Minggu, 30 Mei 2021

Jodohku Milik Orang Bab.10 Matahari Terbit

Happy Reading All 😘
🌹🌹🌹

πŸ“±“Assalamu'alaikum Bu, ada apa bu?” Fatimah. 

πŸ“² “Waalaikumsalam nak, ibu kangen sama kamu nak, kapan kau pulang ke sini sayang?” Ibu. 

πŸ“±“Fatimah juga kangen sama Ibu, InsyaAllah lusa Fatimah pulang ke sana Bu.” Fatimah. 

πŸ“² “Kau apa kabar sayang?” Ibu. 

πŸ“±“Alhamdulillah baik Bu, Ibu gimana kabarnya dan semua keluarga di sana?”

πŸ“² “Alhamdulillah semua yang ada di sini sehat semua, oh iya jangan lupa jaga diri, jaga kesehatan dan jangan sampai telat makan, Ibu tidak mau kamu jadi sakit dan jangan lupa jika ada masalah berserah diri lah kepada Allah sang pemilik kehidupan.” Ibu. 

πŸ“±“Iya Ibu ku tersayang.” Fatimah tersenyum mendengar perhatian Ibu nya masih sama seperti dulu tak pernah berubah sampai saat ini. 

πŸ“² “Sudah dulu ya nak, Ibu hanya ingin tau kabar mu dan mengingatkan mu tuk jaga kesehatan dan jangan pernah lalai dalam hal agama.” Ibu. 

πŸ“² “Assalamu'alaikum, cepatlah istirahat ya sayang.” Ibu. 

πŸ“±“Waalaikumsalam, iya Ibu ku sayang" Fatimah dan Ibu nya mengakhiri sambungan telepon nya. 

Setelah  memutuskan sambungan telepon dengan ibunya, HP Fatimah kembali berbunyi.

“Siap lagi yang menelpon ku?!
Mas Fahril ada apa ya?” Fatimah bertanya pada diri sendiri.

πŸ“±“Assalamu'alaikum mas.” Fatimah.

πŸ“² “Waalaikumsalam” Fahril.

πŸ“±“Ada apa mas, apa ada masalah sama Alif?” Fatimah nampak khawatir karna tiba-tiba Fahril menghubungi nya.

πŸ“² “Tidak ada Alif sehat kok, Alif cuma mau dengar suara kamu, kata nya rindu sama ammi nya!” Fahril menjelaskan karna terdengar kekhawatiran di suara Fatimah.

πŸ“±“Oh, mana Alif mas?” Fatimah lega karna tak ada yang perlu dia khawatir kan.

πŸ“² “Assalamu'alaikum ammi, Alif lindu ammi, ammi kapan jeguk Alif, Alif pengen main sama ammi, ammi gak lindu sama Alif ya?” Alif bertanya tanpa henti tak memberikan kesempatan untuk Fatimah menjawab.

Fatimah hanya tersenyum mendengar celotehan polos dari anak nya

πŸ“±“Wa'alaikumussalam sayang, kapan lagi ammi mau jawab, kalau Alif tanya terus!?” Ucap Fatimah masih dengan senyuman nya.

πŸ“² “Maaf ammi, tapi Alif benal-benal kangen ammi.” Jawab Alif lirih.

Fatimah yang mendengar nya langsung meneteskan air mata, sesungguhnya Fatimah juga sangat rindu pada anak nya tersebut, tapi tak mungkin bagi nya untuk terus datang ke rumah Fahril, jika Alif bersama nya juga akan sering di tinggal karna dengan kesibukan nya yang sekarang tak mungkin untuk menjaga Alif.

πŸ“±“Maafkan ammi ya sayang, ammi janji insyallah ammi secepatnya akan mengajak Alif bermain dan pergi jalan-jalan, Alif jangan sedih ya sayang, kan ada ummi sama ayah!” Fatimah merasa sedih karna perceraian nya berimbas pada anak nya, tapi dia bersyukur karna Alif memiliki ummi yang sangat baik.

πŸ“² “Iya ammi, tapi janji ya anti alan-alan dan main sama Alif, ammi agan boong ya.” Alif kembali ceria lagi setelah mendengar bujukan dari ammi nya.

πŸ“±“Iya sayang, ammi janji, tapi Alif Jagan jadi anak yang nakal, jadi lah anak yang shaleh, berbakti sama ayah, ammi dan ummi ya sayang!” Fatimah.

πŸ“² “Ok, siap ammi.” Alif.

πŸ“±“Mana ayah, ammi mau bicara sama ayah, kasi HP nya sama ayah sayang.” Perintah Fatimah kepada Alif.

πŸ“² “Ya ada apa Fatimah?” Fahril.

πŸ“±“Mas, maaf sudah beberapa minggu ini aku belum jenguk Alif dan sekarang aku ada di pesantren Kiai Abdullah, aku jadi pengajar sekaligus ingin memperdalam ilmu, maaf untuk sementara aku belum bisa jenguk Alif.” Fatimah.

πŸ“² “Ya tidak apa-apa, InsyaAllah Alif akan ngerti kok, kapan kamu ke pesantren Kiai Abdullah?” Fahril.

πŸ“±“Sudah hampir dua minggu mas, sudah dulu ya mas, titip salam buat Humaira.
Assalamu'alaikum.” Fatimah mengakhiri pangilan setelah Fahril menjawab salam nya.

πŸ“² “Ya nanti ku sampai kan, Waalaikumsalam.” Fahril.

***
Fatimah masih terjaga walau malam telah larut. 
*Entah apa yang membuat nya tak bisa tidur author pun tak tau😁*

Fatimah membaringkan tubuh nya di atas tempat tidur nya dan perlahan dia menutup mata nya sampai akhirnya dia pun tertidur.

Waktu subuh menjelang Fatimah telah siap untuk shalat berjamaah di musholah khusus santriwati.

Dalam perjalanan dia bertemu dengan Fatma.

“Assalamu'alaikum ukhti!” Fatma menyapa.

“Waalaikumsalam ukhti.” Fatimah membalas menyapa.

“Shalat ke musholah juga?” Tanya Fatimah.

“Iya.” Jawab Fatma singkat.

Selesai shalat subuh berjamaah, berhubung hari ini hari jumat dan pesantren libur jadi Fatimah dan Fatma pergi ke bukit di belakang pesantren untuk melihat matahari terbit dan menghirup udara yang masih sangat segar.

“Ukhti dulu kita sering ke sini, saat hari Jum'at seperti ini tuk menyaksikan betapa indahnya ciptaan Sang Maha Pencipta.” Fatma tersenyum mengenang hari-hari yang pernah dia lalui bersama Fatimah.

“Iya ukhti, dulu kita sering ke sini, untuk sekedar lari pagi atau pun untuk melihat matahari terbit dan menghirup udara segar di pagi hari.” Fatimah tersenyum sangat manis di depan sahabat nya.

“Oh ya, ukhti gimana persiapan pernikahan mu, apa yang bisa aku bantu?” Fatimah bertanya dengan antusias karna mengingat ini adalah pernikahan sahabat terbaik nya.

“Nanti temanin kami fitting baju ya ukhti,  karna hari ini rencana nya mau ke butik untuk fitting baju pengantin.” Pinta Fatma kepada Fatimah.

"Ψ­Ψ³Ω†Ψ§ Ψ΅Ψ―ΩŠΩ‚ΩŠ" ( Ok sahabat ku)” Jawab Fatimah

“Kita sudah sampai di atas bukit, masyaAllah indah nya, kita datang tepat waktu ukhti.” Ucap Fatma girang.

Fatimah hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi sahabat nya yang sudah menarik tangan nya untuk duduk menikmati matahari terbit.

“Sungguh indah kuasa mu ya Allah, ku harap hidup ku akan seperti mentari yang bisa menyinari dan memberi kehangatan untuk orang lain tapi tetap dengan cara yang telah kau tentukan.” Fatimah berkata di dalam hati sambil tersenyum tulus dan pandangan lurus ke depan.

“Ukhti tolong doa kan aku, supaya pernikahan ini menjadi yang pertama sekaligus yang terakhir dalam hidup ku, dan semoga kami berjodoh dunia maupun akhirat. Aamiin.” Pinta Fatma sambil terus memandangi matahari terbit dan sesekali melirik Fatimah.

“Aamiin, semoga apa yang kau ingin kan, kan di ijabah oleh Allah SWT.” Balas Fatimah tulus.

"Ψ§Ω…ΩŠΩ† Ψ§Ω…ΩŠΩ† Ψ§Ω…ΩŠΩ† يا Ψ±Ψ¨" Fatma mengucap Aamiin sambil mengangkat ke dua tangan nya ke atas"

***
“Assalamu'alaikum.” Fatimah.

“Walaikumsalam, ukhti sudah datang, ayo kita langsung saja berangkat.” Ajak Fatma.

Dalam perjalanan Fatimah dan Fatma tak berhenti bicara, mereka berdua duduk di bangku penumpang, sedang kan Abizar duduk di belakang setir mobil dan fokus terhadap jalanan.

“Ukhti nanti sekalian kau juga fitting baju ya, dan aku titip undangan untuk mas Fahri dan istri nya ya.” Pinta Fatma.

Abizar terkejut saat mendengar bahwa Fahril mempunyai istri yang lain, tapi walau penasaran dia tetap diam dan memilih tak bertanya.

“Iya nanti akan ku sampai kan.” Fatimah tersenyum melihat sahabat nya yang sedang bahagia.

“Kau juga ukhti, jangan berlarut-larut dengan kesedihan, ku doa kan supaya Allah mengirim kan jodoh yang terbaik tuk mu.” Fatma tersenyum sambil mengenggam tangan Fatimah.

“Aamiin, aku sudah ikhlas kok atas takdir yang harus ku jalani.” Fatimah tersenyum tulus

“Na gitu dong, ini baru sahabat ku.”  Saut Fatma sambil tersenyum.

🌹🌹🌹

Mau tau kelanjutannya? 

Mau tau gimana akhir dari penantian Fatimah?

Pantengin terus ya novel “Jodohku Milik Orang” Suapaya tau kelanjutannya!!...

Thanks all πŸ™

Semoga sehat selalu πŸ˜‰
Bab Berikutnya
Bab Sebelumnya

0 komentar: