“Cari siapa Fatimah?” Tanya Ardhan ke pada Fatimah.

“Abang ngpain ke sini?” Tanya Fatimah balik.

Bukan nya menjawab Fatimah malah balik bertanya.

“Ngurusi kerjaan tadi setelah selesai ada teman ngajakin ke sini jadi Abang ikut aja, sekalian penasaran juga sama pulau tidung ini. Siapa tau nanti Abang terinspirasi jadi ingin buat tempat wisata juga kan.” Jawab Ardhan.

“Fatimah, aku ke toilet bentar ya kebelet nih.” Kata Lisna yang sengaja memberikan waktu untuk mereka berdua.

“Iya, jangan lama-lama ya!” Kata Fatimah mengizinkan.

Lisna pun pergi menjauh dari mereka berdua sambil senyum-senyum tak jelas.

“Fatimah, kita kan sudah di sini gimana kalau kita ikut seru-seruan. Kita beli gembok yuk sekalian kalau kita beli gembok di sini akan membantu para warga juga. Ya bukan percaya sama istilah gembok cinta cuma abang ingin membuat kenangan saja di pulau ini kan mumpung udah di sini walau kita tidak pergi bersama.” Kata Ardhan panjang lebar, sebenarnya Ardhan bisa bicara panjang lebar begini hanya ke pada orang tua nya dan Fatimah kalau kepada orang lain dia lebih banyak diam.

“Udah kayak muda mudi aja Bang.” Jawab Fatimah sambil tersenyum.

“Eh Abang belum tua loh kamu juga kan masih muda. Ya walau pun status kita sudah bukan remaja lagi.” Jawab Ardhan sambil tersenyum ke arah Fatimah.

“Ya udah ayo kita beli gembok nya dulu.” Ajak Fatimah.

Ardhan hanya tersenyum dan mengikuti langkah Fatimah. Dia merasa begitu senang karna Fatimah ingin menuruti kemauan nya.

🌹🌹🌹

*Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَا تَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
qul ing kungtum tuhibbuunalloha fattabi'uunii yuhbibkumullohu wa yaghfir lakum zunuubakum, wallohu ghofuurur rohiim

"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 31)

*Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَّخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَا جًا 
wa kholaqnaakum azwaajaa

"Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan,"
(QS. An-Naba' 78: Ayat 8)

Rabu, 30 Juni 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 26 Kebahagiaan yang tertunda

'Ternyata mamang benar kata orang, bahwa bahagia itu tak perlu dengan hal-hal yang mewah. Bahkan kebersamaan seperti ini pun sudah sangat mampu membuatku bahagia. Terimakasih ya Allah atas nikmat mu yang tak henti-henti nya kau curah kan kepada ku, bimbing lah aku dan sertai aku dalam setiap langkahku, lindungi aku dari sifat iri, dengki dan penyakit hati lain nya.' Do'a Fatimah di dalam hati, saat memperhatikan satu per satu orang-orang yang sedang bersama nya.

“Nak kapan kamu kembali ke perusahaan mu yang di sini?” Tanya Mama kepada Ardhan.

“Tidak tau pasti nya kapan Ma, soal nya perusahaan yang di sana belum stabil.” Kata Ardhan menjelaskan. “Tapi Insya Allah secepatnya Ardhan akan menetap di sini lagi, setelah urusan di sana selesai dan bisa Ardhan pantau dari jauh.“ Lanjut Ardhan menjelaskan kepada Mama.

“Kalau perusahaan terus yang diurus bagaimana dan kapan kamu bisa menikah, Mama pengen nimang cucu Ardhan.” Kata Mama sedikit sedih.

“Mama jangan bilang gitu dong, Ardhan juga ngurus perusahaan untuk menghidupi calon mantu Mama dan calon cucu Mama kelak, supaya mereka tidak hidup dengan kekurangan.” Kata Ardhan menjelaskan kepada Mama nya secara lembut sambil memegang tangan Mama nya.

“Iya Mama tahu nak, rumah tangga itu bukan hanya butuh materi saja tapi juga perlu kasih sayang. Percuma banyak harta tapi, tidak ada kehangatan di dalam sebuah keluarga.” Ucap Mama menjelaskan kepada Ardhan sambil mengusap lembut pipi anak nya.

“Iya Ma, insya Allah Ardhan bisa ngasi semuanya, tapi tetap sebatas kemampuan Ardhan, Ma.”

Fatimah dari tadi hanya diam memperhatikan interaksi antara Mama angkat nya dan putra kandung nya. Sedangkan Papa juga hanya diam sambil terus tersenyum bahagia.

Bahagia karna memiliki keluarga yang menurut nya sudah cukup sempurna. Ya cukup ... Karna menurut nya akan terasa lebih sempurna lagi jika Ardhan sudah menikah dan bisa memberi nya seorang cucu atau bahkan lebih dari satu orang cucu.

“Ya Allah tak banyak yang hamba mu ini ingin kan, persatukan lah Ardhan dan Fatimah sebagai pasangan yang halal. Mereka sama-sama perna mengalami kegagalan walau dalam kasus yang berbeda. Ridhoi lah hubungan mereka.” Ucap Papa di dalam hati sambil terus memperhatikan Ardhan dan Fatimah dalam diam nya.

“Nak kapan kau akan kembali ke perusahaan mu yang ada di luar negri?” Tanya Papa pada Ardhan.

“Insyaallah minggu depan Pa, kenapa Pa?” Jawab Ardhan sembari balik bertanya pada Papa nya.

“Berarti masih bisa menyambut bulan ramadhan bersama ya.” Jawab Papa pada Ardhan.

“Insyaallah bisa Pa, kan masih tiga hari lagi menyambut bulan ramadhan.” Kata Ardhan.

Papa hanya tersenyum menanggapi jawaban dari Ardhan.

“Kamu gimana nak?” Tanya Mama pada Fatimah. “Menyambut bulan ramadhan di sini atau pulang ke Palembang?” Tanya Mama lagi kepada Fatimah.

“Fatimah tidak bisa pulang ke Palembang Ma, soal nya masih banyak urusan yang tidak mungkin Fatimah tinggal kan di sini.” Jawab Fatimah.

Fatimah merasa sedih lantaran tidak bisa menyambut bulan ramadhan bersama kedua orang tua nya di kampung halaman, tapi dia tetap tersenyum dengan manis karna dia tidak ingin kesedihan nya tampak di wajah nya.

“Kalau begitu sambut ramadhan nya bersama kita saja ya nak!” Ajak Mama pada Fatimah.

Fatimah tersenyum lalu mengangguk.

“Ya Allah ingin rasa nya aku jadi egois, igin rasa nya aku memiliki semua kebahagiaan ini untuk diri ku. Hilang kan lah rasa takut ku ini ya Allah, rasa takut untuk memulai sebelum mencoba. Ini terlihat sangat manis tapi aku takut ya Allah, aku takut kehilangan di masa lalu akan terulang.” Pikir Fatimah di dalam hati.

“Sekrang sudah di putus kan kalau kita semua akan mengawali ramadhan ini bersama-sama, semoga seterusnya kita akan selalu bersama ya.” Ucap Mama sembari berdo'a.

“Aamiin” Ucap mereka bersamaan.

🌹🌹🌹

“Fatimah akhir pekan ini mau ke mana? Ada acara gak?” Tanya Lisna pada Fatimah yang lagi bersama nya.

“Kayak nya gak kemana-mana deh, soal nya Alif juga lagi liburan sama umi nya. Ada apa emang nya?” Jawab Fatimah sekaligus bertanya kembali pada Lisna.

“Kalau gitu kita jalan-jalan yuk, sekalian kita refresing otak. Udah mumet nih otak gara-gara skripsi!” Kata Lisna sambil memijit tengkuk lehernya yang kata nya pusing.

“Iya boleh, lagipula aku juga tidak ada kegiatan akhir pekan ini.” Jawab Fatimah.

“Oke, nanti kita senang-senang ya. Mau cuci mata sama cowok-cowok ganteng gitu.” Kata Lisna dengan gaya centil yang di buat-buat.

“Emang mau ke mana, kok pake bawa-bawa cowok ganteng. Terus kalau mau cuci mata itu pakai instato bukan cowok ganteng yang kata mu itu.” Tanya Fatimah sambil terus mengingatkan Lisna.

“Iya kalau itu untuk sakit mata, kalau ini mah untuk refresing otak cuma bilang nya cuci mata. Kan tidak lucu liat cowok ganteng tapi bilang nya cuci otak hehehe.” Kata Lisna sambil cengegesan.

“Apa kata mu lah, yang penting jangan ngajak aku nyasar ke hal tidak benar aja.” Kata Fatimah pura-pura kesal pada Lisna.

“Ya jangan ngambek dong, nanti cantik nya hilang loh. Nanti bang Ardhan mu itu tidak mau lagi loh sama kamu.” Goda Lisna sambil mencolek dagu Fatimah.

“Ish apa sih pakai colek-colek segala. Siapa bilang aku ngambek, emang aku bilang aku ngambek?” Tanya Fatimah yang masih memasang muka jutek nya.

“Iya ya kamu menang deh, kamu gak ngambek, kamu yang paling cantik, paling manis dan paling-paling dah.” Kata Lisna sambil terus tersenyum.

“Kamu itu ya mau bujuk atau mau mengejekku?!” Kata Fatimah sambil tersenyum dan menggandeng tangan Lisna.

“Eh jangan gandeng-gandeng udah kayak truk gandeng aja hehehe.” Kata Lisna yang masih terus menggoda Fatimah.

“Ya udah kalau tidak mau, aku mau pergi sendiri saja.” Kata Fatimah sambil melepas gandengan nya dan pergi menjauh.

“Lah dia ngambek beneran, maaf deh aku kan cuma becanda.” Kata Lisna sambil mengejar Fatimah dan langsung merangkul bahu Fatimah.

🌹🌹🌹

*Amal saleh itu akan berbuah kebahagiaan hidup.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَا لِحًـا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَـنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً ۚ وَلَـنَجْزِيَـنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

Man 'amila shooliham ming zakarin au ungsaa wa huwa mu-minung fa lanuhyiyannahuu hayaatang thoyyibah, wa lanajziyannahum ajrohum bi-ahsani maa kaanuu ya'maluun.

“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. An-Nahl 16: Ayat 97)

Jodohku Milik Orang Bab. 25 Kebahagiaan tak terduga

“Iya Fatimah, abang mengerti. Jika itu keinginan mu akan abang turuti.” Kata Ardhan memaklumi keinginan Fatimah. “Oh ya InsyaAllah minggu depan abang akan pergi lagi ke perusaan abang yang ada di luar negri karna perusaan abang yang di sana belum benar-benar stabil.” Lanjut Ardhan lagi.

“Kalau abang pergi lagi, terus perusahaan abang yang di sini bagaimana?” Tanya Fatimah kepada Ardhan.

“Kalau masalah perusahaan sudah di urus papa dan asisten pribadi aku” jelas Ardhan kepada Fatimah.

“Oh, berarti aman dong bakal tidak terlalu kepikiran sama yang ada di sini.” Ucap Fatimah yang terdengar ambigu bagi yang mendengar, tapi berbeda dengan Fatimah sendiri. Dia hanya membicarakan tentang perusahaan yang akan di tinggal kan Ardhan.

“Eh kata siapa bakal tidak kepikiran yang ada di sini.” Kata Ardhan kepada Fatimah.

“Lah bukan nya tadi... Abang bilang perusahaan udah di urus oleh papa dan asisten nya abang ya?!” Kata Fatimah yang binggung dengan ucapan Ardhan.

“Ya kalau masalah itu memang sudah di urus tapi yang di hati abang kan belum!” Kata Ardhan sambil tersenyum ke arah Fatimah dan kembali fokus ke arah jalan yang mereka lalui.

“Hati abang? Memang nya hati abang sakit ya, kalau gitu ayo kita periksa ke dokter?!” Kata Fatimah yang terlihat binggung sekaligus cemas dengan keadaan Ardhan.

“Siapa bilang abang sakit?!”

“Terus abang bilang masalah hati tadi apa?”

“Tapi kan abang tidak bilang kalau hati abang sakit.”

“Iya sih.” Ucap Fatimah pelan, dia merasa malu atas prasangka nya tadi.

Ardhan melirik ke arah Fatimah lalu tersenyum tanpa di ketahui oleh Fatimah.

“Maksud abang yang di hati abang itu ya kamu Fatimah, abang khawatir saat abang pergi akan ada laki-laki lain yang berhasil mendapatkan hati kamu.” Ardhan menghembuskan nafas pelan. “Sedangkan abang tidak bisa berbuat apa-apa karna keadaan yang memisahkan kita.”

“Yakin lah atas kehendak Allah bang. Kalau kita berjodoh insyaallah kita akan di persatu kan dalam ikatan pernikahan, tapi jika kita tidak berjodoh mau sekeras atau sekuat apapun keinginan kita untuk bersatu pasti tak kan berakhir indah Bang.” Fatimah tersenyum kepada Ardhan. “Karna tak ada apapun yang bisa melawan kehendak Allah bang. Berserah diri lah kepada Nya dan berdoa hanya ke pada Nya.” Ucap Fatimah tulus dan serius.

Fatimah hanya berdo'a di dalam hati supaya dia dan Ardhan bisa mendapatkan jodoh yang terbaik. Yang bisa menua bersama, melalui suka, duka dan terus berlanjut sampai ke surga nya Allah.

Sedangkan Ardhan dia selalu berdo'a supaya bisa berjodoh dengan Fatimah. Walaupun tidak berjodoh dia berharap mereka bisa bahagia dengan pasangan masing-masing kelak.

Tidak terasa mereka sudah sampai di rumah orang tua Ardhan.

“Kamu tunggu dulu ya, jangan turun dulu biar abang yang buka kan pintu nya.” Perintah Ardhan kepada Fatimah yang hanya di tanggapi dengan senyuman manis nya.

Ya Allah bang jangan terlalu begini juga, aku memang berharap kau adalah jodoh ku kelak, tapi aku takut untuk bahagia karna keadaan ku di masa lalu. Ku berharap kau bisa mendapatkan jodoh yang terbaik.” Fatimah berkata di dalam hati sambil terus memperhatikan Ardhan yang sedang mengitari mobil untuk membuka kan nya pintu mobil.

“Ayo silahkan turun my princess.” Ucap Ardhan menggoda Fatimah.

Fatimah tersenyum mendengar ucapan Ardhan tapi tetap tidak membuat nya membawa perasaan mendengar itu semua.

“Bukan princess nya abang, tapi princess nya orang tua Fatimah, bang.” Jawab Fatimah sambil tersenyum.

“Ya sekarang masih milik orang tua kamu, tapi insyaallah nanti akan menjadi milik abang.” Ucap Ardhan lembut.

Lagi-lagi Fatimah hanya tersenyum. Dia tidak ingin menjawab atau pun melanjutkan pembicaraan ini.

Mereka berdua sudah sampai di depan pintu rumah orang tua Ardhan.

Tok... tok... tok...

Cklek...

Suara pintu terbuka, ternyata yang membuka pintu adalah sang Mama.

“Assalamu'alaikum Ma.” Ucap Fatimah dan Ardhan berbarengan.

“Wa'alaikumusalam, eh kalian udah sampai. Ayo kita masuk kebetulan Mama lagi masak.” Ucap Mama kepada mereka berdua.

Mereka masuk ke dalam beriringan. Fatimah ikut Mama ke dapur sedang kan Ardhan langsung pergi ke ruang kerja nya untuk menemui sang Papa.

“Papa di mana Ma?” Tanya Ardhan kepada Mama nya.

“Papa mu lagi di ruang kerja, lagi memeriksa berkas-berkas yang di bawahnya dari kantor tadi.” Kata Mama menjelaskan kepada Ardhan.

“Oh ya sudah Ardhan mau lihat papa dulu ya ma, abang tinggal dulu ya Fatimah.” Ardhan pun berlalu pergi ke ruang kerja.

“Fatimah bantuin Mama aja yuk, kan jarang-jarang kita bisa berduaan gini.”

“Ok siap Ma laksanakan.” Ucap Fatimah sambil mengangkat tangan seperti prajurit yang sedang hormat.

“Kamu ini, Mama kan bukan komandan militer pake hormat gituan.” Ucap Mama sambil mencubit hidung Fatimah.

“Aduh Mama nanti hidung ku pesek loh.” Kata Fatimah mendramatisir keadaan sambil mengusap hidung nya yang di cubit tadi.

“Alah tidak usah terlalu mendramatisir, yang ada hidung kamu tambah mancung bukan nya pesek.” Ucap Mama tersenyum menanggapi ucapan Fatimah.

Sedangkan yang di jahili cuma bisa tersenyum.

“Sudah ah, yuk kita lanjut masak kalau gini terus yang ada nanti tidak jadi masak, malahan jadi delivery kita.” Kata Mama sambil tersenyum dan mengambil beberapa bahan yang akan mereka masak.

🌹🌹🌹

Mereka makan malam bersama dalam diam, karna begitu lah peraturan yang mereka terapkan. Tidak ada yang bicara saat sedang makan, saat setelah makan mereka baru berbicara walau masih di meja makan.

Dengan begitu suasana akan menjadi tambah hangat dan akrab. Selesai makan mereka berbincang-bincang sebentar dan beralih ke ruang keluarga.

Fatimah duduk di samping Mama sambil terus berbincang-bincang. Sedang kan Ardhan sekali-kali memperhatikan interaksi antara Mama nya dan Fatimah yang kelihatan seperti ibu dan anak kandung.

Fatimah, seandainya aku dan kamu bisa bersatu maka kebahagiaan itu bukan cuma milik kita berdua melainkan milik orang-orang yang juga menyayangi kita. Aku selalu berdo'a pada Allah supaya kita berjodoh, tapi seandainya tidak berjodoh ku harap ku bisa merelakan mu dengan yang lain. Pikir Ardhan sambil terus memerhatikan Fatimah dan mama nya.

“Ternyata mamang benar kata orang, bahwa bahagia itu tak perlu dengan hal-hal yang mewah. Bahkan kebersamaan seperti ini pun sudah sangat mampu membuat ku bahagia. Terimakasih ya Allah atas nikmat mu yang tak henti-henti nya kau curah kan kepada ku. Terus bimbing lah aku dan sertai aku dalam setiap langkahku, lindungi aku dari sifat iri, dengki dan penyakit hati lain nya.”  Do'a Fatimah di dalam hati, saat memperhatikan satu per satu orang-orang yang sedang bersama nya.

🌹🌹🌹

*Bersyukur setiap saat

Happiness will never come to those who fail to appreciate what they already have. Say Alhamdulillah in every moment of life.

Kebahagiaan tidak akan pernah mendatangi mereka yang tidak bisa menghargai apa yang sudah mereka miliki. Ucapkanlah syukur Alhamdulillah setiap saat.

*Amalan paling dicintai

The best of all deeds is that you bring happiness to your Muslim brother, pay off his debt or feed him bread. – Hadits.

Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membahagiakan saudara sesama muslim, mengangkat kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. – Hadis.

*Tiga hal

Happiness is attained by three things: 1) being patient when tested, 2) being thankful when receiving a blessing, and 3) being repentant upon sinning. – Ibnu Qayyim.

Kebahagiaan bisa dicapai dengan tiga hal: 1) sabar saat diuji, 2) bersyukur saat mendapat nikmat, dan 3) bertaubat saat berbuat dosa. – Ibnu Qayyim

*Ingin bahagia

A boy said to a man: “I want happiness.” The man said: “Remove ‘I’, that is your ego. Remove ‘want’, that is your desire. And what remains is happiness.” – Yasmin Mogahed

Seorang anak lelaki berkata kepada seorang pria: “Aku ingin bahagia.” Orang itu berkata: ” Hapus kata ‘aku’, karena itu adalah egomu. Hapus kata ‘ingin’, karena itu adalah keinginanmu. Maka yang tersisa adalah bahagia.” – Yasmin Mogahed

🌹🌹🌹

Jodohku Milik Orang Bab. 24 Pertemuan Kembali

“Tapi, dia itu orang yang baik loh.”

“Aku tau, tapi dia bukan orang yang di kirim kan Allah untuk ku. Aku yakin atas hal itu, kalau pun kami berjodoh yakin lah Allah pasti akan mempersatukan kami dengan cara apa pun, tapi kalau kami tidak berjodoh maka Allah juga akan menjauh kan kami dengan cara yang di kehendaki-Nya.”

Dret... dret... dret... HP Fatimah berbunyi

📱“Halo assalamu'alaikum Ma.”

📲 “Wa'alaikumussalam, nak hari ini kamu pulang ke rumah ya!”

📱“Ada apa Ma?”

📲 “Soal nya hari ini abang mu pulang, sekalian kita makan malam bersama.”

📱“Ya ma, Insya Allah Fatimah pulang.”

📲 “Kamu pulang pukul berapa nak?”

📱“Pukul empat sore Ma, nanti sepulang kuliah Fatimah akan langsung pulang ke rumah Mama.”

📲 “Ya, nanti abang mu yang akan jemput kamu”

📱“Eh... tidak usah Ma, bang Ardhan pasti capek baru pulang dari perjalanan jauh kok udah disuruh jemput Fatimah.”

📲 “Ya tidak apa lah nak, kan jemput calon istri pasti semagat dia.”

📱“Ah Mama apaan sih, becanda nya tidak lucu.”

📲 “Eh nih anak, Mama itu tidak bercanda. Kamu dan Ardhan kan tidak ada hubungan darah, ya jadi bisa lah kalian berdua menikah.”

📱“Kita bahas nanti aja ya Ma, soal nya Fatimah ada mata kuliah lagi. Habis mata kuliah ini Fatimah akan langsung pulang.”

📲 “Ya udah, pulang nya nanti hati-hati ya sayang”

📱“Kan Fatimah pulang di jemput bang Ardhan.”

📲 “Cie anak Mama ngarep ni ya?”

📱“Em bukan gitu Ma, eh udah dulu ya Ma assalamu'alaikum.”

📲 “Wa'alaikumusalam.”

Telpon pun terputus, Fatimah masih merasa malu dengan perkataan-nya barusan tapi, berbeda dengan lawan bicara nya. Yang merasa sangat bahagia karena mendengar ucapan Fatimah barusan, ia merasa lucu mendangar Fatimah yang malu-malu pada-nya.

“Siapa yang telpon?” Tanya Lisna kepada Fatimah.

“Orang tua angkat ku.” Jawab Fatimah cepat.

“Ekhem orang tua angkat atau calon mertua ...,” Goda Lisna kepada Fatimah.

“Apaan sih,” Kata Fatimah acuh.

“Sudah tidak usah malu, kalo seandainya kalian memang berjodoh gimana? Aku tidak keberatan kok kalau kalian nikah toh kalian udah saling kenalkan dan lagi kedua orangtua kalian juga sudah saling bertemu.” Kata Lisna panjang lebar. 

“Ya walau pun aku masih jomblo aku tidak akan iri. Tapi, tetap sih jiwa kepo ku harus diberi makan he-he-he.”

“Dasar tukang kepo, tapi kalau seandainya aku dan bang Ardhan berjodoh aku juga tidak akan menolak. Karena aku akan menerima takdir yang sudah ditentukan oleh Allah untuk ku.”

“Cie ... ada yang ngarap nih.” Goda Lisna lagi ke pada Fatimah.

“Sekali-kali ngarap juga tidak apa-apa kali.”

“Beneran loh ngarap gitu supaya bisa nikah sama bang Ardhan loh itu?!”

'Aduh kenapa sih harus ngomong kayak gitu tadi. Udah tau nih orang yang paling kepo, dasar nih mulut kadang susah di kondisi kan.' Kata Fatimah dalam hati sambil mengusap-ngusap kening nya yang mendadak gatal.

“Lah kok diam, tuh kan tidak bisa jawab berarti bener nih ngarap jadi istri abang Ardhan mu itu.”

'Iyain aja deh biar diam ni anak.' Kata Fatimah di dalam hati.

“Iya— ngarap banget malahan. Udah yuk kita masuk jam istirahat nya udah habis nih," ajak Fatimah sambil menarik tangan Lisna.

“Iya ibu ustazah yang cantik.”

'Nah kalo nurut gini kan enak, tapi kalo jiwa kepo nya bangkit ya Allah ... rasa nya ingin ku jahit nih mulut orang kalo tidak ingat dosa.' Kata Fatimah di dalam hati.

Ya akhir-akhir ini Fatimah sering bicara dalam hati saat di dekat Lisna. Kalo tidak begitu bisa gawat pikir nya secara Lisna kan kepo banget orang nya.

🌹🌹🌹

Saat ini Fatimah dan Lisna sudah selesai dengan mata kuliah mereka. Tanpa Fatimah sadari ternyata Ardhan sudah menunggu nya di depan gerbang kampus.

“Fatimah mau bareng gak, sekalian nanti ku antar kau pulang?”

“Tidak, hari ini aku tidak pulang ke apartemen.” Tolak Fatimah kepada Lisna.

“Oh iya ya, kamu kan pulang ke rumah calon mertua he-he-he.”

“Iya ya sesuka hatimu saja lah.” Jawab Fatimah malas

“He-he-he udah jangan ngambek, aku duluan ya kamu hati-hati di jalan. Kalau ada apa-apa hubungi aku ya!"

“Peduli juga ternyata.” Jawab Fatimah sambil tersenyum.

“Iya dong kita kan sahabat.”

“Iya sahabat ku yang super kepo, kamu juga hati-hati jangan ngebut.”

“Siap ustazah.” Kata Lisna sambil mengangkat tangan seperti prajurit yang sedang hormat.

Fatimah berjalan menuju gerbang kampus, tapi dia terkejut saat melihat sosok laki-laki yang di kenal nya. Hati nya tiba-tiba merasa aneh, ada perasaan senang tapi tidak bisa mengungkapkan nya.

Sedangkan orang yang di lihat Fatimah tadi sudah tersenyum saat melihat Fatimah sedang berjalan ke arah nya. Dia merasa senang karna bisa melihat Fatimah setelah beberapa tahun tidak berjumpa. Bukan karna dia pergi menjauh dari Fatimah, tapi karna ada salah satu perusahaan nya di luar negri yang baru berdiri dan perlu penanganan khusus dari nya.

“Assalamu'alaikum Fatimah.”

“Wa'alaikumusalam, abang sudah lama nungguin di sini? Tanya Fatimah ke pada Ardhan.

“Baru kok, baru juga lima belas menit. Mau selama apa pun juga insyaallah akan abang tunggu, apa lagi kalau Fatimah mau abang jadikan istri.” Kata Ardhan seperti menggoda tapi kenyataan nya dia menyuarakan isi hati nya.

Sedangkan Fatimah yang mendengar ucapan Ardhan, perasaan nya menjadi tidak menentu. Antara berharap akan kebahagiaan tapi takut akan kegagalan yang perna dia rasakan.

Dia mencoba ikhlas dengan apa yang terjadi, tapi ikhlas bukan sekedar kata-kata yang hanya gampang untuk di ucap kan. Melaikan prasaan yang sulit untuk di terap kan.

“Sudah yuk bang, kita berangkat saja sekarang.” Kata Fatimah mengalihkan pembicaraan karna dia merasa canggung dengan topik pembicaraan yang di angkat Ardhan.

“Ya sudah, silahkan masuk calon istri.” Kata Ardhan sambil membukakan pintu mobil nya.

“Apaan sih bang, bercanda nya tidak lucu.” Kata Fatimah merasa malu mendengar ucapan Ardhan.

“Siapa yang bercanda, abang serius ini. Cuma kamu nya aja yang belum bisa membuka hati.” Kata Ardhan sambil menutup kembali pintu mobil nya dan dia mengitari mobil nya untuk masuk ke dalam mobil.

“Abang tu serius ingin menjadi kan kamu istri abang. Abang sudah lama memikirkan ini, sudah dua tahun sejak terakhir kita bertemu.” Lanjut Ardhan sungguh-sunghuh sambil melajukan mobil nya.

“Jadi cerita nya abang ngelamar Fatimah nih, tidak romantis nih si abang masak ngelamar di dalam mobil gini.”Jawab Fatimah berusaha menutupi rasa gugup dan malu nya.

“Jadi ingin di lamar secara romantis nih, kalau abang sudah melakukan lamaran romantis satu minggu setelah lamaran kita langsung nikah loh.” Kata Ardhan jadi tambah serius.

“Tidak gitu juga si bang, Fatimah belum siap untuk memulai hubungan serius. Fatimah masih ingin menjalani kesendirian ini, ingin menikmati waktu seperti ini dulu.” Kata Fatimah sambil tertunduk lesu. “Maaf kalau kata-kata Fatimah menyakiti hati abang, tapi Fatimah sungguh-sungguh.”Sambung Fatimah lagi.

“Apa kamu tidak ingin menikah dan memulai membina keluarga baru lagi?” Kata Ardhan kepada Fatimah.

“Aku masih ingin menikah bang dan masih ingin membina hubungan serius seperti keluarga pada umum nya, tapi hanya belum siap saja untuk memulai hubungan tersebut. Beri Fatimah waktu bang, InsyaAllah jika berjodoh kita pasti akan di mempersatukan oleh Nya, tapi jika kita tidak berjodoh sekuat apa pun keinginan kita ingin bersatu, pasti akan terpisah juga karna belum berjodoh.” Kata Fatimah berusaha memberi pengertian ke pada Ardhan.

“Iya Fatimah, abang mengerti. Jika itu keinginan mu akan abang turuti.” Kata Ardhan memaklumi keinginan Fatimah. “Oh ya InsyaAllah minggu depan abang akan pergi lagi ke perusaan abang yang ada di luar negri karna perusaan abang yang di sana belum benar-benar stabil.” Lanjut Ardhan lagi.

“Kalau abang pergi lagi, terus perusahaan abang yang di sini bagaimana?” Tanya Fatimah kepada Ardhan.

🌹🌹🌹

Jodohku Milik Orang Bab. 23 Jodoh di tangan Allah

“Akhirnya selesai juga pola untuk sketsa ini dan sudah bisa di serah kan ke ibu bos.” Kata Fatimah sambil membereskan pola yang telah di selesaikan nya.

Fatimah pun bergegas ke ruangan ibu bos,setelah sampai Fatimah langsung megetok pintu.

Tok... tok... tok...

“Masuk.” Terdengar suara dari dalam.”

Fatimah pun masuk ke dalam dan langsung menyerah kan hasil kerja nya.

“Ini Ibu bos pola yang Anda minta di selesaikan kemarin, jika ada yang kurang akan saya perbaiki lagi.”

Ibu bos pun memperhatikan hasil kerja Fatimah dan dia pun merasa puas.

“Seperti biasa Fatimah, saya selalu puas dengan hasil kerja mu.” Ucap nya sambil tersenyum. 

“Kalau begitu saya permisi bu bos.” Pamit Fatimah kepada ibu bos sambil tersenyum dan melangkah keluar. 

**Author kok manggil nya ibu bos, kenapa tidak ibu menejer aja atau ibu aja gitu?

**Kenapa seperti itu, ya karna itu permintaan ibu bos itu sendiri. Dia tidak ingin terlalu formal karna dia orang yang santai dalam masalah panggilan tapi tetap seriaus di waktu bekerja. Sya rasa itu cukup menjelaskan ya. *

Fatimah hanya bekerja partime ya. Senin sampai jum'at dia kuliah dan sabtu sampai minggu dia bekerja di butik salah satu desainer kenamaan ibu kota. Tapi berhubung hari ini ada orderan yang harus di selesaikan dengan cepat, jadi la seperti ini Fatimah harus pintar mengatur waktu antara kerja, kuliah dan keluarga nya.

🌹🌹🌹

Kembali ke rutinitas kuliah nya, Fatimah kembali di sibuk kan dengan kuliah nya yang sudah memasuki semester akhir dan di tambah denga kesibukan untuk menyusun skripsi nya.

“Assalamu'alaikum Fatimah.”

Kata seseorang yang berada di belakang  nya. Fatimah pun menoleh ke arah sumber suara.

“Wa'alaikumusalam kak Furqon.”

Furqon adalah mahasiswa S2 di universitas tempat Fatimah kulia. Dia diam-diam mengagumi sosok Fatimah, dan sayang nya Fatimah tidak perna menanggapi kelakuan Furqon pada nya. Yang sudah terang-terangan memperlihatkan kekaguman nya terhadap Fatimah.

“Kamu sudah selesai kuliah?” Tanya Furqon kepada Fatimah.

“Sudah, ada apa ya kak?”

“Boleh kita bicara sebentar?”

“Boleh, silahkan bicara kak!”

“Tidak di sini, maksud ku hanya berdua.”

“Tapi kak... ” Belum sempat Fatimah menyelesaikan ucapan nya tapi Lisna sudah menyela, ya saat ini Fatimah sedang bersama Lisna. Teman nya yang cerewet dan kepo tingkat dewa.

“Udah, gak apa-apa kok nanti ku tunggu di kantin kalian bicara aja dulu.” Lisna pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua di depan ruang kelas.

“Mau bicara apa kak?” Tanya Fatimah kepada Furqon setelah mereka duduk di bangku yang ada di taman kampus.

“Aku langsung aja ya Fatimah, sebenarnya aku sudah lama mengagumimu. Mau kah kamu jadi istri ku?”

Fatimah kaget tapi tak kelak membuat nya senang.
Dan Fatimah hanya tersenyum menanggapi ucapan Furqon.

“Kenapa kamu hanya tersenyum Fatimah?” Kata Furqon yang menginginkan jawaban.

“Aku tersenyum karna ku merasa kakak terlalu terburu-buru mengungkapkan perasaan. Sedangkan kakak belum tahu pasti seperti apa aku, bagaimana kehidupan ku dan bagaimana keadaan ku yang sebenarnya.”

“Tapi aku tidak peduli dengan yang lain nya. Aku hanya peduli dengan mu.”

“Oleh karna itu aku menggangap kakak terlalu terburu-buru. Apa kakak bisa menerima seandainya aku sudah pernah menikah dan aku adalah seorang janda beranak satu. Apa kakak tidak malu mempunyai seorang istri yang status nya adalah janda beranak satu.”

“Tapi kamu kan bukan seorang janda, kenapa aku harus malu.”

“Itu lah yang kakak tidak tau, aku adalah seorang janda beranak satu. Apa kakak bisa menerima nya, ok mungkin kakak bisa terima, tapi bagaimana dengan orang tua kakak. Belum tentu mereka bisa menerima nya.”

“Tapi aku tidak peduli mereka mau terima atau tidak, asal kamu mau aku bisa urus semua nya.”

“Kak pernikahan itu bukan untuk main-main, pernikahan itu penyatuan antara dua orang yang berbeda dan penyatuan antara dua keluarga yang berbeda pula. Boleh saja kakak tidak peduli dengan orang lain tapi kakak tidak boleh melawan kehendak orang tua kakak.”

“Tapi... ” Belum sempat Furqon menyelesaikan ucapan nya sudah terlebih dahulu di potong oleh Fatimah.

“Bagaimana aku bisa menikah sama kakak, sedang kan dengan orang tua saja kakak tidak peduli apa lagi dengan anak ku nanti. Maaf kak tapi aku tidak bisa menerima pinangan kakak. Aku bukan lah orang yang baik untuk kakak. Ku harap kakak bisa menemukan seseorang yang bisa membahagiakan kakak dan orang tua kakak.”

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Fatimah berdiri dari duduk nya dan langsung pergi meninggal kan Furqon sendiri di taman.

“Mungkin ku bukan yang terbaik untuk mu Fatimah dan kau juga bukan yang terbaik untuk ku. Tapi ku berharap kau bisa mendapatkan laki-laki terbaik yang bisa menerima kekurangan dan kelebihan mu.” Kata Furqon sambil terus memandang punggung Fatimah yang terus menjauh.

🌹🌹🌹

Fatimah pergi ke kantin menyusul Lisna yang sudah terlebih dahulu berada di sana.

“Gimana, sudah bicara nya?” Kata Lisna yang melihat Fatimah sudah duduk di depan nya.

“Sudah.” Jawab Fatimah singkat.

“Bicarain apa sih, kayak nya serius amat?” Tanya Lisna, karna jiwa keponya sudah meronta-ronta, yang sudah minta di beri makan dengan informasi segar dari Fatimah.

“Kak Furqon minta aku jadi istri nya.” Jawab Fatimah santai.

“Apa!!!” Kata Lisna kaget.

“Astaghfirullah Lisna kuping ku budek lama-lama kalo dekat kamu terus.”

“Ya habis nya aku kan kaget, tapi memang bener ya dia ngajak kamu nikah?”

“Ya tapi tidak usah jerit-jerit juga kali.”

“Ya maaf kan tidak sengaja, tapi beneran yang kamu bilang tadi?” Tanya Lisna lagi.

“Iya bener, tapi aku menolak nya karna aku bukan orang yang tepat untuk nya.”

“Tapi, dia itu orang yang baik loh.”

“Aku tau, tapi dia bukan orang yang di kirim kan Allah untuk ku. Aku yakin atas hal itu, kalau pun kami berjodoh yakin lah Allah pasti akan mempersatukan kami dengan cara apa pun, tapi kalau kami tidak berjodoh maka Allah juga akan menjauh kan kami dengan cara yang di kehendaki-Nya.”

الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

Artinya:

“Ruh-ruh itu diibaratkan seperti tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan hal ini juga dikuatkan dengan salah satu ayat dalam Alquran, yakni surat An Nur ayat 26.

اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.

Artinya:

“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik”. (QS. An Nur:26)

*Do'a untuk di permudahkan dapat jodoh*

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ 
robbi laa tazarnii fardaw wa angta khoirul-waarisiin

"Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 89)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَا جِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا
wallaziina yaquuluuna robbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa zurriyyaatinaa qurrota a'yuniw waj'alnaa lil-muttaqiina imaamaa

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 74)

🌹🌹🌹

Terimakasih 🙏💕

Sabtu, 26 Juni 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 22 Rasa Syukur

Hari-hari yang ku lalui sekarang lebih terasa sibuk. Mulai dari rutinitas yang bertambah dan di tambah lagi kesibukan yang harus berbagi waktu untuk anak ku. Walau hanya 1 kali dalam seminggu, aku harus tetap meluangkan waktu ku untuk nya.

Seperti di weekend ini, aku sedang bersama malaikat kecil ku Alif zidan ali. Yang selalu ceria di setiap hari nya, aku bersyukur kepada Allah walau anak ku terlahir di dalam keluarga yang bercerai, tapi dia tidak pernah kekurangan kasih sayang dari kedua orang tua nya bahkan ibu sambung nya pun sangat menyayangi nya.

Aku sangat bersyukur kepada-Mu, seperti yang tertulis dalam firman-Mu.

*Surah Al- Baqarah Ayat 157

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”

*Surat Luqman Ayat 12

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

 🌹🌹🌹

“Ammi sini main bareng Alif!!” Seru anak ku. 

“Iya sayang, kita main bareng ya. Alif mau main apa?” Tanya ku setelah aku mendekati anak ku. 

“Alif mau main itu!” Kata Alif sambil menunjuk salah satu wahana permainan.

“Alif mau main pukul tikus?” Tanya ku mencoba menyakinkan.

“Iya ammi, Alif mau coba main itu.”

“Ayo ammi temenin main nya.”

“Hore Alif mau pukul banyak-banyak tikus nya, biar gak bisa curi-curi keju lagi.”

“Kok keju sayang?”

“Iya keju ammi, kayak yang ada di film kartun Tomtom n jerjer!!” Ucap anak ku penuh sangat. 

“Iya deh, ammi paham sekarang. Ayo sekarang kamu pukul tikus nya.” Perintah ku pada Alif. 

Ya sekarang, aku dan Alif sedang berada di timezome. Alhamdulillah Alif senang walau hanya ku ajak ke sini setiap kali menghabiskan waktu bersama ku. Dia tidak pernah menuntut dia bilang asal bisa bersama ku, dia sudah sangat senang. 

Tidak terasa hari sudah hampir sore. Dan tidak terasa juga besok pagi Alif sudah tidak bersama ku. Karna kesibukan ku, aku tidak bisa mengurus nya setiap hari seperti dulu lagi. Tapi aku tetap bersyukur anak ku bisa menerima keadaan kami yang sekarang.

“Alif sekarang kita pulang ya nak, hari sudah mau sore. InsyaAllah kalo ada waktu kita bisa main lagi.”

“Ok ammi, hari ini Alif bahagia banget bisa bersama ammi.” Entah kenapa setiap kali mendengar ucapan itu yang kluar dari mulut kecil nya, hati ini terasa terharu dan bahagia. Tak banyak yang ku pinta, aku hanya ingin melihat anak ku bahagia dan terus berada di jalan Allah. 

“Iya sayang, ammi juga bahagia sekali bisa menghabiskan weekend ini bersama dengan Alif.” Ucap ku sambil mengecup pipi nya yang gembul. 

🌹🌹🌹

Hari senin pagi, hari ini aku kembali berada di rumah ini. Ya rumah mantan suami ku dan istri baru nya.

Aku bersyukur karna kami semua bisa akur, walau kami sudah menjalani hidup masing-masing. Hidup yang ku kira akan hancur oleh keegoisan tapi ternyata Allah memiliki rencana yang sempurna untuk hamba nya.

Sekarang kami hidup dengan saling menerima, saling melengkapi dan saling menghormati tentu nya.

“Assalamu'alaikum Humaira.”

“Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarakatuh kak, silahkan masuk kak, apa kakak sudah sarapan?”

Sebelum datang ke sini, aku sudah terlebih dahulu menghubungi Humaira. Dan teryata dia sudah menunggu kedatangan kami di teras rumah nya bersama mas Fahril dan bidadari kecil mereka. Tapi yang sering membuat ku binggung adalah panggilan nya terhadap ku.

Kadang dia memanggil ku mbak kadang juga kakak, tapi aku tidak pernah mempermasalahkan itu. Pikir ku selama dia nyaman, ya apa salahnya.

“Sebelum datang ke sini kakak sudah sarapan bersama Alif di rumah tadi.” Jawab ku dengan senyum ramah ku. 

“Maaf jika kakak merepot kan lagi. Kakak titp Alif ya, sayangilah dia seperti kau menyayangi bidadari kecil ini.

Kata ku sambil mengelus lembut pipi bayi kecil yang ada dalam gendongan Humaira.

“Iya kak, InsyaAllah aku akan menjaga dan menyayangi Alif seperti hal nya kepada Wardah (Wardah yang berarti Mawar).” Ucap nya sambil tersenyum tulus ke pada ku. 

“Kakak langsung pulang ya, soal nya kakak ada kuliah pagi hari ini.” Pamit ku pada Humaira. 

“Iya kak, bareng mas Fahril aja kak. Kan mas Fahril juga sekalian mau berangkat ke kantor.”

“Iya bareng mas aja, sekalian mas antar.”

“Tidak usah Humaira, mas Fahril. Kan kita bedah arah, biar aku naik taksi saja.” Ucap ku berusaha menolak tawaran dari mas Fahri dan Humaira. 

“Tidak apa kak, mas Fahril nya juga tidak keberatan.”

“Ya memang mas Fahril tidak keberatan, tapi aku harus menjaga hati dan perasaan mu Humaira. Kata ku di dalam hati.”

“Ya kan mas, mas tidak keberatan jika harus mengantarkan kak Fatimah dulu baru berangkat kerja?” Humaira mulai bertanya lagi pada mas Fahril dan aku berusaha memberikan kode agar mas Fahril bisa mengerti. 

Mas Fahril ingin mengiyakan ucapan Humaira, tapi setelah melihat ku menggeleng kan kepala sebagai isyarat kepada nya dan dia mengerti akan keadaan ku yang sekarang.

“Tapi mas baru ingat kalau ada rapat, kayak nya tidak bisa karna rapat nya akan di langsung kan pagi ini.”

“Aku tidak berbohong kepada mu Humaira, memang pagi ini aku ada rapat walau, rapat itu akan di langsung kan pukul sembilan pagi ini. Aku ingin mengantarkan Fatimah, tapi sepertinya dia sangat menjaga dan menghargai perasaan mu. Sehingga dia menolak secara halus.” Batin Fahril.

“Oh gitu ya mas, maaf ya kak karna mas Fahril gak bisa ngantar. ” Kulihat ada raut penyesalan yang nampak di wajah Humairah. 

“Tidak apa-apa Humaira, kakak ngerti kok. Ya sudah kakak pulang dulu ya.”

“Ya kak, hati-hati dijalan kak.”

Aku mengiyakan ucapan Humaira dan berjongkok untuk menyakan tinggi ku dengan Alif.

“Alif jangan nakal ya nak, Alif harus nurut sama umi dan Alif juga harus sayang sama adik Wardah. Nanti InsyaAllah kalau ammi ada waktu lagi kita bisa main bareng lagi.”

“Iya ammi, Alif akan ingat pesan ammi. Ammi hati-hati ya Alif sayang ammi.” Kata Alif sambil memeluk ku.

“Iya, ammi pulang dulu ya sayang.” Kata ku sambil mengecup ke dua pipi dan kening anak ku, yang di balas nya dengan kecupan di kedua pipi dan kening ku juga.

🌹🌹🌹

Sekarang aku kuliah sekaligus kerja di salah satu butik yang ada di pusat kota. Memang biaya kuliah ku di bantu oleh kedua orang tua angkat ku, tapi aku tidak bisa terus bergantung pada mereka.

“Kak, kakak di suruh ibu bos membuat pola untuk desain ini.” Kata salah satu rekan kerja ku.

“Oh ok, kapan pola nya di butuhkan oleh ibu bos? ” Tanya ku pada rekan kerja ku.

“Kata nya besok pagi kak dan kalau sudah selesai langsung kakak antar kan saja ke ibu bos. Kalau ada yang membingungkan, kakak bisa tanya langsung pada ibu bos.”

“Ok terima kasih, InsyaAllah kakak udah ngerti.”Jawab ku sambil tersenyum kepada rekan kerja ku.

Sekali lagi, tak henti-henti nya aku berucap syukur kepada Allah karna sudah memberikan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian ku.

Allah begitu baik pada ku, tidak ada alasan bagi ku untuk mendusta kan nikmat dari-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
fa bi-ayyi aalaaa-i robbikumaa tukazzibaan

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 23).

🌹🌹🌹

Jodohku Milik Orang Bab.21 Pengenalan Tokoh

*Fatimah adalah seorang janda cantik dan wanita shalehah yang mempunyai prinsip tak ingin di madu dalam rumah tangga. Dia tidak menentang poligami, tapi dia tak ingin di poligami. 

*Rafardhan Atahalla lelaki yang mengagumi Fatima, seorang pengusaha sukses dan taat dalam agama nya. Juga seorang duda yang di tinggal istri nya tuk slamanya sesaat setelah ijab qobul dilakukan. 

*Fatimah dan Fatma dua sahabat yang seiya dan sekata, mereka sudah bersahabat sejak berada di pondok pesantren. 

*Fatma adalah istri yang shalehah sekaligus sahabat Fatimah yang selalu ceria dan selalu mengerti keadaan orang terdekat nya. Dia akan cuek kepada orang yang baru ia kenal, tapi kalau sudah kenal dan paham dia akan menjelma menjadi orang yang sangat penyayang dan teman yang baik. 

*Abizar adalah lelaki yang insya Allah sukses dunia wal akhirat, selalu menghormati wanita terutama ibu dan istrinya. Selalu berusaha menjadi lelaki yang selalu ada untuk wanita nya. 

*Fahril adalah lelaki yang shaleh dan pengertian. Sangat menyayangi keluarga, mencintai Fatimah tapi berusaha mengikhlaskan karna sudah ada wanita lain yang harus dia jaga perasaannya. 

*Alif Zidan Ali, pria kecil yang mengemaskan, penurut, pintar dan sangat menyayangi kedua orang tua nya dan ibu sambung nya. 

***


Kini Fatimah mulai menjalani rutinitasnya yang baru. Kembali menjadi mahasiswi dan mulai berkutat dengan kesibukan seorang mahasiswi.

Saat Fatima berada di depan kampus tiba-tiba ada yang memanggilnya.

“Fatimah!! Kamu Fatimah kan?!”

“Iya saya Fatimah, maaf kamu siapa ya?”

“Masak lupa sama aku, ini aku Lisna?! ”

“Lisna mana ya, aku lupa?”

Memang benar Fatimah tidak mengingat ataupun mengenali Lisna karna penampila Lisna yang dia kenal tidak seperti Lisna yang ada di hadapan nya sekarang. Lisna yang ada di hadapan nya sekarang berpakaian yang terlalu seksi tidak seperti Lisna yang Fatimah kenal dulu.

“Ya ampun Fatimah, aku Lisna yang sering kamu panggil bibi Kunti waktu masih di pesantren dulu!!” Jelas Lisna yang sedikit kesal pada Fatimah yang tidak mengenali nya lagi padahal dulu mereka cukup akrab. 

Sesaat Fatimah terperangah sebelum dia kembali menguasai dirinya dari keterkejutan nya. 

“Astagfirullah!!  kamu Lisna si bibi Kunti, tapi kemana jilbab mu kenapa penampilan mu sekarang seperti ini, tidak malu ya aurat di umbar kayak gini.” Fatimah kaget sekaligus merasa tak percaya dengan apa yang di lihat nya sekarang

“Iya aku Lisna yang itu, udah ah nanyanya nanti aku ceritain, sekarang kamu mau kemana?”

Fatimah hanya menarik nafas panjang dan menghembuskan nya secara perlahan menanggapi teman nya yang satu ini, memang dari dulu teman nya yang satu ini sering melakukan hal yang menurut nya benar tanpa memikirkan apa akibat yang akan di terima nya. Oleh karna itu juga Fatimah memanggil nya bibi kunti karna sering duduk di atas pohon sewaktu dulu.

“Aku mau ngampus di sini, mau melanjutkan kuliah ku yang sempat tertunda dulu.”

“Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak langsung saja di teruskan waktu dulu? ” Jiwa kepo Lisna meronta, karna rasa ingin tau dan rasa penasaran nya yang besar.

Fatimah tersenyum, ternyata teman nya ini masih tidak berubah jiwa kepo nya masih terus merajalela.

“Waktu itu aku harus mengurus suami dan anak ku... ” Belum selesai Fatimah menjelaskan, tapi sudah di potong oleh Lisna.

“Memangnya suami dan anak mu kemana sekarang sehingga kau bisa melanjutkan kuliah mu lagi?!” Tanya Lisna yang masih terus merasa penasaran sehingga membuat nya tak sabar ingin segera mengetahui sebab Fatimah memilih tuk kuliah lagi.

“Mangkanya dengarkan dulu baru bertanya, ini orang belum selesai menjelaskan sudah main potong aja.” Jawab Fatimah yang memasang wajah cemberut, dia sengaja berpura-pura merajuk  tuk menjahili teman kepo nya yang sudah di tingkat dewa ini.

“Ya jangan ngambek dong, nanti aku mati penasaran dengan cerita mu, kalau aku mati penasaran nanti kamu orang pertama yang aku hantui hehehe.” Jawab Lisna asal sambil cengegesan.

“Ya Allah jiwa kopo dan jail mu masih terus membara ya, tidak perna surut dan mengalir terus kayak sungai Nil.”

*Sedikit informasi tentang sungai Nil*
~Sungai Nil (bahasa Arab: النيل, translit. an-nīl‎ atau bahasa Mesir/Koptok iteru ), di Afrika, adalah satu dari dua sungai terpanjang di Bumi. Sungai Nil mengalir sepanjang 6.650 km atau 4.132 mil dan membelah tak kurang dari sembilan negara yaitu: Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan, Sudan Selatan dan tentu saja Mesir. Karena sungai Nil mempunyai sama artinya dalam sejarah bangsa Mesir (terutama Mesir kuno) maka sungai Nil identik dengan Mesir.

*Sungai Nil di Mesir*

Sungai Nil mempunyai peranan sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan dari sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungai nya. Tanah yang subur ini memungkinkan penduduk Mesir mengembangkan pertanian dan peradaban sejak ribuan tahun yang lalu.~ Sumber Wikipedia.**

“Ya kali, aku di samain sama sungai.”

“Mangkanya dengerin dulu kalo aku udah selesai cerita baru bertanya, kalau kamu motong kayak tadi aku tidak ingin cerita lagi.”

“Siap ibu bos, ayo cepat cerita udah tidak sabar nih.”

Lalu Fatimah menceritakan semua kejadian secara garis besar nya saja, tanpa menceritakan penyebab perceraiannya dan kecelakaan yang menimpa nya.

“Oh jadi kamu nikah sama Fahril yang sok akrab pada semua orang itu ya, dan sekarang kamu udah cerai sama dia?!” Lisana manggut-manggut mendengar cerita Fatimah. “Terus sekarang anak kamu juga sama dia dan istri baru nya, memangnya kamu percaya kalau anak kamu di urus oleh istri dari mantan suami mu?”

“Iya aku percaya sama dia, karna dia telah mengurus anak ku selama aku koma dengan sangat baik, bahkan anak ku tidak terlalu sedih berkat kehadiran nya di samping anak ku.”

“What!!!  Kamu perna mengalami koma memangnya kamu perna mengalami kecelakaan” Pekik Lisna karna terkejut dengan penuturan Fatimah.

“Aduh salah ngomong deh, balik lagi kan jiwa kepo nya” Fatimah membatin sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, karna sudah kelepasan bicara.

“Kenapa diam, ayo jawab pertanyaan ku, kamu tau kan aku orang nya kayak gimana kalau belum dapat jawaban!!”

Fatimah tahu betul bagaimana sifat teman nya itu, yang akan terus mengikutinya kalau belum dapat jawaban yang memuaska dari nya.

“Iya aku perna mengalami koma pasca kecelakaan yang aku alami, karna mengalami benturan di kepala ku yang sangat keras, aku koma selama tiga bulan dan selama itu pula anak ku di urus oleh Humaira. Aku tau perlakuan nya yang baik terhadap anak ku, karna aku mengenal bagaimana kepribadian nya dari pertemuan kami yang pertama kali dan kesan yang ku dapat saat bertemu secara langsung dengan nya.”

“Jadi kau telah mengenal nya sebelum dia menikah dengan suami mu?”

“Tidak, aku mengenal nya setelah kami bercerai, saat aku menitipkan Anak ku itu adalah pertemuan kami yang ke dua.”

“Oh ku kira, kalian sudah saling kenal sebelum nya, kalo seperti itu dia menikung, tapi kalian kenal setelah perceraian mu berarti dia bukan penikung.”

“Dia memang bukan penikung, tapi jodoh mas Fahril yang tertunda.” Pikir Fatimah dalam hati.

“Oh ya kamu sudah mendaftarkan diri di kampus ini kan? ”

“Iya” Jawab Fatimah sambil mengangguk.

“Berarti kita satu kampus dong dan kita bakal sama-sama ya kan?! ”

“Iya, asal jangan bawah pengaruh buruk aja buat aku.”

🌹🌹🌹

Gimana ya kelanjutan nya? 

Fatimah kan sudah kuliah lagi, apa mungkin dia akan menemukan tambatan hati yang lain atau malah akan setia menunggu Ardhan? 

Yuk pantengin terus cerita nya di novel “Jodohku Milik Orang”

Jodohku Milik Orang Bab. 20 Flashback

“Jadi kapan Novia menemui mbak, trus kapan mas Sultan melamar mbak dan kapan mbak bicara sama Kiai Abdullah?” Rentetan pertanyaan yang diucapkan dalam satu tarikan napas.

Sebelum menjawab pertanyaan Amel, Fatimah hanya menggeleng dan tersenyum melihat tingkah Amel yang bertanya begitu banyak, tapi hanya dua lakukan dalam satu kali tarikan napas.

“Kamu itu ya, kalau bertanya satu-satu, terus apa tidak susah bicara dalam satu kali tarikan napas begitu.”

Amel hanya cengegesan mendengar ucapan Fatimah.

“Novia menemui mbak tiga hari setelah mas Sultan mengungkapkan keinginannya ke pada mbak, terus mas Sultan melamar mbak satu minggu yang lalu tapi mbak tolak dan baru kemaren sore mbak bicara sama Kiai Abdullah.
Semua pertanyaan mu sudah mbak jawab kan” Fatimah berbicara sembari memberikan senyuman tulus nya pada Amel  “Terus kamu khawatir gitu sama mbak, takut nanti mbak jadi bulan-bulanan santriwati yang mendukung Novia gitu kan?! ”

Amel hanya manggut-manggut mendengar pertanyaan Fatimah.

Fatimah tersenyum melihat gelagat adik tingkat sekaligus murid nya itu yang terkadang terlalu berlebihan menanggapi suatu masalah.

“Kamu tidak perlu sekhawatir itu, selama kita yakin sama Allah mudah-mudahan tak akan ada kejadian yang merugikan tuk kita.”

“Iya mbak, Amel tahu tapi tetap saja Amel takut terjadi hal-hal yang tak di ingin kan, tapi kenapa mbak nolak mas Sultan terus mbak bicara apa sama Kiai Abdullah?! ” Rentetan pertanyaan yang tiada habis nya yang di pertanyakan Amel.

Fatimah menghela napas panjang karna mendengar pertanyaan Amel yang sudah diduga nya akan di tanyakan oleh Amel.

Fatimah tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Amel.

“Mbak nolak mas Sultan karna mbak sudah tau bahwa ada orang yang lebih pantas untuk nya dan mbak tidak ingin membuat orang itu merasakan apa yang pernah mbak rasakan” Fatimah menatap lurus ke depan dengan posisi duduk di sebelah Amel “Dan mbak juga bilang sama Kiai Abdullah supaya menjodohkan Novia dan mas Sultan. Karna mbak sudah berjanji pada Novia akan membicarakan ini pada Kiai.”

Fatimah mengingat pembicaraan nya dengan Novia yang cukup alot dan berakhir pada janji nya pada Novia yang akan membicarakan masalah menjodohkan nya dengan Sultan kepada Kiai Abdullah.

“Tapi mbak tidak kecewa? Mbak, memang Amel sedikit tidak setuju jika mbak sama mas Sultan lantaran Amel khawatir sama mbak, tapi apa mbak perna berpikir untuk kebahagiaan mbak sendiri jangan selalu memikirkan kebahagiaan orang lain mbak!”

“Mbak tidak kecewa, karna sebelum mbak nolak mas Sultan, mbak sudah shalat istikharah memohon petunjuk dari Allah, mbak yakin atas petunjuk dari-Nya dan bukan mbak tidak ingin bahagia, tapi kebahagiaan yang kamu maksud belum saatnya datang kepada mbak, suatu hari nanti kebahagiaan itu pasti akan muncul” Fatimah tersenyum dan menoleh kepada Amel yang berada di samping nya, meyakinkan pada Amel bahwa dia baik-baik saja.

“Iya mbak, Amel ngerti. Yang perlu mbak ingat adalah mbak masih punya Amel dan yang lain, yang menyayangi mbak di sini” Amel bicara sambil memeluk Fatimah sembari menyalurkan semagat nya melalui pelukan yang di berikan nya.

Fatimah membalas pelukan yang di berikan Amel, sembari tersenyum senang karna dia merasa masih banyak orang yang peduli akan diri nya.

*Flashback off*

***

Hari ini Fatimah kembali berpamitan kepada Kiai Abdullah beserta keluarga. Fatimah diantar Fatma dan Abizar ke bandara, tak lupa ocehan Fatma yang khawatir pada sahabat nya itu. Seolah Fatimah ini anak kecil yang ingin pergi bermain yang selalu diwanti-wanti mak nya sebelum pergi.

“Ukhti ingat ya nanti, kalau sudah sampai langsung kabari ana, jangan lupa shalat, ingat dengan larangan dari agama kita, berpegang teguh pada Qur'an dan hadits, jangan lupa makan, jangan sering keluyuran malam, dan.... ” Belum selesai Fatma bicara tapi sudah di potong oleh Abizar.

“Sayang kok nasihati nya kayak mak-mak yang bawel pada anak nya?!” Ledek Abizar pada sangat istri sambil tersenyum jahil.

“Ih mas, aku kan khwatir sama ukhti.”

“Iya ukhti, aku ngerti kok dengan kekhawatiran mu, trimakasih sudah perhatian, trimakasih sudah peduli, trimaksih sudah menjadi sahabat terbaik ku, dan terimakasih untuk segalanya.” Fatimah memeluk Fatma dan berusaha agar tidak menangis karena merasa terharu atas perhatian sahabat nya itu “ Dan aku juga janji tak akan keluyuran di malam hari kecuali saat ada urusan saja, kau tau kan ukhti seperti apa aku ini.” Fatimah merenggang kan pelukan nya dan menatap Fatma sembari tersenyum hangat kepada sahabat nya itu, berusaha menyakinkan bahwa dia akan baik-baik saja.

“Iya aku yakin dan percaya pada mu ukhti, jaga diri dan langsung kabari kami kalau butuh bantuan, kami akan dengan senang hati membantu mu, iya kan sayang?!” Fatma menoleh ke pada Abizar meminta persetujuan sang suami.

Abizar tersenyum melihat sang istri yang meminta persetujuan nya.

“Iya Fatimah, kabari kami jika kau membutuhkan bantuan jangan sungkan, kami akan berusaha membantu mu semampu kami.”

“Iya mas, trimakasih kalian semua sudah peduli pada ku.”

“Ai ukhti kayak sama siapa saja, ngomong nya begitu, sudah sana masuk sebentar lagi pesawat nya take off, mau ketinggalan pesawat” Goda Fatma, yang dari tadi sangatlah khawatir dan sekarang berubah menjadi mengoda dengan ucapan nya.

“Hem iya ukhti, barusan tadi khawatir berlebihan dan sekarang malah ingin mengoda ku” Jawab Fatimah sembari tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya itu  “Ya sudah aku brangkat dulu ya ukhti, mas Abizar aku brangkat dulu, tolong jagain sahabat ku, semoga kalian segera mendapat kabar bahagia dan aku bisa cepat dapat keponakan.”

“Tenang saja Fatimah, doa kan saja supaya Allah bisa segera percaya kepada kami dan kami juga akan terus berusaha sembari terus berdoa kepada sang pemilik kehidupan.”

Fatimah tersenyum dan mengiyakan ucapan Abizar, sedangkan Fatma tersipu malu atas ucapan sang suami.

***


Kini Fatimah sudah berada di dalam pesawat, dia memandang awan dari jendela pesawat dan memfoto nya dan menulis sesuatu di foto.

Fatimah pun hanya terdiam sambil terus menatap ke awan yang perlahan bewarna jingga karna waktu yang sudah menunjukan waktu magrib. Fatimah pun melakukan tayamum dan menunaikan shalat magrib nya dengan khusyuk.

*Kenapa sudah magrib? Karna Fatimah sengaja mengambil penerbangan sore supaya bisa bicara sedikit lebih lama dengan sahabat nya.*

***


Kini Fatimah sudah berada di indekos yang sudah di pesan nya melalui online. Indekos yang di pesan Fatimah adalah indekos khusus wanita.

Indekos yang di pilih Fatimah di lengkapi kamar mandi, dapur yang langsung menyatu dengan ruang tamu dan satu buah kamar, kecil memang tapi bisa membuat Fatimah nyaman. Fatimah bisa saja tinggal di apartemen yang pernah di janjikan oleh orang tua angkatnya, tapi Fatimah merasa tidak enak jika terus bergantung pada mereka.

***


Kalimat bahwa "jodoh tak akan kemana" rupanya memang benar. Jodoh menjadi cerminan diri dan tidak akan jauh dari siapa kita saat ini.


الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ


Artinya:


“Ruh-ruh itu diibaratkan seperti tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hal ini juga dikuatkan dengan salah satu ayat dalam Alquran, yakni surat An Nur ayat 26.

اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.


Artinya:

“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik”. (QS. An Nur:26)


Hadits tentang Jodoh, Sebuah Takdir yang Telah Digariskan Allah SWT. 

Hadits Jodoh di Tangan Allah SWT

Sebagai bagian dari takdir Allah SWT, jodoh menjadi sebuah ketetapan yang telah ditulis bahkan 50.000 tahun sebelum manusia dilahirkan di bumi.


كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Artinya:

"Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim)