Kamis, 17 Juni 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 15 Jalan-Jalan

***
“Ayo sayang kita jalan-jalan ke Gandus di sana terdapat Al-Quran terbesar sekalian wisata religi dan lagi Al-Quran nya bertepatan di salah satu pondok pesantren, nanti di perjalanan ammi jelaskan lagi, mending sekarang kita barangkat nanti kesiangan” Ajak Fatimah kepada anak nya. 

“Baik ammi, tapi om ikut juga kan?“
Tanya Alif kepada Ardhan. 

“Iya, om akan ikut Alif pergi.” Jawab Ardhan sambil tersenyum. 

Setelah mereka di dalam mobil Fatimah menceritakan lagi tentang Al-Quran raksasa.

***
“Ayo sayang sekarang kita sudah sampai, ayo bang selama ini aku baru dua kali datang ke sini dan ini adalah kunjungan ke dua ku, walaupun lama tinggal di sini, tapi sering tidak ada cukup waktu tuk kesini” Jelas Fatimah kepada Ardhan. 

“Kalau yang pertama sama siapa Fatimah? ”Tanya Ardhan yang terus berjalan sambil menuntun Alif, mereka seperti satu keluarga yang harmonis, Fatimah di sebelah kiri dan Ardhan di sebelah kanan. 

“Yang pertama bersama Fatma, waktu pulang dari pesantren” Jawab Fatimah santai. 

“Kalau sama Fahril apa tidak pernah ke sini? Kan waktu itu kamu tinggal di Palembang?!” Tanya Ardhan yang berhasil membuat Fatimah menghentikan langkah nya. 

“Kami tidak pernah ke sini, karna kesibukan mas Fahril yang selalu bolak balik Jakarta-Palembang karna urusan pekerjaan, paling kita kalau lagi hari libur cuma ke timezone menemani Alif bermain, aku juga tidak menuntut ingin liburan karna menurut ku asal kan bersama itu sudah cukup.” Fatimah menjawab sambil mengulas senyuman yang manis dan dengan tatapan yang sulit tuk di arti kan.

“Oh maaf Fatimah kalau abang sudah lancang menanyakan masa lalu mu.” Ardhan nampak merasa bersalah karena telah lancang bertanya seperti itu ke pada Fatimah. 

“Tidak apa bang, itu kan sudah jadi masa lalu ku, ayo kita masuk dan liat-liat dan tolong nanti potoin ya bang.” Jelas Fatimah sambil mengulas senyum bahagia, karna menurut nya masa lalu hanya untuk di kenang bukan untuk di ratapi. 

“Ok nanti abang potoin.” Jawab Ardhan yang langsung diangguki oleh Fatimah. 

“Sini bang tolong potoin Fatimah di situ ya, abang poto nya dari sini aja.” Pangil Fatimah sambil melambaikan tangan dan terus tersenyum. Senyuman yang bisa menggetarkan hati Ardhan.

“Alif tunggu di sini sama om dulu ya sayang, ammi mau minta di potoin sebentar.” Jelas Fatimah kepada  Alif, yang cuma diangguki dan senyumin oleh sang anak.

“Mana bang hasil nya, Fatimah mau !lihat” Pinta Fatimah dan langsung diangguki dan menyodorkan HP nya. 

“Ini, bagus hasil nya kamu kelihatan cantik.” Puji Ardhan yang langsung di sambut senyuman yang manis oleh Fatimah. 

“Iya benel ammi tantik, tapi kan ammi nya Alif memang celalu tantik, iya kan om?” Kata Alif  polos yang langsung minta persetujuan Ardhan. 

“Bener banget kamu sayang.” Kata Ardhan sambil mencium pipi Alif karna gemes dengan tingkah laku Alif. 

“Abang kenapa malah ngikut Alif, aku kan jadi malu, apa lagi di sini lagi banyak orang, tuh orang pada liat ke sini.” Sungut Fatimah sambil mengarahkan pandangannya kepada orang-orang. 

“Tidak usah malu lah, kan abang bilang yang abang lihat.” Ardhan berkata sambil tersenyum  menghadap Fatimah. 

“Terserah abang lah.” Jawab Fatimah malu-malu. 

“Ya, memang terserah abang lah kan yang abang puji tu calon istri abang.” Ardhan senyum-senyum sambil menaik turun kan alis nya. 

“Apa sih bang, becanda nya tidak lucu.” Jawab Fatimah asal padahal dia cuma menutupi rasa canggung dan rasa malu nya saja, tapi dia lebih memilih tak menanggapi serius ucapan Ardhan. 

“Andai kamu tahu Fatimah, aku itu berkata jujur, aku jujur dan tulus ingin menjadi kan mu istri ku, tapi seperti nya kau masih belum ingin membuka hati mu, ku harap kau akan segera membuka hati mu.” Gumam Ardhani di dalam hati sambil menghadap Fatimah yang sedang tersenyum kepada nya. 

“Jujur bang, aku cukup tertarik dengan diri mu dan perhatian mu, tapi aku belum siap, aku belum siap seandainya kau hanya akan mempermainkan diri ku, walau ku melihat ketulusan di mata mu, aku hanya meragukan diriku sendiri, apa aku sanggup menerima mu tanpa menyakiti mu. Aku bukan lah wanita yang sempurna tuk mu bang, ku harap kau bisa menemukan wanita yang jauh lebih baik dari ku. Fatimah berkata di dalam hati sambil tersenyum menghadap Ardhan. Ini lah yang di sebut bibir tersenyum, tapi hati berkata lain. 

Lamunan mereka terhenti kalah mendengar suara Alif yang memanggil mereka. 

“Ammi, om kok malah melamun, kan Alif melasa di anggulin.” Kata Alif sambil memanyunkan bibir nya. Entah mengapa kadang pemikiran Alif bisa terlihat sangat berbeda dari umur nya, tapi walau begitu Alif tetap lah seorang anak kecil yang masih belum benar-benar pahan akan kehidupan orang dewasa. 

“Tidak kok sayang, ammi tidak melamun.” Jawab Fatimah sambil mencium dan mengelus kepala Alif. 

“Iya, om juga tidak melamun, om tadi cuma mikir abis ini Alif mau pergi ke mana lagi?!” Jawab Ardhan beralasan. 

“Oh, alau abis ini Alif mau makan telus pulang, coal nya Alif udah capek om.” Jawab Alif dengan gaya polos nya dan di tambah lagi dengan logat bicara nya yg lucu. 

***

“Nak, Alif abis ini mau tinggal sama nenek atau mau tinggal sama ayah, Alif kan tau kalau ammi sekarang harus kerja dan ammi juga akan melanjutkan kuliah ammi yang belum selesai?!” Jelas Fatimah pada Alif, karna kalau Alif tinggal sama Fatimah dia akan sering di tinggal-tinggal pergi. Tentu saja Fatimah tidak ingin anak nya merasa sedih dan sendiri. 

“Tapi Alif mau nya tinggal sama ammi!” Jawab Alif sambil memasang muka sedih nya, yang bisa membuat Fatimah tak berdaya menghadapi nya. 

“Atau gini aja, selagi ammi kerja atau kuliah Alif tinggal sama ayah dulu, setelah ammi pulang ammi akan jemput Alif. Gimana sayang mau ya, ini kan untuk kebaikan ammi dan Alif juga.” Jelas Fatimah kepada Alif supaya bisa mengerti keadaan nya sekarang. 

“Kalau itu...
Alif mau mi, asal bisa sama ammi.” Jawab Alif sambil berpikir. 

“Berarti Alif setuju kan sayang, kita deal kan sekarang?”  Ucap Fatimah sambil menyodorkan tangan nya pada Alif seperti orang yang akan mengajak berkenalan. 

“Iya ammi tu cayang” Jawab Alif sambil memeluk Fatimah, bukan menjabat tangan Fatimah tapi malah memeluk Fatimah. 

“Ya sudah sekarang Alif tidur ya sayang, kan besok kita sudah harus balik dan lagi ammi juga harus balik ke pesantren tempat ammi bekerja!” Bujuk Fatimah sambil membelai lembut rambut Alif. 

“Ammi di cana kelja apa? Kok Alif tak tau?” Tanya Alif dengan tingkah polos nya karna merasa penasaran. 

“Ammi di sana mengajar kan cara menjahit, dan gimana caranya supaya bisa membuat baju sendiri sayang.” Jelas Fatimah. 

“Ammi bica jait, kenapa Alif tak tau mi? Ammi kan tak pelnah jait sama Alif!”

Fatimah tersenyum mendengar celotehan anak nya yang selalu ingin tahu tentang hal-hal yang belum pernah ia ketahui. 

“Iya sayang, ammi bisa jahit kan ammi kuliah di pakultas desain fashion.”

🌹🌹🌹

“Ukhti, aku tambah gugup sekarang, apa lagi pernikahan ku tinggal tiga hari lagi rasa nya gimana gitu.” jelas Fatma sambil menggengam tangan Fatimah. Sangat nampak di wajah nya bahwa sekarang ia sedang gunda. 

“Insyaallah semua nya akan baik-baik saja, serahkan semua pada Allah karna Dia yang maha segalanya.” Fatimah berusaha menenangkan sahabat nya yang sedang gelisah menghadapi hari pernikahan nya yang hanya tinggal menghitung hari. 

“Iya aku yakin dengan kuasa-Nya ukhti, cuma rasa gugup ku tidak bisa ku sembunyikan.” Ucap Fatma yang masih merasa gelisah. 

***

Ekhem gimana ya kelanjutan Fatimah dan Ardhan? 

Kok mereka jarang di expose ya? 

Nantikan kelanjutan nya di “Novel Jodohku Milik Orang”

... 
Bab Berikutnya
Bab Sebelumnya

0 komentar: