Sabtu, 26 Juni 2021

Jodohku Milik Orang Bab. 22 Rasa Syukur

Hari-hari yang ku lalui sekarang lebih terasa sibuk. Mulai dari rutinitas yang bertambah dan di tambah lagi kesibukan yang harus berbagi waktu untuk anak ku. Walau hanya 1 kali dalam seminggu, aku harus tetap meluangkan waktu ku untuk nya.

Seperti di weekend ini, aku sedang bersama malaikat kecil ku Alif zidan ali. Yang selalu ceria di setiap hari nya, aku bersyukur kepada Allah walau anak ku terlahir di dalam keluarga yang bercerai, tapi dia tidak pernah kekurangan kasih sayang dari kedua orang tua nya bahkan ibu sambung nya pun sangat menyayangi nya.

Aku sangat bersyukur kepada-Mu, seperti yang tertulis dalam firman-Mu.

*Surah Al- Baqarah Ayat 157

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”

*Surat Luqman Ayat 12

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

 🌹🌹🌹

“Ammi sini main bareng Alif!!” Seru anak ku. 

“Iya sayang, kita main bareng ya. Alif mau main apa?” Tanya ku setelah aku mendekati anak ku. 

“Alif mau main itu!” Kata Alif sambil menunjuk salah satu wahana permainan.

“Alif mau main pukul tikus?” Tanya ku mencoba menyakinkan.

“Iya ammi, Alif mau coba main itu.”

“Ayo ammi temenin main nya.”

“Hore Alif mau pukul banyak-banyak tikus nya, biar gak bisa curi-curi keju lagi.”

“Kok keju sayang?”

“Iya keju ammi, kayak yang ada di film kartun Tomtom n jerjer!!” Ucap anak ku penuh sangat. 

“Iya deh, ammi paham sekarang. Ayo sekarang kamu pukul tikus nya.” Perintah ku pada Alif. 

Ya sekarang, aku dan Alif sedang berada di timezome. Alhamdulillah Alif senang walau hanya ku ajak ke sini setiap kali menghabiskan waktu bersama ku. Dia tidak pernah menuntut dia bilang asal bisa bersama ku, dia sudah sangat senang. 

Tidak terasa hari sudah hampir sore. Dan tidak terasa juga besok pagi Alif sudah tidak bersama ku. Karna kesibukan ku, aku tidak bisa mengurus nya setiap hari seperti dulu lagi. Tapi aku tetap bersyukur anak ku bisa menerima keadaan kami yang sekarang.

“Alif sekarang kita pulang ya nak, hari sudah mau sore. InsyaAllah kalo ada waktu kita bisa main lagi.”

“Ok ammi, hari ini Alif bahagia banget bisa bersama ammi.” Entah kenapa setiap kali mendengar ucapan itu yang kluar dari mulut kecil nya, hati ini terasa terharu dan bahagia. Tak banyak yang ku pinta, aku hanya ingin melihat anak ku bahagia dan terus berada di jalan Allah. 

“Iya sayang, ammi juga bahagia sekali bisa menghabiskan weekend ini bersama dengan Alif.” Ucap ku sambil mengecup pipi nya yang gembul. 

🌹🌹🌹

Hari senin pagi, hari ini aku kembali berada di rumah ini. Ya rumah mantan suami ku dan istri baru nya.

Aku bersyukur karna kami semua bisa akur, walau kami sudah menjalani hidup masing-masing. Hidup yang ku kira akan hancur oleh keegoisan tapi ternyata Allah memiliki rencana yang sempurna untuk hamba nya.

Sekarang kami hidup dengan saling menerima, saling melengkapi dan saling menghormati tentu nya.

“Assalamu'alaikum Humaira.”

“Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarakatuh kak, silahkan masuk kak, apa kakak sudah sarapan?”

Sebelum datang ke sini, aku sudah terlebih dahulu menghubungi Humaira. Dan teryata dia sudah menunggu kedatangan kami di teras rumah nya bersama mas Fahril dan bidadari kecil mereka. Tapi yang sering membuat ku binggung adalah panggilan nya terhadap ku.

Kadang dia memanggil ku mbak kadang juga kakak, tapi aku tidak pernah mempermasalahkan itu. Pikir ku selama dia nyaman, ya apa salahnya.

“Sebelum datang ke sini kakak sudah sarapan bersama Alif di rumah tadi.” Jawab ku dengan senyum ramah ku. 

“Maaf jika kakak merepot kan lagi. Kakak titp Alif ya, sayangilah dia seperti kau menyayangi bidadari kecil ini.

Kata ku sambil mengelus lembut pipi bayi kecil yang ada dalam gendongan Humaira.

“Iya kak, InsyaAllah aku akan menjaga dan menyayangi Alif seperti hal nya kepada Wardah (Wardah yang berarti Mawar).” Ucap nya sambil tersenyum tulus ke pada ku. 

“Kakak langsung pulang ya, soal nya kakak ada kuliah pagi hari ini.” Pamit ku pada Humaira. 

“Iya kak, bareng mas Fahril aja kak. Kan mas Fahril juga sekalian mau berangkat ke kantor.”

“Iya bareng mas aja, sekalian mas antar.”

“Tidak usah Humaira, mas Fahril. Kan kita bedah arah, biar aku naik taksi saja.” Ucap ku berusaha menolak tawaran dari mas Fahri dan Humaira. 

“Tidak apa kak, mas Fahril nya juga tidak keberatan.”

“Ya memang mas Fahril tidak keberatan, tapi aku harus menjaga hati dan perasaan mu Humaira. Kata ku di dalam hati.”

“Ya kan mas, mas tidak keberatan jika harus mengantarkan kak Fatimah dulu baru berangkat kerja?” Humaira mulai bertanya lagi pada mas Fahril dan aku berusaha memberikan kode agar mas Fahril bisa mengerti. 

Mas Fahril ingin mengiyakan ucapan Humaira, tapi setelah melihat ku menggeleng kan kepala sebagai isyarat kepada nya dan dia mengerti akan keadaan ku yang sekarang.

“Tapi mas baru ingat kalau ada rapat, kayak nya tidak bisa karna rapat nya akan di langsung kan pagi ini.”

“Aku tidak berbohong kepada mu Humaira, memang pagi ini aku ada rapat walau, rapat itu akan di langsung kan pukul sembilan pagi ini. Aku ingin mengantarkan Fatimah, tapi sepertinya dia sangat menjaga dan menghargai perasaan mu. Sehingga dia menolak secara halus.” Batin Fahril.

“Oh gitu ya mas, maaf ya kak karna mas Fahril gak bisa ngantar. ” Kulihat ada raut penyesalan yang nampak di wajah Humairah. 

“Tidak apa-apa Humaira, kakak ngerti kok. Ya sudah kakak pulang dulu ya.”

“Ya kak, hati-hati dijalan kak.”

Aku mengiyakan ucapan Humaira dan berjongkok untuk menyakan tinggi ku dengan Alif.

“Alif jangan nakal ya nak, Alif harus nurut sama umi dan Alif juga harus sayang sama adik Wardah. Nanti InsyaAllah kalau ammi ada waktu lagi kita bisa main bareng lagi.”

“Iya ammi, Alif akan ingat pesan ammi. Ammi hati-hati ya Alif sayang ammi.” Kata Alif sambil memeluk ku.

“Iya, ammi pulang dulu ya sayang.” Kata ku sambil mengecup ke dua pipi dan kening anak ku, yang di balas nya dengan kecupan di kedua pipi dan kening ku juga.

🌹🌹🌹

Sekarang aku kuliah sekaligus kerja di salah satu butik yang ada di pusat kota. Memang biaya kuliah ku di bantu oleh kedua orang tua angkat ku, tapi aku tidak bisa terus bergantung pada mereka.

“Kak, kakak di suruh ibu bos membuat pola untuk desain ini.” Kata salah satu rekan kerja ku.

“Oh ok, kapan pola nya di butuhkan oleh ibu bos? ” Tanya ku pada rekan kerja ku.

“Kata nya besok pagi kak dan kalau sudah selesai langsung kakak antar kan saja ke ibu bos. Kalau ada yang membingungkan, kakak bisa tanya langsung pada ibu bos.”

“Ok terima kasih, InsyaAllah kakak udah ngerti.”Jawab ku sambil tersenyum kepada rekan kerja ku.

Sekali lagi, tak henti-henti nya aku berucap syukur kepada Allah karna sudah memberikan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian ku.

Allah begitu baik pada ku, tidak ada alasan bagi ku untuk mendusta kan nikmat dari-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
fa bi-ayyi aalaaa-i robbikumaa tukazzibaan

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 23).

🌹🌹🌹
Bab Berikutnya
Bab Sebelumnya

0 komentar: