Sabtu, 05 Juni 2021

Jodohku Milik Orang Bab.12 Kembali Pulang

Happy Reading 😘
🌹🌹🌹 

"Aku tu gugup banget, aku ragu jangan-jangan aku belum siap lagi dan gimana kalau banyak tamu yang tidak datang, bagaimana kalau mas Abizar salah sebut nama, aduh bagaimana ini!?" Fatma berbicara sambil memegang kepala nya, karna merasa prustasi.

"Ini ni yang di sebut ketakutan yang berlebih. Udah tenang aja ya, aku yakin kamu pasti bisa kok, soal gugup itu wajar karna hampir seluruh calon pengantin mengalami kegugupan, tapi ingat apa yang telah di gariskan oleh Allah itu pasti akan terjadi, kita hanya bisa berusaha dan meminta yang terbaik, apapun hasil nya nanti itulah yang terbaik dari Allah." Fatimah menenangkan Fatma sambil terus mengelus punggung sahabat nya.

"Ya aku tau ukhti, tapi seingatku dulu kamu tidak kayak aku ya ukhti?!"   Fatma merasa bahwa memang benar diri nya terlalu khawatir.

"Maksud ukhti?" Fatimah balik bertanya.

"Ya gini, perasaan yang berlebihan menjelang pernikahan." Jawab Fatma.

"Iya juga sih, seingat ku dulu juga gitu, sejujurnya kekhawatiran yang aku rasa kan semua nya ku pasrah kan pada Allah, ku serahkan dan ku sandarkan hanya kepada Allah." Jelas Fatimah.

"...."

"kok diam?" Tanya Fatimah karna sahabat nya itu mendadak diam setelah mendengar penjelasan dari nya.

"Aku ingin mendengarkan wejangan dari mu ukhti, terus apa?" Tanya Fatma lagi setelah acara diam nya tadi.

Fatimah tersenyum melihat Fatma yang sangat serius mendengar kan penjelasannya.

"Jadi, aku berharap kamu juga bisa berserah, berpasrah diri hanya kepada Allah, Insyaallah kamu kan menemukan dan di tunjukan jalan yang terbaik." Jelas Fatimah panjang lebar.

"Ya aku kan menuruti saran mu ukhti." Fatma.

🌹🌹🌹

Meraka bedua sampai di kediaman Kiai Abdullah, mereka mengucapkan salam secara barengan

"Assalamu'alaikum." Ucap Fatimah dan Fatma berbarengan.

"Walaikumussalam" Jawab orang yang ada di dalam rumah.

"Eh bang Ardhan sudah datang, apa kabar bang?" Kali ini Fatma yang nyletuk, karna dia terkejut tiba-tiba Ardhan sudah datang dan berada di rumah nya.

"Iya Fatma, saya baru saja tiba." Ardhan menjawab sembari melempar senyuman nya.

***
Fatimah kembali sendirian, karna sekarang ini dia lagi berada di asrama nya.

"Ya Allah meski mulut ini berkata ingin ikhlas, tapi kenapa hati ini belum bisa terima, apa aku brlebihan, atau aku yang terlalu egois, mengapa perasaan di hianati dan perasaan ditinggalkan begitu kuat terasa, apa karna aku berada di sini?” Gumam Fatimah yang merasa lelah dengan keadaan, tapi dia tetap terus berusaha.

“Di tempat yang terlalu banyak kenangan bersama nya dulu. Ku akui bahwa dia tidak pernah mengetarkan hati ku walau sekalipun, tapi kenapa rasa sakit di hati karna di tinggalkan nya begitu membekas, apa yang harus aku lakukan, apa aku harus mengikuti petunjuk yang ada di dalam mimpi panjang ku waktu itu?!” Fatimah berpikir keras antara mengikuti kemauannya atau mimpi yang pernah datang dalam tidur panjang nya waktu itu.

"Biarlah berjalan sesuai apa adanya, Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik tuk ku. Lebih baik aku tidur soalnya besok harus berangkat pagi." Sambung nya lagi sebelu berbaring di atas tempat ntidur nya.

***
“Ukhti aku brangkat dulu ya, jangan berpikir yang berlebihan, serahkan semua kepada Allah, yakin lah akan janji Allah!” Fatimah mengingatkan dan sekalian berpamitan dengan Fatma sambil berpelukan.

“Iya ukhti, kamu juga jangan sedih lagi ya, walaupun kau berkata tidak, tapi aku masih tau kau itu orang yang seperti apa, karna seperti yang kau bilang kita bukan kenal satu atau dua hari, tapi sudah bertahun-tahun jadi aku telah hapal sifat dan kebiasaan mu.” Fatma membalas pelukan Fatimah sambil memberikan semangat pada sahabat nya itu.

"Ya kau yang paling tau aku setelah Allah dan orang tua ku." Fatimah hanya bisa tersenyum mendengar ocehan sahabat nya. "Ya sudah saya pulang dulu ya, Kiai, ummi, Fatimah pulang dulu ya insyaallah Fatimah akan secepatnya kembali." Pamit Fatimah sembari mencium punggung tangan Kiai Abdullah dan Ummi yang di ikuti oleh Ardhan.

"Fii amanillah(Semoga dalam lindungan Allah)" Ucap Kiai Abdullah.

"Ma'assalamah Kiai." Jawab Ardhan dan Fatimah bersamaan.

*Sementara itu di lain tempat dan waktu yang sama**

"Ayah kapan ammi kan jenguk Alif, Alifkan lindu ammi, apa ammi gak sayang Alif lagi?" Kata Alif sendu karna menahan rindu terhadap Fatimah.

"Insyaallah ammi kan jenguk Alif besok, atau mungkin hari ini.” Ucap Fahri menyemangati anak nya yang tengah bersedih.

"Yang benal ayah, ammi mau ke sini?" Alif sangan senang mendengar ammi nya akan datang.

"Iya sayang, jadi Alif sabar ya kalo tidak hari ini, insyaallah besok ammi ke sini." Fahril senang melihat anak nya yang sangat senang mendengar bahwa ammi nya akan datang.

"Iya ayah, tapi Alif boleh ikut ammi ya yah" Alif bertanya penuh harap

"Nanti Alif coba tanyakan langsung ke ammi aja ya sayang!" Fahril tidak mau mbebeni Fatimah jikalau dia langsung mengiyakan permintaan Alif, karna sampai saat ini pun Fahril masih sangat menghargai apa pun keputusan Fatimah, dia tak ingin lagi menyakiti hati wanita yang telah melahirkan anak nya, sejujurnya hati nya masih menginginkan Fatimah walau itu tak kan mungkin lagi, karna dia sudah memiliki istri yaitu Humaira.

Lamunan Fahril terhenti saat dia mendengar Humaira manggil nya.

"Mas, jadi atau tidak mbak Fatimah mampir ke sini, kasihan Alif sudah sangat rindu sama mbak Fatimah?!"  Humaira bertanya bukan tanpa alasan, karna hampir setiap malam Alif mengigau menyebut-nyebut nama Fatimah.

"Tadi Ardhan telpon, kata nya hari ini ammi nya Alif pulang sama dia, skalian akan langsung mampir kalau tidak kemalaman." Ucap Fahril pada Humaira.

“Oh, ya sudah kalau gitu aku mau masak dulu ya mas, siapa tau nanti mbak Fatimah beneran datang hari ini bisa sekalian kita makan sama-sama.” Senyum Humaira mengembang tulus saat mendengar Fatimah akan datang ke rumah nya hari ini.

“Iya sayang, mas mau nemenin Alif main dulu, kamu juga jangan terlalu capek kalau butuh bantuan panggil mas aja ya, kamu kan lagi hamil kasihan dedek nya kalau kamu kecapean.” Fahril memberikan perhatian lebih kepada Humaira karna saat ini Humaira lagi hamil muda, sebenarnya waktu belum hamil pun Fahril juga perhatian tapi sekarang semakin lebih perhatian.

Sekarang Fahril sudah mencintai Humaira, perhatian yang di berikan Humaira kepada nya dan Alif membuat nya sadar bahwa dia tidak boleh menyia-nyiakan istrinya yang saat ini, walau di hati nya Fatimah masih bertahta, dia akan berusaha menghapus cinta nya pada mantan istri nya itu.

"Iya mas, aku akan panggil kamu jika butuh bantuan." Humaira merasa senang karna suami nya sudah mulai mencintai nya walau dia tau Fatimah masih menguasai hati suami nya, tapi dia tidak berkecil hati karna itu lah yang harus dia terima atas pernikahan nya ini dan dia yakin bahwa Allah akan memberikan jalan yang terbaik tuk dia dan keluarga kecil nya ini.

🌹🌹🌹

"Bang, ini mobil abang kok ganti lagi, perasaan yang kemaren bukan yang ini?" Fatimah bertanya karna mobil yang di bawah Ardhan yang pertama dengan yang ini  berbeda.

"Iya ini mobil abang, yang kemaren itu mobil nya papa, soalnya mobil abang kemaren lagi di bengkel jadi pinjam mobil papa.” Jelas Ardhan.

"Oh gitu, oh iya bang kita langsung ke tempat mas Fahril ya, soal nya aku udah rindu banget sama Alif." Fatimah berkata saat sudah berada di dalam mobil Ardhan.

"Iya, tadi juga abang sudah telpon Fahril kalau kita akan langsung ke sana habis pulang dari pesantren." Ardhan berbicara dengan bibir yang terus tersenyum manis.

"Ya Allah apa ini kenapa hati ku bergetar hanya dengan melihat senyuman bang Ardhan." Batin Fatimah bertanya-tanya dengan kondisi yang ada di dalam dada nya.

"Kok jadi bengong, terpesona dengan ketampanan abang ya." Ardhan berkata sambil menaik turun kan alis nya.

"Ih apa si bang, kok jadi lebai sih." Fatimah tertunduk malu akan sikap nya sendiri.

Ardhan hanya tersenyum melihat tingkat Fatimah yang malu-malu.

🌹🌹🌹
Mohon dukungannya
Jangan lupa komen, kritik dan saran
karna semua dukungan itu akan membuat saya lebih samangat lagi nulis nya dan saya akan berusaha menjadi lebih baik lagi dalam menulis.

Thanks all ☺

Semoga sehat selalu 😉
Bab Berikutnya
Bab Sebelumnya

0 komentar: