Senin, 12 Juli 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 29 Teman Lama

Satu hari sudah Fatimah berada di kampung halamannya. Saat ini dia sedang keluar bersama keluarga nya dan tak sengaja dia bertemu dengan teman lama nya yang sempat mengagumi nya saat dulu.

“Assalamu'alaikum, Fatimah kan?” Tanya seseorang yang memanggil nya.

“Wa'alaikumussalam, iya saya Fatimah.” Jawab Fatimah.

“Kamu masih ingat gak sama aku, yang dulu pernah kamu tolak?!” Kata seseorang itu sambil cengengesan.

Fatimah hanya tersenyum bukan tidak ingat, tapi dia hanya tidak habis pikir kenapa bisa ketemu lagi dengan teman masa remaja nya dulu.

*Ya ini lah takdir Allah karena di dunia ini tak ada yang nama nya kebetulan. Karena setiap pertemuan akan ada perpisahan dan itu lah jalan nya. Saat kita bertemu kembali dengan seseorang di masa lalu itu juga takdir yang sudah ditentukan dalam garis hidup kita.

“Kamu sama siapa ke sini, sendiri aja ya?!” Tanya seseorang itu, tapi di jawab sendiri oleh nya.

“Tidak, aku sama kedua orang tua ku dan juga anak ku, tapi mereka lagi main di Timezone. Aku ijin ingin keliling tadi.” Jawab Fatimah. menjelaskan pada seseorang tersebut.

“Oh ku kira tadi kamu sendiri.”

“Tidak kok.” Jawab Fatimah sambil tersenyum.

“Gimana kalo kita makan bareng, sebagai perayaan pertemuan kita ini.” Tawar seseorang itu.

“Oke, tapi aku mau ngabarin orang tua ku dulu. Supaya setelah main mereka bisa menyusul.” Ucap Fatimah pada teman nya itu.

“Oh ya kata nya waktu itu kamu mau menikah?” Tanya Fatimah. “Mana istri mu?” Tanya Fatimah lagi.

“Aku batal menikah dan sampai saat ini aku masih sendiri.” Kata seseorang itu dengan sedikit murung, tapi dia berusaha supaya tidak terlihat sedih di hadapan Fatimah.

“Oh, maaf kalau pertanyaan ku tadi lancang dan membuat kamu kembali sedih.” Ucap Fatimah menyesal.

“Tak apa, aku cuma takut untuk memulai kembali, aku merasa sudah kalah. Tapi di dalam hati aku cuma bisa berharap suatu saat nanti ada seseorang yang bisa membenahi hidup ku, udah itu aja.” Kata Ihsan sambil tersenyum kecut. Ya seseorang tersebut adalah Ihsan orang yang pernah jatuh hati pada Fatimah, tapi hanya dalam diam. Karena menurut nya dia akan ikut bahagia kalau orang yang dia kagumi bahagia. Walaupun bahagia itu tak semudah mengucapkan nya.

“Semoga harapan yang di iringi dengan do'a yang tulus akan terkabul kan, Aamiin.” Ucap Fatimah tulus. 

“Aamiin.” Kata Ihsan mengamini ucapan Fatimah.

“Untuk saat ini, ku biarkan diri ku kotor-sekotor nya.” Kata Ihsan sambil tertunduk menahan rasa perih yang tiba-tiba menghampiri.

“Ya, semoga pada saat nya nanti ku do'a kan, akan ada titik balik yang lebih indah tuk diri mu.” Ucap Fatimah berusaha menguatkan perasaan taman nya itu.

“Terima kasih.” Ucap nya senduh.

“Sama-sama.” Ucap Fatimah. “Penyesalan itu tak akan pernah datang di awal, itu juga bukan sekedar kata-kata, tapi mempunyai makna yang mendalam.” Sambung Fatimah menjelaskan.

Ihsan hanya tersenyum getir mengigat nasib nya yang menurut nya kurang beruntung.

“Ku ikhlas kan hidup ku tertiup angin.” Kata Ihsan sambil mendogak ke atas dan mengusap wajah nya. Fatimah tersenyum sebelum menanggapi ucapan Ikhsan.

“Aku juga tak sebaik dan sebijak yang orang-orang sangkah.” Ucapan Fatimah jujur. Ikhsan pun tersenyum samar sebelum menanggapi ucapan Fatimah.

“Aku biarkan diri ku, sampai ku tak sadar bahwa diri ku sudah tertiup ke arah yang kumuh.” Lanjut Ihsan seakan mensyairkan kisah hidup nya dalam sebuah kata kiasan.

“Aku juga berlumur dosa, setiap orang pasti pernah berbuat dosa dan terjebak dalam hal dosa.”Ucap Fatimah.

“Dan aku masih terjebak di kubangan dosa.” Kata Ihsan menjawab perkataan Fatimah sambil tertunduk.

“Perlahan tuntunlah hati untuk menuju jalan yang lebih baik.”Ucap Fatimah bijak. “Pasti ada masa nya kita akan bahagia, terus lah bersyukur atas nikmat yang kau terima selama ini.” Sambung Fatimah menasehati teman nya itu.

“Terima kasih Fatimah, kamu telah mau mendengar kan keluh kesah ku, orang bilang aku hebat dan aku mempunyai kemampuan, tapi orang tak pernah tahu betapa hancur nya hati ku saat itu, sekarang pun aku masih merasa lemah terhadap masa lalu ku.” Kata Ihsan.

“Tenangkan dirimu, tuntun lah hati mu supaya kau tidak kembali terjerumus lagi pada hal-hal yang merugikan kan.“ Ucap Fatimah.

“Hem... Insyaallah aku akan berusaha untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi.” Ucap Ihsan.

“Insyaallah aamiin.” Jawab Fatimah.

🌹🌹🌹

Satu minggu berlalu dari terakhir Fatimah bertemu dengan Ihsan. Dan hari ini Fatimah dan keluarga merayakan hari kemenangan umat islam. Ya hari raya idul fitri, yang di lalui Fatimah dengan penuh suka cita. Bagaimana tidak ini adalah lebaran pertama Fatimah yang di lalui nya tanpa seorang suami. Walau begitu dia sudah sangat bahagia karena masih bisa berlebaran bersama keluarga nya.

🌹🌹🌹

*Allah SWT memberi pahala umat Muslim lewat berbagai pintu, termasuk amalan-amalan yang sunnah. Begitu pula dalam Sunnah Idul Fitri.

Berikut Sunnah Idul Fitri yang bernilai ibadah menurut Ustadz M Mubasysyaryum Bih.
Sholat Idul Fitri
*Mandi
*Menghidupi malam Idul Fitri dengan ibadah
*Memperbanyak bacaan takbir
*Makan sebelum berangkat Sholat Idul Fitri
*Berjalan kaki menuju tempat sholat
*Membedakan rute pergi dan pulang tempat Sholat Idul Fitri.
*Berhias
Tahniah atau memberi ucapan selamat

*Hari Raya Idul Fitri: Sejarah, Keutamaan, dan Maknanya dalam Islam.

*Pertama, awal mula dilaksanakannya hari raya Idul Fitri pada tahun ke-2 Hijriah. Saat itu bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin dalam perang badar. Kemenangan itu menjadi sejarah bahwa di balik perayaan Idul Fitri ada histeria dan perjuangan para sahabat untuk meraih kemenangan dan menjayakan Islam. Oleh karenanya, setelah kemenangan diraih umat Islam, secara tidak langsung mereka merayakan dua kemenangan, yaitu kemenangan atas dirinya yang telah berhasil berpuasa selama satu bulan, dan kemenangan dalam perang badar.

*Kedua, sebelum Islam datang, kaum Arab jahiliyah mempunyai dua hari raya yang dirayakan dengan sangat meriah. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa asal-usul disyariatkannya hari raya ini tidak lepas dari tradisi orang jahiliyah yang mempunyai kebiasaan khusus untuk bermain dalam dua hari, yang kemudian dua hari itu oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diganti menjadi hari yang lebih baik, dan perayaan yang lebih baik pula, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Rasulullah ﷺ bersabda: عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى Artinya, “Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad ﷺ datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha” (HR Abu Dawud & an-Nasa'i)

🌹🌹🌹
Bab Berikutnya
Bab Sebelumnya

0 komentar: