Rabu, 07 Juli 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 28 Pulang Kampung Part. 2

“Eh abang belum tua loh kamu juga kan masih muda. Ya walau pun status kita sudah bukan remaja lagi.” Jawab Ardhan sambil tersenyum ke arah Fatimah.

“Ya udah ayo kita beli gembok nya dulu.” Ajak Fatimah.

Ardhan hanya tersenyum dan mengikuti langkah Fatimah. Dia merasa begitu senang karna Fatimah ingin menuruti kemauan nya.

🌹🌹🌹

“Ah akhirnya sampai juga kita ke rumah.” Kata Lisna sambil rebahan di kamar Fatimah. Ya sekarang Lisna sedang berada di apartemen Fatimah karna tadi meraka pulang bersama Ardhan.

“Eh, oh ya gimana tadi? Kayak nya kalian masang gembok cinta ya?” Tanya Lisna beruntun.

“Iya tapi hanya buat senang-senang aja, aku juga tidak percaya sama yang gituan.” Kata Fatimah menjawab pertanyaan Lisna.

“Tapi tadi kayak nya ada seorang wanita yang memperhatikan kalian dengan raut wajah yang tak bersahabat gitu.” Kata Lisna kembali duduk sambil menopang dagu menghadap Fatimah yang duduk di depaneja rias nya.

“Ah hanya perasaan mu saja itu.” Kata Fatimah mengelak dan tersenyum supaya Lisna berhenti kepo.
“Tapi tadi..” Belum selesai Lisna bicara udah dipotong oleh Fatimah.

“Emang kamu lihat dia nyamperin atau berinteraksi dengan kami gitu?” Tanya Fatimah lagi.

“Ya gak sih, tapi arah pandangan nya tu ke kalian.” Kata Lisna setengah bergumam tapi masih bisa terdengar oleh Fatimah.

“Udah ah yuk kita bersih-bersih dulu.” Ajak Fatimah.

🌹🌹🌹

Hari ini adalah hari senin, di hari ini Fatimah, mama Ratih, papa Wijaya dan Ardhan berkumpul untuk persiapan puasa ramadhan hari pertama di besok pagi. Mereka melakukan aktivasi masing-masing, Fatimah dan Ardhan kebagian tugas belanja. Mereka membeli kebutuhan yang akan di perlukan saat puasa esok hari.

“Nak, kamu belanja ya biar di temanin abang mu!” Perintah mama Ratih. “Dan ini daftar belanjaan yang harus di beli ya sayang.” Tambah mama Ratih sambil menyodorkan nota belanjaan.

“Iya ma, tapi bang Ardhan mana ma?” Tanya Fatimah yang tidak melihat Ardhan.

“Oh di kamar nya mungkin, sebentar mama panggil kan dulu.” Ucap mama Rianti sambil berlalu pergi.

Mama Rianti turun bersama Ardhan dan langsung menghampiri Fatimah yang masih berdiri di tempat nya semula.

🌹🌹🌹

Fatimah selesai berbelanja dan mereka sedang menuju pulang ke rumah, tapi sebelum pulang Ardhan mengajak nya mempir ke salah satu restoran dan sekaligus melaksanakan shalat di musola yang ada di restoran tersebut.

“Fatimah kita mampir makan siang dulu ya sekalian melaksanakan shalat dzuhur.” Ajak Ardhan kepada Fatimah yang hanya di jawab angguan oleh nya.

Mereka sampai di restoran yang dintuju. Sebelum makan mereka melaksanakan ibadah sholat dzuhur terlebih dahulu karna sudah masuk waktu dzuhur. Selesai melaksanakan ibadah sholat dzuhur mereka langsung menuju meja yang sudah mereka pesan sebelum melakukan shalat tadi.

Mareka selesai menyantap hidangan yang berada di hadapan mereka tanpa melakukan banyak pembicaraan, mereka hanya berbicara setelah makan itu pun cuma ajakan untuk pulang.

Sekarang mereka sudah sampai di halaman rumah orang tua Ardhan. Ardhan langsung menurun kan barang-barang yang sudah meraka beli tadi. Di bantu oleh Fatimah dan asisten rumah tangga orang tua Ardhan.

“Assalamu'alaikum” Ucap mereka bersamaan saat berada di depan pintu.

“Wa'alaikumussalam, kalian sudah pulang? Gimana belanja nya ada semua kan yang mama catet tadi? ” Tanya mama Ratih.

“Sudah mama tenang saja, semua nya ada kok. Kan Fatimah yang belanja pasti ada semua lah.” Jawab Ardhan yang di tanggapi senyuman yang manis dari Fatihah.

“Ya mama yakin kok, kalau nyuruh Fatimah yang belanja pasti beres deh.” Kata mama Ratih sambil mengacungkan jempol nya kepada Fatimah.

“Ma, Ardhan ke kamar dulu ya, mau mandi gerah abis dari luar tadi.” Kata Ardhan dan berlalu pergi.

“Iya sayang. ” Kata mama Ratih menjawab perkataan Ardhan!.??

🌹🌹🌹
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan begitu lah yang telah terjadi. Tak terasa bulan Ramadhan yang mereka lalui telah sampai di awal penghujung bulan.

Fatimah masih terus melanjutkan aktifitas nya seperti biasa sedang kan Ardhan sudah berada di Negara orang untuk menyelesaikan tugas di perusahaan baru nya.

Hari ini Fatimah berniat pulang ke kampung halaman nya. Tak lupa pula dia mengajak Alif anak nya untuk pulang bersama nya.

Sedangkan Fahril dan Humaira memilih merayakan lebaran mereka di rumah mereka sendiri.

Fatimah dan Alif sudah sampai di bandara di antar oleh papa Wijaya dan mama Ratih.

“Hati-hati di jalan ya nak, semoga perjalanan kalian lancar sampai ke tujuan. Titip salam tu ibu dan bapak mu. Eh bapak atau abah nak, mama lupa.” Ucap mama Ratih sembari bertanya.

“Sebenarnya sih abah, ma. Tapi berhubung adek ku sering salah sebut abah menjadi bapak ya jadi dua-duanya di pakai sampai saat ini.” Ucap Fatimah menjelaskan.

“Oalah jadi gitu toh nak, mama kira mama aja yang gagal fokus.” Ucap mama Ratih sambil tersenyum.

“Alif hati-hati ya sayang, titip salam buat kakek dan nenek mu disana.” Ucap papa Wijaya sambil mengusap kepala Alif, yang di balas anggukan oleh Alif.

Fatimah dan Alif berangkat ke bandara tanpa di antar oleh Fahril ataupun Humaira di karna kan anak mereka yang lagi kurang enak badan.

Tak terasa sudah dua jam perjalanan akhir nya meraka sampai di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Mereka sudah di tunggu oleh kedua orang tua Fatimah di sana.

“Assalamu'alaikum nak” Kata abah.

Wa'alaikumussalam abah” Jawab Fatimah sambil sungkem pada kedua orang tua nya.

“Alif sini sayang sama nenek, nenek kangen sama Alif, Alif kangen tidak sama nenek?” Tanya Ibu Fatimah.

“Kangen lah nek, kan nenek wanita tercantik ke dua setelah ammi.” Kata Alif polos sambil tersenyum girang.

“Aduh cucu ku sudah besar ternyata dan sekarang bisa ngegombalin nenek juga ternyata. Awas nenek punya nya kakek loh jangan di embat.” Ucap abah sembari tersenyum bangga pada cucu nya.

“Ih apaan si abah, jangan ngomong gitu sama cucu yang masih kecil tidak baik.” Tegur ibu Fatimah yang hanya di balas senyuman oleh abah.

Fatimah sangat bahagia, hal-hal yang kecil seperti ini pun mampu membuat nya tersenyum bahagia. Karna menurut nya kebahagiaan itu tak harus dengan barang-barang mewah dan berharga.

“Ayo nak kita pulang sekarang, kamu pasti capek abis perjalanan jauh dan Alif juga kayak nya sudah ngantuk tu.” Kata ibu mengajak mereka semua untuk pulang.

🌹🌹🌹

Hai para reader's makasih banyak sudah mampir. Makasih juga untuk dukungan kalian selama ini.
Apalah arti nya diri ku sebagian seorang penulis tanpa kalian yang membaca. Aku cuma menyalurkan hobi ku saja kalian senang alhamdulillah, tapi kalau tidak aku tak kan memaksa kalian untuk suka. Semat kan lah like kalian walau kalian tak ingin membaca nya. Satu like sangat berharga bagi saya seorang penulis amatir ini.

Sekali lagi saya ucap kan terima kasih 😘💕🙏
makasih banyak banyak.
Bab Berikutnya
Bab Sebelumnya

0 komentar: