Selasa, 25 Mei 2021

Jodohku Milik Orang Bab.6 Pertemuan Yang Mengharukan

Satu bulan berlalu, kini Fatimah sudah pulih dan bisa berjalan seperti biasanya.

"Nak sekarang kamu sudah sembuh total, apa rencana kamu sekarang?"  Tanya Pak Wijaya kepada Fatimah.

"Insyallah, aku ingin menemui anak Fatimah Pa, sudah lama tidak bertemu dengan Alif, rasa nya sudah sangat rindu sama Alif." Jawab Fatimah sambil mengulas sebuah senyuman yang tulus dan terlihat sangat manis. 

"MasyaAllah nak, seandainya kamu benar-benar anak ku atau paling tidak kamu jadi anak mantu ku saja, supaya kamu terus terikat dengan keluarga ini." Pikir Mama Ratih yang sangat kagum dan sayang pada Fatimah. 

Walaupun Fatimah bukan anak kandung Ratih, tapi dia menyayangi Fatimah seperti anak kandung nya sendiri. 

“Kalau mau ke sana, lebih baik kamu di antar sama Abang mu saja.” Pinta Mama Ratih dan berharap supaya Fatimah bersedia di antar oleh Ardhan. 

“Tidak usah Ma, biar Fatimah naik taksi aja, Fatimah tidak mau merepotkan Bang Ardhan.” Fatimah menolak dengan nada yang halus, karna dia pikir Ardhan sudah banyak pekerjaan di tambah lagi satu kerepotan yang harus mengantarkan dia, tuk bertemu dengan Alif. 

“Ini kan hari libur dan Abang mu juga tidak akan merasa repot kok, ya kan Ardhan?” Mama Ratih sengaja bicara begitu supaya Fatimah dan Ardhan tidak ada alasan menolak lagi. 

“Iya Ma, tapi Fatimah tidak apa-apa kan kalo Abang yang ngantar?!” Ardhan ingin memastikan kalau Fatimah tidak merasa keberatan. 

“Ya gak lah, Fatimah mana mungkin keberatan, ya kan sayang?!” Mama Ratih mendesak Fatimah secara halus supaya Fatimah tidak bisa menolak lagi. 

“I-iya Ma tidak apa-apa” (Aduh Mama, ada-ada aja, aku kan jadi gugup jawab nya).  Jawab Fatimah sembari menggerutu di dalam hati. 

***

“Pa, Ma kita berangkat dulu ya, Assalamu'alaikum.” Fatimah berpamitan dan mencium punggung tangan kedua orang tua angkat nya. 

“Kita brangkat dulu Ma, Pa!”
Ardhan juga berpamitan sambil mencium punggung tangan ke dua orang tua nya. 

“Ya hati-hati.” Jawab kedua orang tua mereka bersamaan. 

🌹🌹🌹

“Fatimah kita belikan Alif mainan atau makanan dulu yuk.” Kata Ardhan memecah keheningan. 

“Boleh juga tu Bang.” Fatimah menjawab sembari melempar sebuah senyuman tulus yang sangat manis di mata Ardhan. 

Deg, deg... 

“Ya Allah hati ku serasa mau meloncat dari dalam  sini.” Pikir Ardhan sambil memegangi dada nya. 

“Kenapa Bang, dada nya sakit?” Dengan polos nya Fatimah bertanya tanpa tau apa penyebab nya, yang dia tau hanya mengapa Ardhan memegang danengusap-usap dada nya. 

“Tidak kok, oh ya kita udah sampai yuk kita cari mainan tuk Alif!” Dengan cepat Ardhan mengalihkan pembicaraan supaya Fatimah tidak curiga akan sikap nya. 

“Alif senang mainan yang gimana?” Tanya Ardhan pada Fatimah. 

“Dia tidak pilih-pilih mainan Bang, apa aja yang kita kasih dia pasti senang.” Jelas Fatimah yang langsung di anggui oleh Ardhan. 

Ardhan memilih mobil-mobilan dan robot-robotan, yang menurutnya Alif pasti suka

“Sudah kan Bang?” Tanya Fatimah saat Ardhan selesai memilih. 

“Udah yuk, kita langsung ke sana.” Kata Ardhan sambil menunjuk meja kasir. 

🌹🌹🌹

Sesampainya di depan rumah Humaira dan Fahril, Fatimah bertanya pada satpam yang berjaga di depan  rumah. 

“Assalamu'alaikum pak, apa Humaira ada di rumah?” Tanya Fatimah kepada satpam yang berjaga. 

“Waalaikumussalam,
Ada mbak, maaf mbak ini siapa ya?” Jawab Satpam sembari bertanya. 

“Bilang saja Fatimah ingin bertemu.” Jawab Fatimah memberi tahu. 

“Oh tunggu sebetar ya mbak.” Satpam. 

“Iya Pak.” Fatimah. 

Beberapa saat kemudian. 

“Silahkan masuk Mbak dan Mas nya.” Satpam

“Terima kasih Pak.” Fatimah. 

“Assalamu'alaikum, Humaira.” Sapa Fatimah karna Humaira sudah menunggu di depan pintu. 

“Walaikumussalam, ayo masuk Mbak, oh ya mas Ardhan yuk masuk.” Ajak Humaira pada Fatimah dan Ardhan. 

“Iya Humaira.” Jawab mereka bersamaan. 

“Mana Alif, Humairah?” Tanya Fatimah karena tak melihat anak nya. 

“Ada di taman belakang Mbak, lagi sama Ayah nya. ” Jawab Humaira. 

“Mbak ke sini mau ketemu sama Alif, Mbak kangen sama Alif, sejak Mbak sadar, baru kali ini kakak jengukin Alif.
Maafin Mbak ya kalau sudah merepotkan Humaira. ” Fatimah terlihat murung saat mengingat bahwa dia tidak bisa menjaga Alif sepenuh nya. 

“Ngak kok Mbak, Alif ngak ngerepotin, malahan Humaira senang, dengan ada nya Alif, aku tidak lagi merasa kesepian kalau lagi sendiri di rumah.” Humaira berkata dengan penuh keyakinan, bahwa dia sungguh-sungguh menyayangi Alif. 

“AAMMII...”
Alif langsung berteriak saat melihat Ammi nya datang, dia langsung menghamburkan diri dalam pelukan Fatimah. 

“Alif anak Ammi, Ammi rindu sayang, maaf Ammi baru junguk Alif, jangan marah sama Ammi ya sayang.” Fatimah memeluk Alif dengan erat, tapi  tidak menyakiti Alif, dia memeluk Alif sambil terus berkata-kata dan terus menangis, air mata nya terus mengalir tanpa bisa dia hentikan"

Setelah Fatimah mengurai pelukan nya, Alif yang melihat Ammi nya menangis lalu bertanya dengan polos nya. 

“Ammi, Ammi kok nangis, Alif meluk nya telalu kuat ya, maafin Alif ya Ammi.” Alif berkata sambil mengusap air mata Fatimah yang terus mengalir dan tak mau berhenti. 

“Ngak kok sayang, Alif ngak nyakitin Ammi kok, Ammi nangis karena senang bertemu sama Alif, Alif kan anak pintar ngak mungkin la Alif nyakitin Ammi.” Fatimah tersenyum dengan sangat bahagia karna melihat sang anak yang tampak sehat dan bertambah pintar. 

“Ammi jangan sakit lagi ya, Alif sedih ngeliat Ammi ngak bangun-bangun, waktu Alif bangunin pun Ammi masih ngak bangun hiks hiks, Ammi buat Alif takut hiks hiks, Alif sayang kok sama Ammi walau pun udah ada Ummi hiks hiks, tapi Alif masih kan tetap sayang sama Ammi hiks hiks,  Ammi jangan tidur panjang lagi ya hiks hiks.” Alif berkata sambil terus sesegukan karna menangis. 

Orang-orang yang melihat Fatimah dan Alif pun ikut merasakan kesedihan juga. 

🌹🌹🌹
Gimana masih penasaran dengan jodoh Fatimah selanjutnya? 

Apa yang akan di lakukan Fatimah, saat Ardhan mengungkapkan perasaan nya? 

Nanti kan bab-bab selanjutnya

Bab Berikutnya
Bab Sebelumnya

0 komentar: