Kamis, 10 Juni 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 14 Pulang kampung

Satu hari berlalu, sekarang Fatimah bersiap pulang ke kampung halaman nya yang berada di Palembang.

Lima puluh menit menempuh penerbangan dari Jakarta-Palembang akhirnya Fatimah dan rombongan sampai di bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II

Fatimah dan rombongan di jemput oleh orang tua nya yang sudah menunggu mereka.

“Nenek, Alif lindu sama nenek.”

“Iyo nenek jugo rindu samo Alif, apo kabar cocong nenek yang cindo ni (Iya nenek juga rindu sama Alif, apa kabar cucu nenek yang ganteng ini).” Ibu Fatimah memeluk Alif yang di balas pelukan pula oleh Alif.

“Alif aik nek.” Alif menjawab dengan cara bicara yang belum sempurna karna usia nya yang masih dua tahun setengah, membuat orang yang mendengar jadi tersenyum.

“Assalamu'alaikum bu, abah apo kabar? (Assalamu'alaikum bu, abah apa kabar).” Tanya Fatimah kepada kedua orang tua nya sambil mencium punggung tangan kedua orang tua nya.

“Waalaikumsalam, alhamdulillah abah dan Ibu sehat.” Jawab abah.

“Mano Falih, ngapo dio dak teliat bu? (Mana Falih, kenapa dia tidak melihat bu?).” Tanya Fatimah karna tidak melihat keberadaan sang adik.

“Adek mu lagi begawe, jadi dio dak pacak melok ke sini (Adik mu lagi bekerja, jadi dia tidak bisa ikut ke sini).” Kali ini ibu Fatimah yang menjawab.

“Eh kita bicara pakai bahasa Indonesia saja, nanti nak Ardhan tidak mengerti apa yang kita bicara kan.” Celetuk abah yang baru menyadari dengan keberadaan Ardhan.

“Tak apo-apo bah, Ardhan ngerti dengan baso keluarga abah, karno Ardhan perna tinggal lamo di Palembang (Tidak apa-apa bah, Ardhan mengerti dengan bahasa keluarga abah,karna Ardhan pernah tinggal  lama di Palembang).” Jawab Ardhan yang menirukan bahasa keluarga Fatimah.

“Oh jadi nak Ardhan pernah tinggal lama di sini?”  Tanya abah Fatimah yang tak menyangka kalau Ardhan mengerti dengan percakapan mereka.

“Iya bah, saya pernah tinggal bersama nenek di sini sebelum nenek juga ikut pindah ke Jakarta.” Ardhan menjawab sambil terus mengulas senyuman menawan nya.

“Yo sudah kalu macam tu, payo kito balek (Ya sudah kalo seperti itu, ayo kita pulang).” Ajak ibu kepada Fatimah dan yang lain nya.

***
“Bang nanti abang tinggal di rumah abah dan ibu saja ya, kalau di rumah Fatimah takut nya akan timbul fitnah soal nya kita tidak ada ikatan.” Ucap Fatimah menjelaskan kepada Ardhan.

“Iya tidak apa-apa, tapi kalau mau buat ikatan sama abang boleh juga tu, biar abang lamar terus abang ajak kamu nikah deh.” Ardhan tersenyum menggoda Fatimah yang kaget akan ucapan nya.

*deg

“Abang tidak usah bercanda kayak gitu deh tidak lucu ah, ya sudah aku mau pulang ke rumah dulu bang.” Fatimah berlalu meninggalkan Ardhan dengan hati yang masih deg degan.

Ardhan hanya tersenyum melihat kelakuan Fatimah.

“Aku serius Fatimah, tapi seperti nya kamu belum siap membuka hati kamu untuk laki-laki lain, aku tau kamu masih merasa terpuruk atas peristiwa yang menimpa mu, tapi aku kan menunggu mu, kalau kita berjodoh pasti akan bersatu bagaimana pun caranya Allah pasti mempersatukan kita. Ardhan membatin sambil memperhatikan punggung Fatimah yang berlalu meninggalkan nya.

*Di rumah Fatimah

“Seperti nya aku harus melanjutkan kuliah ku tahun depan, kan sayang kalau tidak ku lanjutkan, setelah itu aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus lagi supaya bisa menata masa depan bersama malaikat kecil ku lagi.” Fatimah berbicara sendiri sambil berbaring di kamar nya sendirian, karna Alif tinggal di rumah orang tua nya yang masih ingin bermain sama nenek dan kakek nya.

Setelah ba'da ashar Fatimah kembali ke rumah orang tua nya untuk menjemput Alif.

“Assalamu'alaikum abah.” Sapa Fatimah kepada abah nya yang ada di teras rumah.

“Waalaikumussalam.” Jawab sang abah yang mendengar salam dari putri sulung nya.

“Di mana Alif bah, kok tidak kelihatan?” Tanya Fatimah sambil clingak clinguk melihat tak ada kehadiran anak nya.

“Anak mu lagi jalan-jalan sama Ardhan, kata anak mu dia bosan dirumah, jadi langsung di ajak Ardhan jalan.” Jelas abah kepada Fatimah.

“Jalan ke mana bah?” Tanya Fatimah penasaran.

“Kata nya ke mall ingin main di timezone.” Jawab Abah.

“Sudah lama ya bah, aduh jadi ngerepotin bang Ardhan ni.” Fatimah merasa tidak enak hati karna telah merepotkan Ardhan.

“Tidak repot kok, malahan aku senang bisa main sama Alif.” Celetuk Ardhan saat mendengar Fatimah yang merasa tidak enak hati kepada nya.

Fatimah terkejut dan langsung menoleh ke sumber asal suara.

“Eh bang Ardhan, sudah pulang bang?!” Tanya Fatimah yang sedikit terkejut dengan kehadiran Ardhan yang secara tiba-tiba.

“Iya, takut kesorean nanti kamu malah jadi cemas.” Ardhan bertutur lembut dan dengan senyuman nya yang menawan.

“Alif senang tidak main ke timezone sama om Ardhan?” Tanya Fatimah sambil berjongkok di hadapan anak nya supaya tinggi nya sejajar.

“Senang ammi, Alif cenang cekali main cama om Aldhan” Kata Alif sambil cengegesan.

“Kalau senang bilang apa dong sama om nya!” Ucap Fatimah kepada Alif yang kelihatan sangat senang.

“Bilang makacih mi..” Alif berkata sambil mencium pipi ammi nya yang sedang berjongkok di depan nya.

“Bukan sama ammi sayang, tapi sama om Ardhan.” Fatimah hanya terseyum melihat tingkah lucu anak nya.

Alif berbalik dan menarik baju Ardhan, Ardhan pun berjongkok untuk mensejajarkan tubuh mereka.

“Iya! ada apa Alif sayang?” Tanya Ardhan saat dia sudah berjongkok.

“Alif mau bilang makacih, makacih udah ajak Alif main  ke timezone om” Alif berkata sambil memeluk Ardhan yang sedang berjongkok di depan nya.

“Sama-sama sayang, om senang bisa main sama Alif” Jawab Ardhan sambil membalas pelukan Alif dan tentunya Ardhan merasa sangat senang karna Alif bisa akrab dengan nya.

“Besok Alif mau ikut ammi ngak?”
Tanya Fatimah sambil mengelus rambut Alif yang hitam.

“Kemana mi? Alif mau ikut!” Alif menjawab sambil loncat-loncat karna merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama ammi nya.

“Ada deh, besok Alif bakal tau” ucap Fatimah sambil mencium pipi anak nya.

“Tapi om ikut kan?” Tanya Alif kepada Ardhan yang masih berjongkok di depan nya “Ikut kan ammi?!” Tanya nya lagi kepada sambil menoleh ke arah Fatimah.

“Tanya om nya sayang, mau ikutan atau tidak.” Jawab Fatimah kepada Alif dan di balas dengan anggukan oleh Alif.

“Gimana om mau aja ya, nanti alau Alif apek ada yang endong Alif” Alif berkata penuh harap, Ardhan hanya tersenyum melihat tingkah lucu Alif.

“Iya sayang, om ikut.” Jawab Ardhan mengacak-acak rambut Alif.

“Ih om, angan belantakin lambut Alif.” Rajuk Alif sambil memanyun kan bibir nya, Fatimah dan Ardhan hanya tersenyum gemas melihat nya.

***
“Ayo sayang kita jalan-jalan ke Gandus di sana terdapat Al-Quran terbesar sekalian wisata religi dan lagi Al-Quran nya bertepatan di salah satu pondok pesantren, nanti di perjalanan ammi jelaskan lagi, mending sekarang kita barangkat nanti kesiangan.” Ajak Fatimah karna takut akan kesiangan.

“Ok ammi, om juga ayo kita jalan nanti ammi yang adi peandu kita” Ajak Alif dengan girang.

“Ayo, om akan ikut kemana Alif mau pergi
” Jawab Ardhan sambil tersenyum.

🌹🌹🌹
Ayo penasaran gak sama akhir cerita Fatimah dan Ardhan?

Siapa ya kira-kira yang jadi jodoh Fatimah sampai ke Jannah?

Apa Ardhan akan bersatu dengan Fathanah atau akan ada yang lain?

Stay terus ya di novel Jodohku Milik Orang!


Bab Berikutnya
Bab Sebelumnya

0 komentar: